Part 18

38 6 17
                                    

'Ijinin gua balik lagi dihati Lu jes'

kalimat itu terus terngiang ngiang di dalam otaknya. Walaupun ia sangat anti sama mantan, tidak menutup kemungkinan juga jika cewe itu kembali luluh terhadap Rian. Tapi disisi lain Adapula Wendy.

'Gua coba jalanin aja dulu. Hati tau kok kemana tempatnya berlabuh' batin gadis itu

---------------------

Hari semakin jauh berlalu. Begitupun hati pemuda yang terus tertinggal jauh dibelakang. Otaknya menyuruh untuk terus berjuang, tapi hati nya mendeklarasikan dirinya agar segera melambaikan bendera putih. Sesuatu yang sudah rusak, walaupun dapat diperbaiki, tidak Akan kembali sesempurna saat awal, begitupun layaknya hati manusia.

Jika otaknya sudah kehilangan fungsi, mungkin sekarang pemuda itu sudah memutuskan untuk pindah ke apartment pribadinya untuk menghindar dari jangkauan Jessy. Tapi ia tidak sebodoh itu. Malahan yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana cara menjaga Jessy di setiap saat walaupun itu tidak berarti ia memiliki gadis itu sepenuhnya.

------------------

Hari itu Jessy turun dari mobilnya, ia juga melihat Wendy yang parkir tak jauh darinya. Jessy menghampiri pemuda itu, sempat pandangan mereka bertemu beberapa saat, Lalu Wendy pergi mengacuhkannya.

Gadis itu menghela napas pelan.

"Huh... Aaaaaaaaa" katanya tiba tiba teriak Karena, seseorang menepuk bahunya.

"Bikin kaget aja lu ! Untung jantung Gua ada dua" umpat Jessy.

"Yaelah lebay lu" kaya Rian sambil menjawil hidung Jessy.

Karena sebal ia meninggalkan Rian dibelakang, tak lama kemudian pemuda itu berlari menghampiri Jessy dan merangkulnya.

"Jangan marah dong. Kalo marah nanti hati kamu saya ambil loh. Gabakal saya balikin lagi. Saya bakalan kurung  hati kamu selamanya disini" kata Rian sambil menepuk rongga dada kirinya.

"Gombal lu ya. Jibang" kata Jessy sambil mencubit pinggang Rian. Sebenarnya gadis itu berusaha menahan rona yang akan mencuat di pipinya.

"Oh Jadi sekarang mainannya pinggang ya ?! Oke fine !!" Kata Rian sembari menggelitiki pinggang Jessy. Gadis itu berlari untuk melepaskan diri dari kelitikan Rian. Tak disangka Rian segera berlari dan mengurung Jessy dalam dekapannya dari belakang. Lalu menggelitiki gadis itu lagi.

"Udah ahh Ri, sakit perut Gua Jadi nya"  Jessy menggeliat kegelian sambil memberontak dari Rian dan memukuli dada pemuda itu.

Dua orang itu terlihat sangat bahagia. Berbeda dengan Wendy yang sedang bersembunyi di balik pilar. Menahan perih dihatinya, melihat gadis yang ia sayangi tertawa bahagia Karena laki Laki lain. Ya pada hari yang sama Wendy memutuskan untuk mengorbankan perasaannya, menjauh dan menjadi pengamat dari jarak jauh pula

---------------------------

Sebuah pintu kafe terbuka, diikuti seorang pemuda yang masuk. Pemuda itu segera menghampiri salah satu meja, dimana di sana seorang perempuan telah duduk dengan tenang sambil memainkan ponselnya.

"Gua Kira lu gaakan dateng" ujar perempuan itu membuka pembicaraan.

"Gua selalu pegang omongan Gua" jawab pemuda tsb.

"Well !!! Lu mau pesen apa?" Tanya gadis itu.

"Gua ga laper. Udah to the point aja. Apa maksud dan tujuan Lu nyuruh gua ke sini" kata pemuda itu tegas.

"Gua mau kita buat kesepakatan" sang pemuda hanya mengangguk anggukan kepala tanda mengerti maksud omongan gadis itu.

"Tenang aja dalam  perjanjian ini Kita menggunakan simbiosis mutualisme. Jadi gaada yang dirugikan. Gua dapet yang gua mau. Begitupun dengan diri Lu" sambung gadis itu panjang lebar.

"Oke"

-------------------------

"Jes" ucap Gege dan Dena.

"Apa"

"Kok akhir akhir ini Lu jarang main ama Wendy ? Lu berantem ya ?" Tanya Gege dan Dena penasaran. Jangan tanya Rena kemana, gadis itu pasti sedang sibuk dengan organisasinya.

"Ah enggak ah. Perasaan B aja" jawab Jessy santai.

"Yah make perasaan. Pake fakta dong lebih akurat, Kalo perasaan bisa salah" kata Gege sok bijak

"Yehh dasar kobam" balas Dena sambil menempeleng kepala Gege pelan.

"Heh jangan sok iye deh Lu !!! Balikin Biskuat gua ! Gua bakal ambil Biskuat Lu seperti elu mengambil Biskuat gua" ujar Gege ngaco sembari membalas tempelengan Dena lagi.

"Udahhh ahhh makin lama makin ngawur Lu berdua !!" Teriak Jessy menengahi pertikaian kedua sahabatnya

"Iya mak ampun. Serius nih,! Lu ada niatan balik sama Rian ?" Tanya Dena

"Terus Wendy Lu kemanain?" Sambung Gege

"Mana gua tahu. Biar Lah waktu yang menjawab semuanya. Anjayyy!!! Hebat Kan gua" jawab Jessy sambil ber- dab ria seorang diri.

"Ga B aja" ujar dena datar.

"Heh Gausah sok iya deh lu. mulut lu nanti gue taboq ya !!" Balas Jessy.

"Ini kenapa Jadi pada latihan dialog Biskuat sih ? Aneh lu pada" kata Gege lalu berlalu keluar kelas. Mau tak mau Dena dan Jessy pun mengejarnya.

Saat asik berlari di lorong, tak sengaja Jessy menabrak baju seseorang. Bokongnya mendarat dengan mulus di lantai.

Dan yang membuatnya kaget adalah, sepasang tangannya terulur di depan wajahnya.

"Sakit pantatnya ?" Tanya Wendy

"Ck. Bego Amat sih. Udah tau jatoh. Masih aja nanya sakit apa engga" desis Jessy

"Yaudah Gua tinggal" kata Wendy kemudian meninggalkan Jessy bersama temen temannya.

'Aneh' pikir Jessy

"Lu ada niatan balik sama Rian Jes" kata Rena yang muncul tiba tiba sambil membawa berkas berkas OSIS dan Pramuka.

"Hmm... Gatau deh Ren, Kalo niat sih ada kayanya" jawab Jessy ragu.

"Lebih baik Lu jauhin dia. Dia Ga pantes buat Lu !!! " ujar Rena tegas.

Jelas perkataan Rena menganggetkan Jessy. Rena selalu mendukung pilihannya. Dan Tidak biasanya Rena melontarkan sarkasmenya.

"Maksud Lu ?" Tanya Jessy dengan nada yang sedikit nyolot.

"Apa omongan gua kurang jelas ?" Tanya Rena balik.

Gege dan Dena memilih diam. Mereka tidak memihak siapa pun. Karena mereka sendiri pun tidak tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa Lu suka Rian ?! Hah ?" Tanya Jessy sambil memicingkan matanya.

Dari raut wajahnya, Rena Tampak sedang berpikir cepat.
"Yes, I do"

"Ih sekarang doyan makan temen Lu ya ? Kenapa sih harus Rian ?? Gaada yang mau sama Lu ? Lu sih kaku banget jadi orang. Udah kaku, aneh, nerd lagi. Ewww.... ternyata 4 tahun persahabatan ini gaada arti apa apa ya bagi Lu. Dan selamat lu menghancurkan 4 tahun itu!" Sindir Jessy telak lalu meninggalkan sahabat sahabatnya.

Rena pun segera meninggalkan Dena dan Gege, ia sedang pusing dan tidak ingin dibebani oleh pertanyaan bertubi tubi yang akan diterimanya nanti.

Tapi sudah terlanjur, mungkin 4 tahun bersama teman temannya akan berakhir disini. Karena perkataan Jessy tadi sangat menyinggung perasaan Rena. Dan Rena berniat meninggalkan sahabat sahabatnya. Padahal, Rena sengaja melakukan hal tersebut. Ia tidak ingin Jessy berlarut-larut dalam luka lamanya yang terulang kembali. Cukup sekali saja untuk Jessy. Ia memutuskan bahwa dengan cara seperti itu akan menghambat rencana Rian, setidaknya sampai ada orang lain yang mengetahui rencana busuk tersebut. Karena tak mungkin ia melawan sendiri, ia kalah kuat. Ditambah lagi dengan kepala batu yang dimiliki Jessy.

Satu lagi orang yang menyayangi Jessy  harus berkorban.

❤️️❤️️❤️️❤️️❤️️❤️️❤️️❤️️

Sudah segitu dulu ya. Ditunggu update-an selanjutnya, minggu depan!!!!
Jgn lupa vote and comment.
Lagi gamau banyak bacot dulu sekarang author nya. 😔

Hearts Know The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang