S.Coups (Choi Seungcheol pt.2)

306 30 0
                                    

 ⚠

I don’t want to calculate. The widened angle between us.

Aku menggeliat pelan. Aku merasa ini bukan di mobil. Dan benar perasaanku. Aku berada di kamarku, pandangan yang kulihat pertama saat aku bangun adalah, suamiku yang sedang duduk di tepi kasur sambil memangku laptopnya namun tatapannya menatapku.

"Kau sudah bangun.. sudah baikan?" Tanyanya sambil menaruh laptop di nakas samping tempat tidur.

Aku hanya mengangguk.

"Kau mau kubuatkan apa?" Matanya menatapku lembut.

Cukup. Ini terlalu tiba tiba, perlakuannya terlalu tiba tiba. Ada apa dengannya aku benar benar tidak tau. Ini terlalu aneh. Apa dia merencanakan sesuatu? Pikiranku benar benar melayang kemana mana

Aku pun bangun dan duduk disampingnya. Dia menatapku sedikit bingung sekarang.

"Katakan padaku, apa yang membuat oppa berubah?"

"Aku berubah apa?"

"Sejak kapan oppa memperhatikanku?"

"Aku suamimu. Tentu saja aku harus selalu memperhatikanmu"

"Ini terlalu tiba tiba. Apa oppa berniat mengusirku?"

"Apa maksudmu?"

"Kau yang biasanya tidak peduli padaku tiba tiba peduli hari ini. Kau yang biasanya banyak diam, hari ini justru banyak bicara. Apa rencanmu?"

Kulihat dia mengela nafas sebentar.

"Kita sudah terlalu menjaga jarak selama 5 bulan ini. Sebenarnya aku ingin mengabaikannya, tak ingin melihat bahwa kau dan aku terdapat jarak. Tapi lama kelamaan aku tidak bisa. Kita sudah terlalu jauh. Jika tidak ada yang memulai maka kita akan benar benar berpisah"

Aku terdiam mendengar ucapannya. Dia benar, kami terlalu jauh. Tapi jujur sebenarnya aku tak peduli kami jauh atau tidak. Ada jarak atau tidak, toh awalnya juga kita di jodohkan. Yang penting dia melakukan tugasnya sebagai suami yang baik. Dan aku melakukan tugasku sebagai istri yang baik itu sudah cukup.

"Jiah, aku tidak tau bagaimana perasaanmu padaku. Tapi aku akan jujur padamu saat ini"

Dia menyentuh tanganku, yang membuat aku sedikit tersentak.

"Aku senang saat aku dengar kau adalah calon istriku. Saat pertama kali aku bertemu denganmu di kampus ini, kau sudah menarik perhatianku. Hanya saja aku tidak bisa mengekspresikannya, selain itu kau adalah mahasiswiku, jadi aku memilih untuk diam. Tapi aku tidak menyangka jika orang tuamu dan orang tuaku berteman hingga menjodohkan kita. Itu membuatku bahagia. Tapi saat melihatmu menerima perjodohan ini kau sepertinya biasa aja, tidak ada rasa apapun untukku. Yang semakin membuatku untuk menjaga jarak agar kau tidak terganggu"

Aku masih diam menatapnya.

"Aku senang kau mau membuatkan sarapan, menyiapakan air untuk mandi, berada di rumah saat malam, menuruti apa yang ku larang. Dan aku senang karna kau mau tidur menghadapku meskipun kita tidak melakukan skinship. Aku berusaha menutup mataku dengan perlakuanmu. Tapi aku tidak bisa, rasa ini semakin meledak. Kekhawatiranku semakin banyak walaupun masih 5 bulan. Aku tidak mau pernikahan ini hanya aku yang mencintaimu. Aku ingin pernikahan ini berjalan dengan kita saling mencintai. Dan aku hanya ingin menikah 1x saja. Jadi izinkan aku membuatmu jatuh cinta denganku menggunakan caraku sendiri. Bagaimana?"

Jadi ini karna ini rupanya dia berubah? Dia mencintaiku? Sedangkan aku masih stuck disini, belum memiliki rasa apapun padanya.

Dia benar, aku juga ingin menikah hanya 1x. Aku juga tidak mau menjalani pernikahan yang tidak memiliki rasa apapun. Tidak memiliki rasa memiliki satu sama lain. Aku juga tidak mau.

Al1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang