"Oh my god…" Niall berbisik pada dirinya sendiri.
Dengan cepat ia berlari kerumahnya dan mencari Harry, sampai akhirnya ia mendapati Harry yang ada di dapur sedang membuat makan siang untuk dirinya sendiri.
"Harry!" Niall menggebrak meja makan, membuat Harry terpental sedikit dan terkejut.
"Apa?! Kau mengagetkanku tau!" Harry melotot kearah Niall.
Niall menarik napas dan mengeluarkan napasnya lagi berkali-kali. "Aku melihat dia Harry!" Teriaknya.
"Dia? Dia siapa?" Harry mengerutkan dahinya dan menyipitkan matanya.
"Z…" Baru saja akan menyebutkan namanya,terdengar ada suara benda terjatuh dari kamar Hellen.
Mereka melihat satu sama lain dengan tampang kaget. Lalu mereka berlari keatas tempat dimana adanya kamar yang Hellen pakai. Betapa terkejutnya mereka menemukan Hellen disudut ruangan kamarnya. Memegangi lututnya, rambut tebal hitamnya menutupi bagian telinganya, wajahnya ia sembunyikan dibalik lututnya yang tertekuk.
"Hellen! Kau kenapa?" Harry mendekati Hellen yang ada disudut ruangan itu.
Hellen tidak mengubris panggilan Harry, ia malah menggerakkan tubuhnya kedepan dan kebelakang. Terkadang mereka mendengar Hellen tertawa atau malah menangis.
"Hellen!" Niall menggoyangkan tubuh mungil Hellen.
Akhirnya Hellen berhenti dan mulai menaikkan wajahnya, menghadap wajah Niall. Hellen menatap Niall kosong. Wajahnya dingin dan datar. Niall menatap wajah Hellen khawatir begitu pula Harry.
"Hellen, kau kenapa?" Ucap Niall, ia mengelus pipi milik Hellen lembut. Tapi Hellen menepisnya kasar.
"KALIAN MENGGAGALKAN NYA! KALIAN MENGHANCURKAN SEMUANYA!" Hellen berdiri dan mulai berteriak, jari telunjuknya menunjuk Niall dan Harry secara bergantian.
"Hellen! What's wrong with you!" Pekik Harry, Harry memegang bahu Hellen dan menggoyangkannya maju mundur, ia bermaksud menyadarkan Hellen.
"DON'T YOU DARE TO TOUCH HER!" Teriak Hellen, Ia melepaskan kedua tangan Harry kasar.
"Hellen!" Niall memegang wajah Hellen, tepat di pipinya. Lagi-lagi Hellen menepisnya kasar.
"I TOLD YOU DON'T EVEN FUCKIN' TOUCH HER! BADASS!" Hellen berteriak kembali.
"I'LL MAKE HER MINE FOREVER!" Hellen berteriak lagi dan lagi.
Beberapa detik setelah Hellen berteriak tubuhnya seperti menegang ditempat, ia seperti patung. Tiba-tiba Hellen terjatuh ke lantainya, kemudian tubuhnya bergetar hebat. Niall dan Harry terkejut dengan apa yang terjadi pada Hellen.
"Hellen! Hellen!" Teriak Niall.
"Hellen! Kau kenapa?!" Teriak Harry.
Beberapa detik kemudian Hellen terdiam dengan posisi terlentang. Matanya tertutup rapat, dengan cepat Niall mengangkat Hellen keatas kasurnya. 'Tidak pernah aku melihat yang seperti ini. Aku rasa dia mulai terganggu karena aku dan Harry yang melarang Hellen kesana' pikir Niall.
Setelah Niall menidurkan Hellen dikasurnya ia dan Harry berjalan keluar kamar Hellen menuju dapur. Mereka berdua masih shock karena hal tadi. Mereka berdua terduduk di kursi, Harry mengambil dua gelas air mineral, untuknya dan Niall. Mereka terdiam, memandangi air dalam gelasnya masing-masing.
"Ada apa dengan Hellen ya…" ucap Harry pelan.
"Kurasa mereka tau rencana kita Harr" Niall memainkan gelas miliknya.
"Kenapa? Kenapa mereka begitu marah pada kita? Kita kan hanya tidak ingin ada korban selanjutnya." Ucap Harry yang sekarang menatap wajah Niall. Bisa terlihat bahwa rahang Harry mengeras.
"Mereka selalu ingin korban lainnya, mereka tidak pernah puas. Dan sekarang, ia jadi salah satu dari mereka."
"Ia?" Harry menaikkan satu alisnya, dan dibalas oleh anggukan Niall.
"Ia.. Zayn." Ucap Niall pelan. Harry menatap Niall tidak percaya.
"Ia kan baik Ni! Tidak mungkin ia seperti itu!" Harry menggebrakan meja dengan satu tangannya. Dengan cepat Niall menoleh kearahnya.
"Ia sudah berubah Harry! Ia bukan Zayn yang dulu! Jangan kau harap Zayn yang dulu dan Zayn yang sekarang itu sama! Mereka berbeda jauh!" Teriak Niall pada Harry. Tapi Harry malah mematung dan menatap kearah jendela dibelakang Niall.
Wajah Harry terlihat sangat kaget, Niall yang bingung apa yang Harry lihat mulai memalingkan wajahnya kebelakang, melihat kearah jendela. Sekarang Niall ikut mematung. Lidah mereka berdua kelu dan tidak bisa digerakkan.
"Z…" belum sempat Harry melanjutkan kata-katanya, lelaki itu tersenyum miring.
"Miss me mate?"
***
Hola! Gue tau ini chapter geje banget yaampun maafin gue:(
btw, vote sama comment ya! 20+ vote lanjut chapter ten:)
-Niallina xx
![](https://img.wattpad.com/cover/13638754-288-k799601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reporter
Fiksi PenggemarPenelitian seorang reporter yang berujung pada malapetaka The Reporter by ziallcrew Copyright(c) 2014 ziallcrew All Rights Reserved.