Pengkhianat yang Dikhianati

309 35 3
                                    

An Anime Fanfiction
Naruto © Masashi Kishimoto
KnB © Fujimaki Tadatoshi
YnKM © LovelyLavender2712

Pengkhianat yang Dikhianati

Hinata sebenarnya merasa was-was. Takut ada apa-apa jika Sasuke nekat berkencan dengannya. Sebenarnya beberapa hari lalu Sasuke sudah meminta alamat emailnya. Bahkan jauh sebelum Sakura mencoba mendekatinya. Tapi, baru kemarin Sasuke menghubunginya. Pemuda Uchiha itu mengajak Hinata ke Taman Bermain.

Dan kini Hinata menatap Sasuke yang berdiri di depannya.

“Kau yakin tidak apa-apa? Aku bisa pulang sendiri, kok... Kalau kau pulang malam aku takut---“

“Tidak akan terjadi apa-apa, Hinata, kau tenang saja. Sekarang, ayo kita pulang...” ajak Sasuke. Ia menggandeng tangan Hinata. Menarik gadis itu untuk diantar pulang.

Perjalanan dari taman bermain itu memang jauh. Mereka berangkat dari rumah Hinata ketika pagi tadi. Dan baru menjelang siang mereka tiba. Hanya beberapa jam yang dipergunakan keduanya untuk mengelilingi taman bermain tersebut. Lalu, sekarang, saat hari menjelang sore keduanya ke halte untuk menunggu bus yang akan membawa mereka pulang.

Hinata sedang merenung memandangi pemandangan di luar bus ketika Sasuke menawarkan sebotol minuman pada Hinata. Namun, gadis itu menolak dan tetap memandangi pemandangan di luar.

Dalam pikirannya ia sangat takut jika saja Uchiha Sasuke berakhir seperti mantan kekasihnya, juga senpai baik hati yang membantunya tempo hari.

“Semua akan baik saja...” bisik Sasuke megeratkan genggamannya pada tangan Hinata untuk mengurangi rasa khawatir gadis itu.

Memang, hari itu berakhir dengan baik. Beruntungnya Uchiha Sasuke kembali ke rumahnya dengan selamat.

***

Sasuke duduk di samping Hinata. Gadis itu menatap kosong ke arah kotak bekalnya yang berisi beberapa onigiri dan tempura. Sasuke mengernyit, kenapa? Pikirnya.

“Hinata,” panggilnya pelan.

Sukses membuat Hinata terkejut. Sepertinya gadis itu sedang banyak pikiran.

“Kau kenapa?” tanya Sasuke perhatian. Ia menatap Hinata lembut.

Hinata menggeleng, buru-buru membereskan peralatan makannya dan melangkah pergi. Meninggalkan Sasuke yang terkejut akan sikap Hinata.

Sore harinya, Sasuke menghampiri kelas Hinata. Hanya tinggal Hinata dan Akashi di kelas itu yang terang saja baru menyelesaikan tugas kelompok.

“Hinata, aku mau bicara,” ucap Sasuke dingin.

Hinata tidak bergeming. Memancing Akashi untuk menatap gadisnya itu, yang gadis itu kini menunduk.

Sasuke mendongakkan wajah Hinata dan mencium bibir gadis itu.

Mata Akashi membeliak, sontak saja menggelap. Akashi ingin melakukannya, tapi tidak di depan Hinata. Maka yang bisa ia lakukan hanyalah mencengkeram erat tali tasnya.

Hinata terisak, ia kemudian mencoba melepaskan diri dari ciuman Sasuke. Dan berhasil! Gadis itu buru-buru meninggalkan Sasuke dan Akashi.

“Kalau kau melakukan itu sekali lagi---“

“Kau mau mengancamku, anak kelas satu? Sadar posisimu,” potong Sasuke kemudian meninggalkan Akashi.

***

Semenjak hari itu, pribadi Hinata yang hangat berbalik. Ia menjadi pemurung, tampak banyak pikiran setiap saat. Nilai pelajarannya pun menurun, meski tetap menjadi yang terbaik. Dan itu membuat Akashi khawatir sekaligus bingung.

Setelah sekian lama ia tidak melakukannya, ia kembali menguntit Hinata.

Bersembunyi dalam bayang-bayang adalah Akashi, memandangi objek yang ia untit sedang berjalan melewati gang sempit dengan agak tertatih.

“Hei, Jalang, sudah lebih baik? Bagaimana rasanya dicium!?”

Akashi membulatkan mata. Bukan, bukan karena betapa cantiknya gadis berambut merah muda yang sedang menghardik Hinata itu. Tapi karena gadis itu, Haruno Sakura, telah melanggar kesepakatan yang mereka buat bersama. Ia dengan beberapa gadis mengerubuni Hinata. Termasuk juga Yamanaka Ino.

Hinata tidak menjawab, gadis itu makin ketakutan, dan bisa dipastikan dia sangat ketakutan sekarang. Sakura berkacak pinggang, ia menepuk pundak Hinata. Membuat gadis berambut indigo itu mendongak, berharap Sakura mengasihaninya kali ini.

Tapi Sakura tersenyum culas, ia mengepalkan tinjunya dan mengarahkannya ke perut Hinata dengan kencang. 

Akashi membulatkan mata saat Hinata menyemburkan darah segar dari mulutnya, tak tertinggal gadis itu ambruk menabrak dinding yang membatasi gang itu. Gadis-gadis yang bersama Sakura kemudian ikut-ikutan mengeroyok Hinaya. Memukul, menendang, apapun itu hingga membuat hinata tergeletak tak sadarkan diri. Tangan Akashi terkepal. Dengan susah payah dia menyetabilkan emosinya dan melangkah keluar dari bayang-bayang.

Tangannya saling bertabrakan, memberikan applaus bagi gadis bar-bar berambut merah muda yang menjalin kesepakatan dengannya tempo hari.

“Tak kusangka kau sagat kuat, ya, Sakura...” ucap Akashi sarkastik, “Kau hampir membunuh benda favoritku, lho... Tahu apa ganjarannya?” Akashi menyeringai saat menangkap rona terkejut dari Sakura.

Dengan langkah pelan namun mematikan, Akashi mendekati mereka. Tangannya mengeluarkan sebuah gunting yang berkilau saat tertimpa sinar mentari senja dari celah bangunan.

“Syukurlah kalian memilih gang ini,” ucap Akashi. Makin melebarkan seringainya.

Kemudian dengan gerakan cepat, ia melesat ke arah Sakura. Menusukkan guntingnya tepat ke dada kiri gadis itu. Merusak jantungnya dan menghentikan kehidupannya. Tapi bahkan sebelum Sakura tewas, Akashi tidak akan membiarkan gadis itu tewas dengan mudah. Dengan cepat Akashi menarik guntingnya, menancapkannya kembali, menarik kemudian menancapkan berkali-kali hingga gadis itu diam tak bergerak.

“Nah, siapa yang berikutnya?”

***

Akashi menghembuskan nafas, ia menatap mayat bergelimpangan di gang itu. Hanya menunggu waktu hingga warga menemukan mereka. Ia segera mengantungi kembali gunting temannya itu, kemudian mendekati Hinata.

Akashi menggending gadis itu dengan lembut. Kemudian dengan segera membawa gadis itu ke rumah Hyuuga.

Setelah berpamitan pada Hanabi, Akashi segera berlari untuk menuju ke apartemen Uchiha Sasuke. Karena Sakura telah mengkhianatinya, maka ia juga takkan membiarkan apa yang Sakura cintai tenang.

Dalam kasus ini, Sakura telah mengkhianati Akashi dengan menyakiti Hinata. Dengan kata lain Sakura menyakiti Hinata. Maka, sebagai pembalasan dendam, Akashi akan dengan senang hati menyiksa Sasuke seperti Sakura menyiksa Hinata.

Bukankah hidup ini adil?

.~.

Yandere-kun No Koi Monogatari [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang