Part 11

43 10 6
                                    

'Kenapa gua harus kepancing emosi sama Rian sih ?' Batin Wendy

Ia sedang berada di kafe ternama di Jakarta. Pulang sekolah tadi ia menuju kesini untuk menenangkan pikirannya.

Ia segera berdiri dan berjalan menuju motornya

---------------

Sesampainya di rumah, Wendy melihat Tini (ibunya) sudah menunggu di ruang tamu.

"Nak kamu sudah pulang ? Kok lama sekali ? Kamu kenapa murung mukanya ?"

Wendy yang mendegarkan pertanyaan ibunya cuma bisa tercengang

'Seriusan ?' Batin dirinya

"Iya aku udah pulang, tadi Wendy main sebentar, emang muka aku kaya gini" jawab Wendy sesuai dengan apa yang terlintas di benaknya.

"Wendy mau keatas dulu ma" sambung Wendy sekalian menyalim tangan ibunya.

"Kamu cepetan mandi ya Wen, bau apek baget nih. Mama mau pergi dulu" kata Tini.

"Yaya"

---------------------------------

"Jessy !!! Tolong dulu turun bantuin mama sini" teriak Dian

Jessy yang mendengarkan teriakan mamanya segera meletakan headset dan laptop-nya. Ia sedang malas berdebat sekarang.

"Bantuin apa ma ?" Tanya Jessy yang sudah berdiri di belakang Dian

"Ini kamu anterin kue mama ke bu Tini" ucap mamanya.

"Males ma. Mager jalan !"

"Kan ada sepeda. Udah sana gausah banyak alasan anterin doang. Kamu juga gaada kerjaan. Diatas terus main laptop. Ga belajar" kata Dian

'Lah terus tadi gua 8 jam disekolah,itu namanya bukan belajar' batin gadis itu.

Dengan malas gadis itu, menuju garasi dan mengeluarkan sepeda biru muda nya. Ia mulai mengayuh sepedanya dan berhenti di depan rumah Bu Tini (rmh Wendy).

"Misi ! Tante Tini, Tiar (adik Wendy), Wendy !" Teriak Jessy dari luar pagar.

"Eh kak Jessy nyari ka Wendy ya ?" Tanya Tiar.

Belum senpat gadis itu menjawab, Tiar telah naik keatas dan membangunkan Wendy. Dan sekarang hanya ada Wendy di hadapannya. Tiar sudah kembali ke kamarnya.

"Ini ada kue dari mama. Tante Tini-nya ada gak ?" Kata Jessy kepada Wendy

Yang ditanya masih mengusap usap matanya karena baru bangun tidur.

"Gaada"

"Yaudah nih gua taro meja. Gua pulang dulu ya" pamit Jessy.

Wendy mengantar Jessy sampai ke depan pagar.

Jessy segera naik ke sepedanya dan mulai megayuh. Baru sebentar jalan, sepedanya oleng dan jatuh.

Brukk

"Awww" ringis Jessy, gadis itu menepukan tangannya yang terkena pasir.

Lututnya berdarah dan sikutnya tergores. Lalu sepasang tangan terulur di depan wajah Jessy.

"Ayo bangun" kata Wendy

Tanpa menjawab Jessy segera meraih tangan Wendy dan berdiri. Wendy menuntun Jessy dengan pelan sampai ke ruang tamu rumahnya.

Lalu Wendy kembali keluar untuk mengambil sepeda Jessy dan memarkirkannya di garasi. Pemuda itu segera ke dapur dan mengambil kota P3K di dalam buffet.

Dengan perlahan ia mulai membersihkan luka Jessy dengan alkohol

"Aww pelan pelan dong" seru Jessy tiba tiba sembari meniupi lukanya.

"Bawel amat sih jadi orang, masih meding gua bantuin" gerutu Wendy

Plakkk

Tiba tiba Jessy menepok tangan Wendy

"Kenapa sih Jes, sakit bege lu tabok"

"Lu ngapain nekennya kenceng amet sakit njay"

"Yaudah maaf" kata Wendy, lalu ia sengaja menekan luka Jessy lagi

"Ih lu mah iseng amet, sakit tau. Udah ah gua pulang aja" kata Jessy sambil mecoba berdiri.

"Iya iya jangan marah"

"Eh Wen, kok elu disekolah tumben jutek ama gua" tanya Jessy

"Gua males sama Rian" kata Wendy

"Kenapa ?" Tanya Jessy lagi

"Gasuka aja. Dia Genit amat sama elu" kata Wendy jujur.

"Lu juga, kenapa jutekin gua ?" Sambung Wendy lagi

"Males aja, kan lu lagi main sama Chika" kata Jessy

"Lu cemburu sama Chika ?" Tanya Wendy to the point.

"Lu cemburu sama Rian ?" Tanya Jessy balik.

"Iya" kata Wendy

"Yaudah sama." Jawab Jessy

Setelah selesai memberi betadine pada luka Jessy,  Wendy mengantarkan Jessy ke rumahnya. Ia menuntun sepeda Jessy.

"Wen kok lu nuntunnya sepeda, bukannya gua ?" Keluh Jessy

"Kasian sepedanya, kan dia tadi juga jatuh"

"Lu disekolahin mahal mahal tambah bego" ejek Jessy.

"Sini lu naik di sepedanya biar gua yang dorong" tawar Wendy.

Dengan cepat Jessy segera menaiki  sepeda dan Wendy mulai mendorongnya.

"Eh berat banget najis. Anak sape si lu" tanya Wendy.

"Anaknya Bu Dian !!!" Teriak Jessy pas di samping kuping Wendy.

"Ampun bang. Nih udah nyampe di rumah nya Bu Dian"

"Makasih ya kang becak" canda Jessy

"Sama sama nek" balas Wendy

"Bye"

"Bye. Besok mau berangkat bareng gak Jes ?" Tanya Wendy

"Yaudah. Gua masuk dulu ya mau mandi" kata Jessy

"Ok. See you"

Pada hari yang sama 2 orang yang memiliki rasa satu sama lain merasa bahagia. Walaupun belum ada yang berani mengungkapkan perasaannya masing masing
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Holla guys dateng lagi sama Author satu ini yang udah bosen libur.

Gimana part 11-nya?  Garing kah?  Seru kah?  Membosankan kah?

Jangan lupa di vote dan comment ya para readers tercinta.  Author disini menanti vote dan comment kalian.  Gratis kok ga bayar jadi jangan pelit pelit ya ngasih bintangnya.

Gua a. k. a.  Author usahain supaya update 2 hari sekali selama liburan ini (soalnya Author-nya bosen)

See you on my next chapter

I ❤ all of you

Hearts Know The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang