Part Fifteen

7.8K 544 27
                                    

Warning: Typo everywhere!!!

Hari ini adalah hari kepulangan Gio, jadi Layra bangun pagi-pagi agar bisa bersiap-siap. Dan yang paling penting adalah menyiapkan diri agar berani mengatakan kejujuran pada pria yang menyandang sebagai kekasihnya itu.

Setelah setengah jam akhirnya Layra sudah siap dengan pakaian casualnya dan dengan riasan wajah sederhana. Wajah bulatnya pun sudah tampak lebih segar.

Layra melihat jam di pergelangan tangannya. "Aku rasa aku harus berangkat sekarang."

Layra mengendarai mobilnya dengan santai. Walaupun jalanan sedang lengang namun Layra tak ingin terburu-buru, ia juga harus memikirkan kata-kata apa yang harus ia katakan nanti jika bertemu Gio.

Mungkin Layra tidak akan langsung berbicara tentang hubungannya dengan Alfa karena Gio pasti kelelahan karena perjalanan di pesawat.

Setelah sampai dan memarkirkan mobilnya, Layra langsung masuk kedalam menuju tempat penjemputan. Disana ia melihat Gio yang sudah menunggu dirinya. Layra segera saja menghampiri pria itu.

"Gio" panggil Layra sambil menepuk pundak Gio agar pria itu menoleh padanya.

Gio berbalik saat merasakan tepukan di pundaknya. Melihat siapa yang menepuk Gio langsung saja memeluk dan mencium bibir wanitanya.

Gio melumat bibir Layra tanpa peduli dengan keadaan sekitar. Orang-orang menatap Layra iri karena sedang berciuman dengan Pria setampan dan sesempurna Gio.

Layra yang shock mendapatkan serangan tiba-tiba hanya diam menerima ciuman itu. Layra merasakan hambar dengan ciuman itu, sangat berbeda jika dengan Alfa. Saat Alfa menciumnya, Layra merasakan perasaan bahagia, nyaman dan bergairah di waktu yang bersamaan.

Karena memikirkan Alfa, Layra tidak sadar bahwa Gio telah melepaskan ciumannya dan terus memanggilnya karena melamun.

"Hey, are you okay?" Tanya Gio sambil menepuk pipi Layra pelan.

Layra langsung sadar dari lamunannya tentang Alfa. "I'm okay. Kita akan ke apartemen mu?"

"Hmm tidak sayang, kita ke rumah papa dan mama saja, kebetulan mereka sudah pulang dari Dubai." Jawab Gio sambil tersenyum.

Layra termenung. Jika ia bertemu dengan kedua orangtua Gio maka otomatis Gio akan mengatakan bahwa mereka sudah menjalin hubungan. Dan hal ini sudah pasti membuat Layra semakin sulit untuk mengatakan yang sejujurnya. Layra tidak mau mengecewakan orangtua Gio juga. Layra benar-benar bingung sekarang.

Haruskah ia mengatakannya sekarang?

"Gio, sebenarnya aku ingin bicara sesuatu." Ucap Layra memberanikan diri. Layra menunduk sambil meremas jarinya gugup.

"Ya, bicara saja sayang. Kenapa harus minta ijin?" Ucap Gio bingung.

"Emm.. sebenarnya aku.. itu.. aku.."

Dering ponsel Gio menginterupsi sehingga pria itu harus mengangkatnya terlebih dahulu.

"Sebentar ya sayang, mama menelpon." Ucap Gio.

Layra hanya mengangguk pelan. Dalam hati ia memcelos. Bahkan untuk mengatakan kejujurannya selalu saja ada halangan.
Mungkin belum saatnya Layra jujur.

Lovely FattyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang