Am I Wrong?

634 61 4
                                    

"Begitukah?"
...
"Baiklah, aku akan melakukan apapun yang bisa kulakukan."
...
"Ehmm... Gomawo."

Jungkook segera meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya. Wajahnya menunjukkan kemurkaan yang luar biasa. Tetes demi tetes bulir keringat kini mulai berjatuhan dari dahinya.

Setelah lama berdiam diri. Jungkook pun akhirnya berdiri sembari mengambil kembali ponselnya. Ia menekan layar ponsel itu untuk menghubungi seseorang.

Tut... Tut... Tut...

"Yeoboseyo," jawab seseorang di seberang sana.

"Noona kau dimana?"

"Aku sedang bersama Wooyoung, wae?"

"Kita harus bertemu malam ini di tempat biasa," ajaknya dan langsung menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban orang itu.

"Apa malam ini saatnya?" tanya Jungkook pada dirinya sendiri.

**malam hari di sungai Han**

Jungkook menunggu seseorang di tempat favoritnya ini. Ia kembali gugup. Kakinya tak berhenti bergerak menendang-nendang tanah di hadapannya.

10 menit berlalu, Jungkook semakin tak karuan. Ia terus mengacak-acak rambutnya sendiri.tiba-tiba wanita cantik itu datang dari arah belakang dan mengejutkan Jungkook.

"Aaaaa...." teriak Jungkook kaget. IU pun tertawa puas. "Noona!!!" protes Jungkook.

Jungkook pun mempersilahkan IU duduk disampingnya. Ia terus memasang wajah serius. Keduanya masih saling bertatapan dan saling diam.

"Maukah kau mendengarkanku noona?"

"Ehmm... Araso."

"Noona aku mencintaimu," ucap Jungkook sambil menutup rapat matanya.

"Ne? Aku juga mencintaimu Jungkook-ah," sambil mengusap pipi Jungkook dan tak lama setelah itu ponselnya berdering lalu ia segera bangkit untuk segera pergi.

IU tampak tergesa ingin segera pergi, setelah membaca pesan yang baru masuk. Jungkook pun tahu bahwa IU sedang memiliki janji dengan Wooyoung Cinta pertamanya itu.

Secepat kilat Jungkook segera menghadang langkah IU dengan memegang tangannya.

Chupp....

Ciuman singkat Jungkook tiba-tiba di bibir IU. IU tak merespon apapun dan hanya diam kebingungan.

"Kumohon padamu tinggalkan laki-laki itu. Dia itu brengsek. Dia kesini bukan untuk menerima perasaanmu, tapi..... "

Plakkk.....

Suara tamparan keras IU memotong pembicaraan Jungkook. Nafas IU kini memburu dengan air mata yang mulai membasahi ujung-ujung matanya.

"Tidak sopan sekali kau ini! Beraninya kau! Aish~ bukankah kau tahu betapa sakitnya aku 8 tahun ini. Dan sekarang, saat aku mulai kembali pulih kau kembali ingin meruntuhkanku," maki IU dengan suara yang bergetar.

Jungkook mencoba mengusap air mata yang jatuh di pipi IU. Namun sayang, tangan mungil IU menampiknya.

"YA!!!!" bentak Jungkook untuk pertama kalinya. "Kau harus mendengarkanku eoh?" lanjutnya dengan lembut.

"Cukup!!! Cukup sudah yang kau katakan untuk hari ini Jungkook-ah. Noona pergi eoh?" isaknya dengan suara yang terdengar ada perasaan sakit yang teramat sakit.

Belum genap langkahnya pergi, wanita itu kembali berbalik menghadap Jungkook.

"Dan... Lupakan cintamu itu. Kau berkata mencintaiku dan sekaligus menyakitiku, itu membuatku merasa lebih buruk," ucap pedas IU dan segera pergi.

Jungkook hanya dapat melihat punggung IU menjauh dan semakin jauh. Ia sangat tahu apa yang sedang dirasakan IU. Karena Jungkook lah yang selama 8 tahun ini menemani dan ikut merasakan setiap luka yang dirasakannya.

"Kau akan lebih sakit jika kau tahu kenyataannya, sunbae," ucap Jungkook sendiri.

"ARGHH.....!!!!" teriak kesal Jungkook yang membuat semua mata memandang padanya.

Jungkook yang kesal kini berjalan meninggalkan Sungai Han dengan perasaan yang sangat kacau. Ia tak henti-hentinya merancau di sepanjang jalan sambil tangannya terus mengacak rambutnya sendiri.

Jungkook terus berjalan mengikuti kemana langkah kaki membawanya. Sampai akhirnya ia berhenti di sebuah kedai kecil di pinggir jalan

"Ahjumma soju juseyo!" pintanya kepada ahjumma pemilik kedai.

Ahjumma itupun segera mengantar pesanan milik pelanggannya itu. Seteguk demi seteguk soju mulai memasuki tenggorokan Jungkook. Mata dan pipinya kini mulai memerah. Sepertinya Jungkook mulai mabuk.

"Ahjumma satu botol soju lagi juseyo!" pintanya melantur kepada ahjumma itu lagi.

Pemilik kedai hanya menuruti perkataan Jungkook sambil menggeleng-geleng kecil.

1 botol...

2 botol...

3 botol...

Jungkook menghabiskan 3 botol soju tanpa waktu yang lama. Ia bukan peminum yang hebat. Satu gelas kecil pun sudah cukup membuatnya mabuk. Bisa di bayangkan bangaimana keadaannya kini.

Setelah menyelesaikan pembayarannya, Jungkook kini berjalan sempoyongan keluar dari kedai. Mulutnya seperti tak terkendali, Jungkook terus merancau tak jelas, berbicara kasar, dan berteriak-teriak.

"ARGH....!!! BRENGSEK!!! WOOYOUNG -AH!!!" teriaknya yang kini sedang duduk di pinggir bahu jalan.

Ia tak lagi kuat berjalan dan hanya bisa terduduk lemas. Tingkahnya menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya. Sampai akhirnya, sebuah mobil hitam berhenti tepat di hadapannya. Seseorang berjaket kemudian turun dan memapah Jungkook masuk ke dalam mobilnya.

.
.
.
.
TO BE CONTINUED ❤

AM I WRONG? [Complete Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang