Part Twelve

8.9K 676 42
                                    

Warning: Typo Everywhere!!!
Happy Reading guys 😘

Layra sudah berada di penthouse Alfa. Alfa membawakan segelas teh hangat untuk Layra yang kini tengah duduk di kasur milik Alfa.

Layra tampak melamun dan tampak menghiraukan Alfa yang sudah duduk disampingnya. Alfa menyentuh pipi wanita itu dengan lembut.

"Sayang, are you okay?" Tanya Alfa lembut. Alfa tau mungkin sekarang Layra masih ketakutan dan terbayang akan percobaan pemerkosaan tadi. Rahang Alfa mengeras ketika mengingat kejadian barusan tapi ia tidak boleh emosi sementara Layra masih dalam keadaan kurang baik.

Layra menatap Alfa lalu memeluk pria itu dan kembali menangis. Ia sangat takut apabila tadi tak ada Alfa yang menolongnya.

Alfa mengelus kepala Layra dan membiarkan wanita itu menangis dipelukannya sampai tenang.

Layra menangis selama satu jam tanpa henti dan Alfa dengan sabar selalu memeluk dan mengecup kening wanita itu.

"I'm here, okay? Don't worry honey, you'll safe now."

Perlahan-lahan Layra dapat menghentikan tangisannya. Lalu ia menarik kaos Alfa untuk menghapus air matanya.

Alfa terkekeh pelan karena wanita dihadapannya sungguh menggemaskan ketika menghapus air mata menggunakan kaos yang ia kenakan.

Setelah Layra menghapus air matanya ia kembali memeluk Alfa.

"Bagaimana bisa kamu ada disana?" Tanya Layra penasaran.

"Waktu kamu menutup telponnya aku langsung melacak gps mu dan untungnya aku sedang berada tak jauh dari tempatmu." Balas Alfa

Tiba-tiba Layra teringat sesuatu, ia pun langsung melepas pelukannya dari Alfa. "Astaga... Tadi kamu membawa pistol kan? Yaampun Alfa itu berbahaya." Panik Layra ketika menyadari bahwa prianya itu memiliki pistol.

"Tenang sayang, aku punya surat ijin memiliki dan menggunakan senjata api." Sahut Alfa tenang. Ia tau kekasihnya pasti merasa khawatir.

"Hmm tapi aku takut terjadi apa-apa padamu. Kamu bisa menggunakan pistol itu dengan baik kan?" Tanya Layra yang masih saja merasa khawatir.

"Aku punya sertifikat  Best Hand Gun Shooter sayang. Keren kan?" Ucapnya bangga sambil menaikturunkan alisnya. Layra tertawa geli, kekasihnya ini begitu percaya diri.

Alfa tersenyum senang karena Layra sudah tidak tampak ketakutan lagi dan juga audah bisa tertawa ceria lagi. Dalam hati Alfa bersumpah akan membalas Rayana dengan caranya sendiri.

Alfa mengecup kening Layra dalam dan lama.

"Tidurlah, sudah larut malam sayang." Ucap Alfa.

Layra mengangguk patuh lalu berbaring di kasur Alfa. Pria itu juga ikut berbaring disebelah Layra lalu menyelimuti dirinya dan Layra. Layra langsung saja memejamkan mata sambil memeluk Alfa.

Alfa tersenyum lembut melihat wanita yang dicintainya. Perasaan cintanya selalu tumbuh semakin besar dan besar tiap detiknya.

"I love you" gumam Alfa pelan lalu ikut terlelap bersama Layra.

•••

Keesokan harinya Layra masih asik bergelung di kasur bersama Alfa. Rasanya berbeda, tidurnya kali ini sangatlah nyaman.

Layra mengerjapkan matanya ketika merasa dirinya sudah mulai mendapat kesadarannya. Layra sudah bangun namun sama sekali tak ingin beranjak dari kasur. Matanya masih asik menelusuri mahkluk Tuhan yang begitu indah dihadapannya. Layra bahkan berharap setiap pagi bisa melihat pemandangan seperti ini. Layra tertawa kecil membayangkan pemikirannya tadi.

"Apakah wajahku sangat jelek hingga kamu tertawa hemm?" Tanya Alfa dengan mata masih terpejam.

Layra langsung menghentikan tawanya dengan kikuk.

"Maaf kamu jadi terbangun." Ucap Layra.

