Fourteen

1.4K 251 25
                                    

Aku terbangun dilantai yang dingin, mataku berkedip berusaha melihat sekitaran-ku, ku kira aku buta, ternyata ruangan ini gelap. Aku meraba-raba lantai, tanganku memegang beberapa benda seperti daun dan ranting, tapi tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang ... basah?

"What the fuck is this?" Hellen menaikkan jari nya yang sudah terkena air.

Hellen mencium kedua jarinya, bau amis menusuk hidungnya. Matanya membulat, jantungnya berdegup kencang.

"Fuck!" Hellen menjauh dari genangan darah itu.

"Hellena..."

Hellen terkejut mendengar seseorang memanggil namanya, ia memutarkan kepalanya beberapa kali, mencari siapa dan dari mana suara itu datang. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan sangat cepat. Ia pun kembali mendengar suara itu lagi.

"Hellena…"

"Siapa kau?! Dimana kau?!" Hellen berteriak, masih dengan kepala yang memutar mencari orang itu.

"Ini aku." Suara itu pun berubah menjadi suara yang Hellen kenal.

"Z--Zayn? Zayn?" Hellen terus menerus mencoba melihat walaupun gelap.

"Iya. Sekarang kau ikuti aku ok?" Hellen menautkan kedua alisnya. "Kemana?" Tanya Hellen.

"Ikuti saja suaraku. Ayo." Hellen pun bangkit dari keadaan terduduknya, ia mulai mengikuti suara langkah kaki yang ia pikir itu adalah Zayn.

"Z--Zayn. Kita mau kemana?" Tanya Hellen.

"Tempat dimana seharusnya kau berada." Ucap Zayn dingin.

"Tap--" "Hellen! Hellen!" Hellen menoleh kebelakang, mencari siapa yang memanggilnya.

"Jangan kau dengarkan panggilan itu Hellena. Ikuti saja aku." Hellen mengikuti perkataan Zayn, ia terus berjalan mengikuti suara langkah kaki Zayn yang entah mengarah kemana.

"Hellena! God damn it! Hellena!" Suara itu semakin jelas, Hellen menghentikan langkah kakinya saat ia sadari itu adalah suara Harry dan Niall.

"Harry? Niall?" Ia terdiam.

Tiba-tiba saja Zayn berdiri tepat didepannya, ia menundukkan kepalanya, lalu mengenggam erat pergelangan tangan Hellen membuat rasa nyeri dipergelangannya.

"Fuck! Zayn! Let me go you bastard!" Pekik Hellen.

"I. Told. You. To. Follow. Me!" Wajah Zayn sangat mengerikan, seluruh bola matanya berwarna putih, kulitnya pucat, terlihat beberapa retakan menyeramkan di dahinya. Hellen berteriak sekencang mungkin.

Lalu …

"Hellena! Oh my god!" Niall. Dia Niall, ia memegang kedua milik Hellen.

"Oh yatuhan Hellen." Harry, Harry menggengam pipi kanannya dengan tangan kananya.

Hellen mengedipkan matanya beberapa kali, angin berhembus membuat bagian tubuhnya dingin. 'Dimana aku? Kenapa mereka khawatir sekali?' Batin Hellen.

"Dimana aku? Kenapa kalian terlihat khawatir eh?" Tanya Hellen.

"Kau keluar dari kamarmu, untung saat itu aku sedang ada diluar kamar untuk mengambil air minum, tiba-tiba saja kau berjalan melewatiku, matamu menatap lurus tanpa melihat kanan dan kiri. Lalu kau membuka pintu rumah dan mulai berjalan keluar, aku memanggil Niall untuk membantuku memanggilmu. Dan sekarang kita sudah ada didepan rumah usang ini." Ujar Harry panjang lebar.

Mulut Hellen terbuka, ia baru saja tidur sambil berjalan, padahal sebelum nya ia tidak pernah melakukkan hal itu. Niall memandang wajah Hellen yang melihat kearah Harry. Hellen melihat kearah kakinya, perban dikakinya basah, rasa perih dan nyeri langsung menyelimuti tubuhnya saat ia menyadari itu.

The ReporterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang