Dalam kamar yang lebih seperti gudang buku. Saat ditelusuri lebih lanjut banyak buku sama ketika menelisiri rak-rak yang terasembunyi dibalik sekat pemisah. Entah apa yang dipikirkan si pemilik yang pastinya buku-buku itu digunakan sebagai kebutuhannya.
Eunha dari atas ranjang mendesah berat setelah sekian lama bosan dengan novel baru yang belum lama dibelinya. Ia membacanya belum sampai akhir tapi sudah terlalu bosan dan tidak ada niat untuk melanjutkan bahkan untuk satu halaman.
Bukan ketenangan ini yang diharapkannya, bukan kegiatan dengan membaca novel, duduk-duduk bermalasan diatas kasur dan mengamati dalam diam kekasihnya belajar di kamar. Ia merasa kasihan tapi Jung Kook tentu tidak ingin dikasihani. Tidak ada yang bisa mengusir kebosanannya jika Jung Kook sudah belajar seperti ini.
Tanpa lelah, tangan Jung Kook terus mencorat-coret mengerjakan soal. Jika libur seperti ini, kekasih Eunha itu memeng lebih sering menghabiskan hari-harinya di kamar dengan belajar. Berada diposisi kedua tidak selamanya menyenangkan. Menjadi tak terlihat itu menyakitkan. Kalah saing dalam pengangkatan ketua siswa dulu sangat memalukan baginya.
Orang menganggapnya gila, memang ia gila untuk mendapatkan posisi nomer 1. Sekalipun di sekolah tidak terlihat belajar, tapi ia sangat serius dalam mendengarkan materi, mengerjakan ujian, dan mengumpulkan tugas. Istirahat dan menggangu orang hanya selingan dan hiburan semata. Istilahnya pelepasan stres.
"Jung Kook-ah, sudah dua buku kau habiskan. Ayo berhenti. Kita makan dulu." Satu-satunya wanita yang berani menghentikan Jung Kook ketika pria itu seperti robot yang menghabiskan waktunya hanya duduk belajar.
"Kau selalu seperti ini di rumah. Ayolah, Jeon Jung Kook tidak selemah itu. Aku tahu mustahil memang mengalahkan Ji Soo tapi kau juga harus menjaga kesehatanmu."
"Ini bukan karena gadis itu. Sudah sejak SMP tapi tak ada cara yang berhasil membuatnya pergi dari sekolah. Setelah semester kemarin aku sudah tidak perduli dengannya aku hanya bisa mengandalkan keberuntungan."
"Lalu?" Ia mendekati Jung Kook dan bersandar pada meja belajarnya. "Ada sesuatu yang belum kau ceritakan padaku."
"Bagaimana caraku mendapatkan posisi pertama?"
"Kau harus belajar dengan keras."
"Bagaimana jika itu sia-sia?"
"Jung Kook-ah kau tahu aku tahu. Sebelumnya, kau sudah pernah menanyakannya. Hanya ada satu cara yaitu ambil soal ujian itu. Tapi, kau tak pernah berfikir untuk melakukannya 'kan? Kuharap tidak." Eunha meringis bahwa apa yang dikatakannya mungkin saja terjadi. Siapa yang tahu hati dan pikiran manusia hari ini dan besok.
"Aku bukan pecundang."
"Kau mengakuinya sendiri. Dan karena ada dua orang diterima dengan beasiswa penuh di London kau akhirnya berhenti membuat masalah dengan Ji Soo. Kau hanya bermain-main dengan orang yang akan merebut posisimu. Setelah kepergian Dae Jong kau sudah tidak terlalu sering bermain dan kau hanya bersenang-senang dan kau juga hanya memerintahkan anak buahmu agar kerja Ji Soo semakin sibuk dan merasa lelah hingga waktu belajarnya dirumah berkurang. Sekarang apa alasannya? Ayo katakan!" tuntut Eunha tak ingin dibantah, ia bosan jika terus mengetahui diakhir. "Apa karena Yoon Gi? Anak baru itu. Ayolah, hanya ujian fisika."
KAMU SEDANG MEMBACA
Omoide [END]
Fanfic[COMPLATED] [15+] Suga, Ji Soo, Jung Kook, Eunha, Chanyeol, So Hyun, Seok Jin, ect. // Family, Drama Kejadian dua tahun lalu sebagai awal Ji Soo memahami keluarganya sekalipun ia belum mengetahui alasan pasti mengapa orang tuanya menitipkan di...