"Wrong Answer. Itu tidak menjawab pertanyaanku sayang." Sahut Alfa namun kali ini ia sudah membuka matanya. Mata hitam tajam yang begitu indah.

"Kamu bahkan terlalu tampan Alfa. Sangat.. Tampan." Jawab Layra. Ujung telunjuknya menyentuh ujung hidung mancung Alfa.

Alfa merasakan gelenyar aneh dalam tubuhnya ketika jari Layra menyentuh ujung hidungnya. Alfa merasa 'adik' nya mulai bangun dan mengeras. Oh my God apakah Layra tidak tau bahwa pria mudah turn on apalagi di pagi hari.

Alfa meringis pelan merasakan adik nya yang mulai bangun itu.

"Ada apa Alfa? Apa ada yang sakit?" Tanya Layra khawatir ketika melihat Alfa meringis. Layra langsung bangun dari tidurnya lalu memeriksa kening dan leher Alfa.

"Tapi tidak panas." Gumam Layra pelan.

"Adik ku yang sakit, sayang." Ucap Alfa sambil menahan diri untuk tidak menerkam Layra sekarang.

"Adikmu sakit? Tapi kenapa kau ikut merasakannya? Apa kita perlu menjenguk adikmu? Rumah adikmu jauh?" Tanya Layra tanpa henti karena ia masih panik.

Mendengar pertanyaan Layra, Alfa langsung saja tertawa. Layra pun mengerutkan keningnya. Apakah ada yang salah dengan pertanyaannya barusan, ucap Layra dalam hati.

Setelah berhasil menghentikan tawanya, Alfa menarik Layra hingga wanita itu terjatuh kembali ke kasur lalu mengurungnya dibawah tubuhnya.

"Alfa.. apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Layra gugup. Jantungnya langsung berpacu tak normal. Tangannya menahan dada Alfa agar wajah peria itu tak terlalu dekat dengannya karena ia merasa malu sekali.

Tiba-tiba saja Layra merasakan sesuatu yang keras menggesek bagian bawah perutnya.

"Itu 'adik' ku sayang." Ucap Alfa yang kini Layra mengerti maksudnya.

Layra rasanya malu sekali karena tadi dengan bodohnya mengira bahwa adik Alfa benar-benar sakit. Maksud Layra adik betulan tapi ternyata itu adalah 'adik' yang lain.

"Wajahmu memerah sayang, hahaha menggemaskan." Setelah mengatakan itu Alfa langsung mengecup pipi Layra.

"Alfa sebaiknya kamu mandi air dingin." Ucap Layra sambil mendorong tubuh Alfa agar menyingkir walau percuma saja karena Alfa terus saja mengurungnya dibawah tubuh pria itu.

"Alfaaaa..." rengek Layra karena Alfa hanya diam dan terus memandanginya.

"Apa sayang?" Tanya Alfa lembut, dan hal itu malah tambah membuat Layra blushing. Kenapa juga Alfa menjadi sangat manis padanya.

"Mandi" jawab Layra pelan.

"Mandikan aku kalau begitu." Jawab Alfa sambil menahan senyumnya karena ia berhasil menggoda kekasihnya.

Layra menutupi wajahnya dengan kedua tangannya karena ia sangat malu dengan godaan Alfa.

"Haha baiklah aku tidak akan menggodamu lagi sayang. Sekarang beri aku satu ciuman dulu." Ucap Alfa, ia merasa kasian dengan kekasihnya yang wajahnya sudah sangat merah.

Layra akhirnya membuka tangannya yang menutupi wajahnya lalu memberikan satu ciuman pada pipi Alfa.

"Kenapa di pipi?" Protes Alfa.

Layra memutar matanya lalu akhirnya mengecup bibir Alfa.

"Terimakasih sayang." Ucap Alfa lalu segera pergi mandi air dingin karena adiknya itu belum tertidur. Paling tidak ia tadi sudah cukup lama menggesekan 'adik' nya pada bagian bawah perut Layra. Haha itulah alasan Alfa mengapa ia berlama lama mengurung Layra dibawah kungkungannya.

To be continued....
Hihi masih sweet sweet nya Alfa-Layra nihhh. Jangan Baper ya hehehh 🤣
Jangan lupa Voment ya guys biar aku semangat lanjutinnya.

Thankyou All,

Elnaya17
-16 Juni 2017-

Lovely FattyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang