An Anime Fanfiction
Naruto by Masashi Kishimoto
KuroBasu by Fujimaki Tadatoshi
Yandere-kun no Koi Monogatari © LovelyLavender2712Cinta sang Uchiha
Hanya perasaannya saja atau apa, Hinata merasa pagi ini lebih suram daripada pagi yang sebelum-sebelumnya. Langit tampak mendung, dan angin berembus.
Suram.
Hinata melangkah melewati sebuah salon, ia baru saja keluar dari market untuk membeli payung, ketika sebuah suara yang menyerukan namanya membuat gadis itu berhenti melangkah.
Ia melihat seorang pemuda berkacamata, bertubuh tinggi yang mengenakan seragam Seirin sama sepertinya tampak keluar dari salon yang barusan dilewatinya.
“Sudah kuduga kau benar-benar Hyuuga Hinata,” ucap pemuda itu, Hyuuga Junpei.
“Kenapa Hyuuga-senpai memanggilku?” tanya Hinata sopan, “Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Hinata lagi.
“Tidak ada. Apa kau sudah tahu?” ucap Junpei mulai melangkah.
Hinata mengernyit, “Bagaimana aku tahu kalau Senpai tidak memberitahuku?” ucapnya kemudian ikut melangkah di samping kapten Klub Basket itu.
Junpei terkekeh canggung, “Kulihat kau Sabtu lalu kencan dengan Teppei. Jadi kupikir kau tahu sesuatu,” ucap Junpei pelan.
“Ka, kami tidak ken---““Dia dibunuh,” potong Junpei.
Langkah Hinata sontak berhenti, “Ap, apa?” tanya Hinata pelan.
Junpei ikut menghentikan langkah, ia melirik Hinata yang terlihat shock lewat ujung matanya yang terbingkai kacamata.
“Sudah ada beritanya di official website Seirin, kau tidak tahu?” tanya Junpei menaikkan kacamatanya.
Hinata menggeleng, ia terlihat terpukul.
Junpei mendesah, ia merasa bersalah membuat gadis itu jadi begini, “Ayolah kita segera ke sekolah... jangan sampai terlambat,” ucap Junpei lirih. Tanpa sadar menggandeng tangan Hinata.
Beruntung Akashi tidak melihat kejadian tersebut.
Sesampainya di sekolah, keadaan jauh lebih suram. Aida Riko, pelatih sekaligus mantan kekasih Kiyoshi Teppei menangis sesenggukan dalam pelukan Hyuuga Junpei begitu berpapasan di genkan sekolah. Beberapa siswi juga tampak menunduk sedih. Terlebih para anggota klub basket yang tampak sangat terpukul.
Sebagai penghormatan terakhir bagi Kiyoshi Teppei, sekolah mengadakan upacara khusus bagi pemuda berambut coklat yang kini hanya tinggal nama itu.
Air mata bercucuran, dengan isak tangis yang mewarnai pagi tersebut. Tak tertinggal air hujan setetes demi setetes membasahi Tokyo untuk kesekian kalinya.
Sang Kepala Sekolah menyampaikan pidato dengan isi yang sangat mengharukan, intinya ia mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya pada Mendiang Kiyoshi atas jasanya dalam tiap ajang pertandingan yang diikuti Seirin, rasa bela sungkawa dan lain sebagainya seperti pidato pemakaman pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yandere-kun No Koi Monogatari [✓]
Fiksi PenggemarSebuah hubungan rumit yang didasari nafsu membara Keinginan memiliki yang besar Termula dari sebuah obsesi akankah cinta rela datang dan mempersatukan mereka? ataukah membuat sepasang manusia bertolak belakang ini tercerai berai? Yandere-kun no Koi...