T W O

5.2K 624 13
                                    

Happy reading and sorry for typo.
Jangan lupa vote and comment.

※※※

"Aku pergi dulu. Baik-baik di rumah." Brian maju selangkah, memberikan kecupan lembut di dahi dan bibir Diana.

Diana mengangguk. "Iya. Jangan lupa makan siang."

Brian tersenyum lebar. Menampakan deretan giginya yang rapi. "Siap Sunshine."

"Sudah pergi sana!"

Brian cemberut, tapi setelah itu ia kembali tersenyum. "Aku pergi dulu. Bye Sunshine." Brian melambaikan tangannya, kemudian masuk ke dalam mobil.

Diana berdiri di depan pintu, menunggu mobil Brian pergi. Hingga setelah mobil Brian tak terlihat lagi, Diana berlari masuk ke dalam kamar, mengambil tas dan kunci mobilnya.

Ia bergegas pergi menggunakan mobilnya, menuju rumah sakit. Seminggu setelah percakapan mereka di kantor waktu itu, membuat Diana ingin memeriksakan dirinya ke dokter. Diana tidak ingin membuat Brian terus berharap padanya. Itu melukai perasaan Diana.

Sampai di rumah sakit. Diana langsung masuk, mengisi formulir dan menunggu namanya di panggil.

Detik demi detik terasa menengangkan bagi Diana. Dan ketika namanya di panggil, Diana langsung berdiri, mengikuti perawat menyuruhnya masuk ke ruangan Dokter kandungan.

Aroma obat-obatan langsung menyerang Diana, membuatnya mendadak takut.

"Ada yang bisa saya bantu?" Dokter bername tag Christine itu bertanya.

"Ehm...saya ingin memeriksakan diri saya, Dok. Saya sudah menikah selama satu tahun, dan sampai sekarang....saya belum juga hamil."

Dokter Christine tersenyum pada Diana. "Apa sebelumnya anda sempat menggunakan alat kontrasepsi?"

Diana menggeleng. "Tidak, Dok. Saya tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya."

Dokter Christine mengangguk. Ia mencatat sesuatu di kertas. "Apa anda seorang perokok?"

Gelengan lagi. "Tidak, Dok."

Dokter Christine melipat tangannya di meja. "Apa anda mengalami masalah pada saat haid?"

Diana berpikir sejenak. "Terkadang tamu bulanan saya datang tak menentu, Dok. Bisa satu bulan sekali, bahkan dua bulan sekali."

Dokter Christine mengangguk. Dia berdiri, mengajak Diana untuk mengecek berat badan Diana. Setelah itu di lanjutkan dengan pengambilan darah untuk di periksa.

"Hasil lab bisa di ambil satu minggu lagi." Dokter Christine tersenyum. "Teruslah semangat. Jangan bersedih." Ucapnya begitu semua pemeriksaan selesai di lakukan.

Diana tersenyum kaku. Ia beranjak dari posisinya dan keluar dari sana.

Satu minggu lagi....

Hasil lab akan keluar satu minggu lagi. Dan ia harus menyiapkan hati tentang kemungkinan terburuknya, apakah ia benar-benar.....mandul.

💟💟💟

Brian pulang ke rumah pukul sepuluh malam. Ia masuk ke dalam rumah dengan perasaan lelah. Tapi rasa lelahnya hilang begitu saja saat menemukan Diana yang tertidur di sofa. Istrinya itu sepertinya menunggunya pulang. Dan Brian tersenyum karena itu.

Brian berjalan pelan mendekati Diana, ia berjongkok di depan istrinya dan mengusap lembut rambut Diana. Brian menatap lekat wajah Diana, ada bekas air mata di sana. Ia seketika mengernyit tak suka.

You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang