Five

1.9K 283 12
                                    

Hellen memandang Niall tidak percaya, ia membulatkan matanya dan menatapnya seolah Niall itu orang tidak waras yang tiba-tiba mendekatinya dan bilang bahwa orang yang ia temui beberapa kali sudah mati. Dan seketika Hellen tertawa terbahak-bahak, Niall agak terkejut dengan respon Hellen yang malah tertawa.

"Kau hahaha bisa saja Ni, mana mungkin aku berbicara dan dibantu oleh hantu? Kau tidak waras Ni. Pikiranmu terkontaminasi film horror. Hahaha. Sudahlah, aku mau tidur. Goodnight Ni" Hellen meninggalkan Niall yang mematung di dapur.

"Dia tidak percaya padaku?" Bisik Niall, ia pun mendengus dan kembali ke kamarnya untuk segera tidur.

*

Pagi ini Hellen sedang mempersiapkan kameranya, ia juga membawa sebuah journal untuk menuliskan apa yang ia ingin tulis saat ia meneliti kerumah tua itu. Ia mengambil kacamata dan bergegas keluar kamar.

Sesampainya ia dibawah ia melihat Harry dan Niall yang sedang duduk dimeja makan dan terlihat membicarakan hal yang serius. Tapi saat mereka mendengar ada suara langkah kaki mereka langsung terdiam dan melihat keasal suara itu.

"Hey Hellen, ayo makan" ucap Harry sambil tersenyum, dimple di pipinya terbentuk sempura, membuatnya terlihat semakin tampan. Niall yang ada didepannya mengangguk dan tersenyum lalu menepuk-nepuk kursi yang ada disampingnya.

Hellen berjalan mendekati mereka berdua, mengambil beberapa buah roti dan mengoleskannya dengan selai. Mata Harry dan Niall tidak lepas dari gerak-gerik Hellen. Merasa diperhatikan Hellen mendongak dan menatap Harry dan Niall tajam.

"Apa?" Hellen mengangkat satu alisnya, Harry dan Niall menatap satu sama lain, lalu Harry mengangguk.

"Kau harus segera pulang ke kota, kau tidak boleh ada disini lebih lama lagi." Ucap Niall serius, mulut Hellen terbuka membuat bentuk 'O' kecil.

"Wh-what? kalian mengusirku?" Tanya Hellen tidak percaya.

"Bukan begitu, hanya saja ada beberapa hal yang kau tidak ketahui disini. Dan ini selalu terjadi kepada para reporter yang kesini." Ucap Niall, tangannya sudah bebas dan tidak memegang rotinya tadi.

Hellen menarik napas panjang, "Apa maksudmu? Kalian ini berusaha menakutiku kan? Kalau aku kembali ke kota tanpa hasil yang memuaskan aku akan dipecat!" Ucap Hellen dengan nada yang tinggi.

"Hellen, aku dan Harry tidak berusaha menakutimu, aku berbicara serius sekarang. Asal kau tahu, lebih baik kau dipecat dari pada kau menghilang!" Ucap Niall tak kalah keras. Harry yang menyadari bahwa pembicaraan ini akan menjadi pertengkaran langsung melerai mereka.

"Hentikan. Niall-Hellen duduk." Ucap Harry yang terdengar berusaha tenang. Niall dan Hellen pun mulai terduduk seperti awal.

"Hellen semua yang Niall katakan itu benar. Kau harus keluar dari sini." Mata Hellen menyipit dan memandang Harry tidak percaya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bilang saja kalau kalian tidak mau aku ada dirumah kalian ini lebih lama. Iyakan? Ok. Aku bisa tidur dimobilku atau menginap dirumah penduduk lainnya. Terimakasih atas kebaikkan kalian untuk membolehkan aku tidur satu malam dikamar kalian itu." Hellen yang hendak berbalik dicengkram tangannya oleh Niall.

"Kau itu wanita teregois yang pernah aku kenal. Kami menyuruhmu pergi untuk kebaikkan dan kau tetap saja tidak mau mendengarkan kami. Aku dan Harry tidak bermaksud mengusir mu atau apapun itu. Malah aku senang kau disini. Tetap tinggal. Aku akan menemanimu kemanapun dan kapanpun jika kau akan meneliti." Hellen terdiam, hati kecilnya merasa senang saat Niall bilang ia senang dia disini. Hellen memutar badannya berbalik kearah Niall.

"Sekarang berhenti marah-marahnya, makan rotimu, dan saat kau mau meneliti bilang padaku." Ucap Niall dengan nada yang sangat tegas.

Hellen mendengarkan kata Niall, ia terduduk kembali dan mulai melahap rotinya. Keadaan disini sangat sepi, tidak ada salah satu dari mereka yang berbicara. Semuanya terfokus pada makanannya masing-masing. Tapi tanpa Niall dan Harry sadari Hellen mulai berhenti dari kegiatan makannya, sekarang Hellen tersenyum kearah jendela.

Diluar sana sudah ada seorang pria yang tersenyum kearahnya, ia memakai kacamata hari ini. Hellen tersenyum kearah orang itu, lalu pria itu melambaikan tangannya dan berbicara tanpa suara.

"Aku tunggu kau didepan rumah tua itu jam 12, jangan bawa Niall bersamamu"

***

Haaaaa! Siapa ya orang ituuuu? haha sok bikin penasaran gitu ya aku huhu:') Ngoming-ngomong aku kira awalnya cerita ini gaakan laku wkwk, makasih buat readers yang mau nge vote/comment, lebih makasih lagi buat yang ngevomment:) vote dan comment juga ya disini hehe.

Oh ya, kalau kalian para readers The Reporter mau baca cerita yang genre nya horror juga punya aku, bisa baca 'Hide And Seek' lihat aja di profile aku okay! Vomment jangan lupa ya! makasih:)

-Niallina xx

The ReporterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang