Fifteen

1.6K 247 27
                                    

"Hellena.."

Gasp.

"Si-siapa kau?"

Wanita itu berdiri didekat jendelaku. Wajahnya hampir semua tertutup oleh rambut pirangnya, dan terlihat bajunya yang agak lusuh dan kotor. Matanya seperti menatapku, tapi aku tidak yakin karena matanya tidak terlihat.

Oh crap. Siapa lagi ini!

"Hellena… kau harus pergi dari sini. Sebelum mereka benar-benar membawamu kedalam rumah itu.."

Aku mematung, "Mereka siapa maksudmu? Kerumah itu? Ap--ap--"

"Hellena, jika kau tertangkap kekuatan Dark Lord akan sempurna. Jadi tolong kau segera pergi dari tempat ini…"  potong wanita itu.

"Dark Lord? Dark Lord apa? Apa yang se--"

"Hellena? Kau berbicara dengan siapa?" Aku menoleh kearah siapa yang berbicara, Harry sudah memunculkan setengah badannya di pintu kamarku.

Mataku masih melihat kearah Harry, tapi jari telunjukku menunjuk keluar jendela kamar. "Wanita itu Harry, dia ada di..."

She's gone?

Harry mengerutkan dahinya sambil menatapku bingung, "Wanita apa Hellen? Tidak ada siapa-siapa disana." Harry menatap jendela sebentar, lalu menatapku lagi.

"Kau pasti kelelahan." Ucapnya sambil berjalan keluar.

Mulutku sedikit terbuka, aku tidak kelelahan sungguh. Aku yakin tadi ada seorang wanita yang mengajakku berbicara dari luar jendela!

Aku memijat keningku sebentar dan memutuskan untuk mandi. Aku merasakan air yang segar melewati setiap inci kulitku. Rasanya sangat tenang, tapi kemudian aku merasa sesuatu melewati tubuhku. Dengan cepat aku memutar kepala.

Kamar mandi ini kecil, tidak mungkin ada yang berlari. Lagi pula aku sudah mengunci pintu, dan ventilasi disini tidak terlalu besar.

Ah sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja.

Setelah aku selesai membersihkan tubuhku, aku menatap cermin yang ada didepan wajahku. Cermin ini berembun, membuat aku terlihat tidak jelas disana. Aku mengelap nya dengan satu tangan dan mu--

Who's that?

Ada seseorang dibelakangku. Bulu kudukku berdiri, tangan dan kakiku mulai bergetar dan mulai melemas. Aku takut.

"Kau tidak akan pernah lepas dariku Hellen. Dan sekarang adalah final dari semua yang telah aku lakukan."

Aku kenal suara ini!

"Z-Zayn?" Bisikku lirih.

Zayn tersenyum menyeramkan. "Yeah, that's my name bitch."

Mataku membulat mendengar kalimat itu.

Did he just call me bitch?

"What the hell is wrong with you!" Pekikku.

"There's nothing wrong with me. Aku hanya ingin keluar dari lubang kesengsaraan ku, dan aku ingin membuat Dark Lord bangga padaku karena telah membuat kekuatannya sempurna."

Zayn memegang bahuku, tangannya yang dingin membuat sekujur tubuhku merasa dingin. Ia mencondongkan tubuhnya, mendekatkan bibirnya kedekat telingaku dan berbisik. "Ssh, love. Jangan berteriak, it's time to go. Say bye bye to your beautiful world."

 

"What the--- AAAAAAA!" Aku merasakan sesuatu menembus dadaku. Kalung itu seakan masuk kedalam dadaku. Rasa sakit langsung menjalar keseluruh tubuhku.

Ada apa ini?!

Kemudian semua berubah gelap. Tapi gelap ini hanya sebentar selanjutnya aku terbangun ditempat yang gelap pula. Aku tertidur diatas lantai kayu yang lembab. Bau amis menyeruak masuk kedalam hidungku. Perlahan aku bangun dari posisi awalku tadi.

Bukankah tadi aku ada dikamar mandi? Dimana aku sekarang?

Aku melihat sekeliling. Yang bisa kulihat hanya ruangan gelap tanpa barang apapun. Karena aku bingung aku mencoba berjalan untuk mencari jalan keluar, aku pun mulai ber--

"Apa?!"

Kakiku dirantai? Siapa yang memperlakukanku seperti hewan?!

Aku berusaha berjalan lagi, bola besi yang ada menggantung dibagian akhir rantai ini sangat berat.

"Ergh!" Aku berusaha dan berusah, tapi semua sia-sia.

Mataku mulai memanas, sebutir demi sebutir air mata pun meluncur turun membasahi pipiku, aku menangis. Tangisanku mungkin tidak akan terdengar karena aku menangis dalam diam.

Aku takut. Aku bingung. Aku ingin pulang… Semua ini salahku, tidak mendengar ucapan Harry dan Niall. Niall… Aku ingin bersamanya…

"HELP!" Teriakku sejadi-jadinya.

-

"Hellena! Open the door!" Niall mengetuk pintu kamar mandi Hellen kuat-kuat.

Niall mendengar Hellen berteriak beberapa detik yang lalu, dan ia mencoba bertanya kenapa Hellen berteriak, tapi bukannya menjawab Hellen malah terdiam. Niall terus mengetuk pintunya, berharap Hellen tidak apa-apa.

"Hellena!" Teriak Niall untuk yang ke lima kalinya.

"Ergh, He-- Hellena? Kau tidak apa-apa?"

Akhirnya Hellen membuka pintu kamar mandinya. Ia keluar dengan wajah datarnya. Menatap Niall seakan tidak ada apa-apa.

Hellena tersenyum kearah Niall. "Ada apa? Aku tidak apa-apa." Jawabnya masih sambil tersenyum.

Niall mengerutkan dahinya, menatap Hellen khawatir. "Ka-kau yakin? Aku tadi mendengarmu berteriak. Apa ada sesuatu?" Tanya Niall.

Hellen menatap Niall, "Ya aku yakin. Aku? Berteriak? Mungkin kau salah dengar Ni. Aku tidak berteriak, sudahlah aku lapar." Ucap Hellen berjalan menjauhi Niall.

'Lapar? Bukankah ia bilang tadi ia kenyang?' Batin Niall bertanya-tanya.

"Hellen, beberapa menit yang lalu kau bilang kau kenyang…?"

Hellen hanya terus berjalan menjauhi Niall yang masih terdiam didepan pintu. Selang beberapa detik akhirnya Niall mengikuti Hellen yang sudah berada didepan lemari pendingin, Hellen meng-obrak-abrik-kan lemari pendingin itu, seperti mencari sesuatu yang tersembunyi.

Niall berlari dan menepuk bahu Hellen, membuat Hellen menatap Niall kosong. "Apa?" Tanya Hellen dengan wajah yang sangat datar.

"Kau mau merusak lemari pendinginku atau apa?" Ucap Niall agak kesal dengan sikap aneh Hellen.

"Bukan urusanmu." Ucapnya dingin sambil menepis tangan Niall dari bahunya.

Niall menggeleng-gelengkan kepalanya. Merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Hellen. Ia berubah 180 derajat.dari Hellen yang ia tau sebelumnya. Lebih dingin, aneh, dan datar. Dengan pasrah Niall berjalan menjauhi Hellen, berniat untuk mencari Harry dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Hellen masih sibuk dengan lemari pendingin milik Niall dan Harry, ia tersenyum lebar memperlihatkan giginya, matanya terbuka lebar(melotot), senyumnya cukup menyeramkan bila ada orang yang melihatnya tanpa sengaja.

Hellen mulai menggumamkan beberapa kalimat dengan nada yang tidak dikenal. "And we just have one more step, to get you fuckin' cunt for my Lord." Kemudian ia mulai mengeluarkan suara cekikikan.

***

Maaf gak update lama banget, dan maaf chapter ini geje to da makszzzz:(

-Isa x

The ReporterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang