Ten

1.6K 263 20
                                    

"Ia sudah berubah Harry! Ia bukan Zayn yang dulu! Jangan kau harap Zayn yang dulu dan Zayn yang sekarang itu sama! Mereka berbeda jauh!" Aku berbicara dengan sedikit keras pada Harry.

Tapi Harry terlihat sangat tidak memperhatikan diriku, ia seperti sedang memperhatikan sesuatu. Mata Harry membulat saat melihat jendela yang tepat ada dibelakang punggung ku. Aku memberanikan untuk melihat ada apa dibelakangku. Perlahan tapi pasti aku menoleh kearah belakangku.

Seketika tubuhku membeku. Rasanya lidahku lumpuh. Mataku membulat melihatnya

"miss me mate?"  Zayn. Itu benar-benar Zayn.

Zayn berjalan memasuki rumah ku dan Harry,Ia berjalan menembus dinding. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Mulutku tertutup rapat, badanku tetap sama dan tidak bergerak. Bisa kurasakan aku susah untuk bernapas. Zayn mendekat kearah aku dan Harry lalu terduduk diatas meja makan kami.

Ia masih mengenakan baju yang sama sebelum ia menghilang. Kacamata itu,jaket kulit itu, kaus hitam, skinny jeans dan sepatu sepadan. Hanya saja ia agak kasat mata. Mataku masih tertuju pada nya. Ia menatap diriku dan Harry bergantian.

"Oh rupanya tidak." Ucap Zayn sambil menyeringai.

"Ap--apa yang kau mau?" Harry menatap Zayn,Zayn tersenyum licik kearah Harry.

"Nothing."  Senyum licik yang menghiasi wajah Zayn masih setia ada disana.

Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku ingin membuat nya tidak mengganggu Hellen. Aku ingin dia pergi dari kehidupannya.

"Ka-kau harus pergi. Jangan ganggu Hellen." Ucapku ragu.

Zayn tersenyum miring,kemudian ia menundukkan wajahnya menatap lantai yang ada dibawahnya. Aku dan Harry tetap terdiam melihatnya,ia tidak bergeming sedikit pun,keadaan disini sangat sunyi, sampai aku bis--

"APA URUSAN MU JIKA AKU MENGGANGGU NYA? HM? APA KARENA DIA MANUSIA? HAHA. AKU AKAN MEMBAWA DIA BERSAMAKU." Zayn berteriak kearah wajahku.

Badanku mundur satu langkah dari tepatku yang semula. Wajahnya sudah berubah, wajah Zayn sudah berubah menjadi menyeramkan. Matanya putih, tidak ada pupil hazel yang menghiasi matanya,kulitnya pucat. Ia terlihat sangat menyeramkan.

"I'll bring her for my Lord. Kalau kalian berani membawanya pergi. Aku tak segan-segan bertindak."

Swosh.

Itulah ucapan terakhirnya. Sekarang ia menghilang seperti kabut yang terkena sinar matahari. Harry menghembuskan napas dengan kencang. Begitupun aku, aku mengatur napasku yang tadi sempat aku tahan.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan!" Harry menjambak rambutnya frustasi.

Hening,

Aku sedang berpikir, bagaimana cara melepaskan Hellen dari Zayn. Aku tidak ingin dia menjadi korban selanjutnya. Aku akan--

"Ah!" Aku menggebrakkan meja makan membuat Harry melompat sedikit dari kursinya.

"Fuck. Bisa kah kau tidak membuatku jantungan?!" Harry menggerutu.

"Bagaimana kalau kita membawa dia pergi setelah ia bangun? Atau mungkin kita--"

"Kau bisa mendengar tidak? Tadi Zayn bilang apa? Kau tau? Kalau kita membawa dia pergi, dia bilang dia akan bertindak!" Harry berteriak kearahku.

'Bagaimana bisa aku lupa ucapan Zayn?' Aku memijat keningku, berharap pijatan itu bisa membuat otakku mau berjalan. Aku dan Harry diam dalam keheningan. Otakku terus bekerja mencari jawaban.

"Biarkan saja dia diambil oleh mereka Ni." Ucap Harry dingin. Wajahnya lurus menatap lemari-lemari di dapur.

"Kau gila? Aku tidak ingin dia terluka! Apalagi dia diambil oleh mereka! Sudah cukup Zayn yang mereka ambil!" Harry menoleh kearahku.

"Jadi. Apa. Yang. Harus. KITA LAKUKAN!" Harry berteriak didepan wajahku.

Aku tidak bisa menjawab apapun. Aku sangat bingung apa yang harus aku lakukan. Aku tidak tau apa-apa lagi. Otakku benar-benar berhenti. Kami berdua kembali hening sampai akhirnya aku mendengar…

"AAAAAAAAAA!"

Dengan cepat aku menoleh kearah Harry, lalu aku berlari secepat mungkin kearah kamarnya. Harry mengikuti ku dari belakang. Saat aku sampai dikamarnya…

"FUCK! HELLEN!"

***

Woyaloh Hellen kenapa……………… lol. gue sosoan bikin penasaran gitu ya padahal gaada penasarannya sama sekali. Vomment(s) ya! 25+ vote gue lanjut ke chap selanjutnya.

oh ya, kalau mau kalian bisa kasih saran ff ini mau begimana-begimananya ok?

thanks<3

-Niallina xx

The ReporterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang