Dino (Lee Chan)

240 24 2
                                    

I can’t resist, I’ll say anything in front of you Blah-lah-lah

"YAK! LEE CHAN!!!!!" aku berteriak keras melihat apa yang telah di lakukan Lee Chan dikamarku.

"mwo?" dengan polosnya dia bertanya seperti itu padaku. Apa dia gila?!

"apa yang kau lakukan dengan kamarku Lee Chan????!!!!!! Kenapa poster biasku bisa berserakan disini???"

"ahhh, maafkan aku. Tadi aku mengejar kecoak yang sempat terbang, dan kotorannya menempel di postermu jadi yaa aku cabut saja sekalian. Toh sudah kotor"

Aku tau dia sahabatku, tapi ini namanya tidak berperasaan. Hei! Aku mendapatkan poster itu dengan susah payah, itu limited edition.

"AKU TIDAK MAU TAU! GANTI POSTERKU SEKARANG!"

"Hei, ini kan hanya poster" katanya enteng.

Hanya dia bilang? Hanya?!

"kau bilang hanya?! Aku rela tidak menggunakan uang sakuku selama 2 bulan demi poster itu kau bilang hanya?!!!! Itu limited editon! Hanya keluar 1x!!!"

"dari pada biasmu. Masih lebih tampan aku, kau bisa memasang poster wajahku sebagai gantinya"

"LEE CHAN! KELUAR DARI KAMARKU!!!!!" teriakku dengan keras hingga eommaku membuka pintu kamarku dengan terkejut.

"hei ada apa ini mengapa berteriak?" tanya eomma

"eomma!! Dia merusak poster biasku!" aku menujuk Lee Chan dengan tatapan tajamku.

"Chan?" panggil eommaku sambil menatap Lee Chan

"baiklah eommonim" eommaku mengangguk lalu meninggalkanku lagi dengan Chan yang menatapku.

"Baiklah Jiah. Maafkan aku, aku akan mengganti postermu bagaimanapun caranya"

"itu bukan firstpress. Itu benar benar limited edition Channn" rengekku

"iyaa aku tau. Aku pasti mendapatkannya. Jika aku mendapatkannya, kau akan memaafkanku kan?"

Aku menunduk, diam sesaat. Kurasa aku terlalu berlebihan terhadapnya. Aku sudah SMA tapi aku tetap saja bersifat ke kanak kanakan.

Tapi bagaimana lagi, jika anak SMA yang lain bisa langsung meminta uang kepada orang tuanya untuk membeli barang. Aku harus menabung, orang tuaku tidak akan memberikan aku uang lebih hanya untuk membeli hal seperti itu.

Bukan aku tidak berkecukupan, bukan. Aku bahkan lebih dari berkecukupan, hanya saja orang tuaku selalu berkata 'jika ada yang kau inginkan berusahalah sendiri. Cari caramu sendiri, agar kau bisa menghargai perjuanganmu saat ingin mendapatkannya'

Karna itulah, aku tadi sangat marah padanya. Aku rela bangun lebih awal agar aku dapat membawa bekal, aku rela jalan kaki dan tidak naik bis, dan itu kulakukan selama 2 bulan, agar uang saku bulananku tidak ku pergunakan.

Tapi kurasa aku terlalu berlebihan

"sudah ku maafkan"

"hah?"

"sudahlah. Aku terlalu kekanak kanakan hanya karna poster itu. Maafkan aku yang berlebihan. Aku hanya sedikit emosi"

"Jiah?"

"kau tidak perlu menggantinya. Aku rasa next album mereka akan mengeluarkan semacam barang special edition yang lebih baik dan lebih berguna selain poster" kataku sambil menatapnya.

"terima kasih sudah menyingkirkan kecoak itu Chan" aku tersenyum padanya, dan dia balik tersenyum padaku.

"sama sama, biar ku bersihkan kamarmu"

Al1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang