Hey guys! Aku mau berterimakasih dulu nih sama sweetjune21 karena dia udah bikinin cover aku! yeaaaaaay!!! bagus kannnn? makasih banyak yaaaa!xx now u can put ur butt down and read my 'abal-abal' story. lol. Happy reading!
*
*
*
Aku bergidik ngeri. Bisa secepat itu dia menghilang? Suasana disini terasa makin mencekam. Dengan cepat aku memaskukkan semua barang yang dipakai oleh Zayn tadi dan langsung menginjak pedal gas meninggalkan hutan aneh itu.
Diperjalanan masih saja aku terbayang-bayang oleh sosok Zayn. Yang terpintas dipikiranku adalah pertanyaan yang tidak masuk akal. Apakah Zayn itu hantu? Jadi dia bisa hilang dan datang dalam beberapa detik? Oh yatuhan. Semoga aku cepat sampai di desa itu.
15 minutes
Aku sudah sampai didekat desa. Terlihat dari sini ada cahaya-cahaya kecil dan beberapa rumah penduduk. Aku tersenyum senang bisa melihat rumah. Aku sudah sangat lelah mengudi selama 6 jam kurang ini.
Cittt
Aku menginjak rem mendadak, ada anak kecil yang berlari didepan mobilku. Hampir saja aku menabraknya, anak kecil itu memakai dress berwarna pastel, rambut blonde nya terurai panjang, kulitnya putih sekali. Ia terdiam didepan mobilku, menurutku pasti dia kaget.
Aku membuka pintu mobilku lalu turun menghampiri anak tadi. Matanya mengikuti gerak-gerikku. "Kau tidak apa-apa kan? Siapa namamu? Dan kenapa malam-malam begini masih bermain diluar rumah?" Tanya ku lembut, ia menatap mataku, bisa kulihat matanya hijau terang dan indah.
"Aku tidak apa-apa, namaku Margaretta, aku sedang mencari kelinciku Ginny." aku mengangguk mendengar jawabannya. "Hati-hati ya. Ini sudah malam. Hm, mendingan kamu pulang saja dulu. Besok pagi aku bantu mencari Ginny mu ok?"
Yang kuajak bicara tersenyum dan mengangguk lalu berlari masuk kedalam pemukiman didepanku. Aku tersenyum dan kembali menaiki mobilku lalu mengendarainya sampai masuk kedalam pedesaan.
"Kenapa sepi sekali disini? Seperti tidak ada kehidupan." Aku bergumam sendiri lalu melirik jam yang ada ditangan kiriku. "Pantas saja. Ini sudah jam 1 malam."
Kepalaku menengok kekanan dan kekiri, mencari orang yang bisa aku tinggali rumahnya. Masa aku harus tidur dimobil? Aku tidak mau tidur dimobilku sendiri. Badanku pasti sakit.
"Hey! Ugh yaampun! Jangan kesana kau bodoh!" Aku mendengar suara seperti berteriak.
Dan ah ya, benar, ada seorang lelaki berambut keriting disana, dan satu lagi berambut blonde. Mungkin mereka dari sini, jadi aku bisa ikut menginap beberapa hari. Aku menuruni mobilku untuk yang ke 3 kalinya. Lalu berjalan mendekati mereka yang sibuk didekat sungai gelap.
"Hey" aku menyapa mereka berdua, mereka terlihat seperti terkejut lalu melihat kearahku.
"Apa kalian orang asli dari desa ini? Aku sedang mencari rumah untuk ditinggali beberap hari. Aku seorang reporter dari London. Namaku Helena Bownie." Aku tersenyum dan mengulurkan tangaku mengajak bersalaman. Tapi mereka malah melihat satu sama lain.
"Apa kau bilang? Kau reporter?" Tanya si keriting itu padaku. Dan jelas saja aku mengangguk.
"Jangan bilang kau mau meneliti rumah itu?" Si blonde menunjuk kearah rumah yang ada dibalik semak-semak di sebrang sungai gelap itu.
Aku memincingkan mataku, memperjelas pengelihatanku. Rumah itu masih bagus, hanya saja terlihat kuno dan kotor. Disana gelap sekali. Aku tak bisa tahu apa lagi yang ada disana.
"Ya. Aku akan meneliti rumah kosong itu." Aku masih tidak melepaskan pandanganku dari rumah itu.
"Oh yatuhan jangan lagi." Si blonde menggelengkan kepalanya. Ada apa sebenarnya?
"Kami orang asli dari desa ini. Namaku Harry Styles dan dia yang blonde itu Niall Horan. Mari aku antar kerumah kami." Aku mengangguk dan memasuki mobilku, kemudian diikuti Harry dan Niall.
Sesampainya kita dirumah Niall dan Harry aku menurunkan satu koper besar dan berjalan mengekori mereka. Mereka terlihat sedang memperbincangkan sesuatu yang rahasia. Kenapa kupikir begitu? Karena mereka tidak terdengar berbincang hanya berbisik-bisik. Tapi tetap saja aku bisa mendengar beberapa kalimat.
"Kau akan membiarkannya meneliti?"
Aku hanya bisa mendengar suara dari Niall, Harry benar-benar berbisik.
"Tapi kan kau tahu sendiri Harold. Aku hanya--" Niall memotong kalimatnya karena aku sudah ada tepat dibelakang mereka.
"Silahkan masuk" ucap Harry dengan lembut dan membukakan pintu rumahnya yang cukup bagus.
"Terimakasih." Aku tersenyum sambil mengangguk dan memasuki rumah itu.
Aku melihat seisi rumahnya, tidak buruk bagi lelaki seperti mereka. Rumahnya cukup bersih dan rapih. Aku melihat bingkai-bingkai foto yang ada di dinding berwarna coklat dan krem milik mereka. Banyak foto mereka berdua disana. Aku tersenyum simpul melihatnya.
Lalu mataku tertuju pada jendela yang terbuka didalam suatu ruangan, angin menerobos kencang kedalamnya. Aku menoleh kebelakang tapi yang aku temukan hanya Niall dan Harry yang sedang berbicara serius. Aku pun masuk tanpa permisi, aku berjalan hingga sampai didepan jendela.
Tepat didepan jendela terdapat rumah. Rumah itu yang tadi aku lihat saat didekat sungai. View dari ruangan gelap ini tepat pada rumah itu. Tapi anehnya, sekarang lampu dirumah itu menyala. Terlihat beberapa bayangan manusia disana. Tapi bukannya rumah itu kosong?
Aku memincingkan mataku, agar bisa melihat lebih jelas, kacamataku tertinggal didalam tasku. Aku mulai bisa melihat sedikit lebih jelas sekarang. Dan disana bukan bayangan lagi melainkan orang. Oh tidak...
Dor!
"Oh my fuckin god!" Aku berteriak histeris dan menutup bagian mulutku rapat.
Aku. Aku melihat pembunuhan disana. Dirumah kosong itu.
***
-
-
-
How guys sejauh ini? seru gak? vote dan comment nya yaaa. makasih buat yang udah vote dan comment berarti kalian menghargai orang lain:) lolxx
-Niallina
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reporter
FanfictionPenelitian seorang reporter yang berujung pada malapetaka The Reporter by ziallcrew Copyright(c) 2014 ziallcrew All Rights Reserved.