Sekarang Lidya sudah berada di depan pintu kamar apartemen orang yang tadi menyuruhnya ke tempat ini.Masih dengan perasaan yang campur aduk, dirinya belum juga memberanikan diri untuk masuk ke dalamnya.
Terkadang pertanyaan aneh muncul di kepalanya. Apakah dirinya masih pantas menginjakkan kaki di tempat itu?, tempat tinggal seseorang yang dulu dirinya berikan bentakan-bentakan kasar sampai menangis.Batinnya.
Mengingat foto Gadis itu dengan pria dulu membuat dirinya kalut kembali.
Pasalnya sampai saat ini belum ada penjelasan dari yang bersangkutan. Lidya hanya banyak mendengar dari para member saja jika foto laknat itu hanyalah rekayasa dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Tapi rupanya Lidya hanya ingin mendengar dari Melody secara langsung.
Setelah berdebat dengan pikirannya Lidya pun memutuskan untuk menekan bel dan menemui sang pemilik kamar.
Ting..tung..
Lalu dirinya kembali mundur untuk memberi jarak.
Ceklekkk...
Sosok wanita muncul di depannya, dengan piyama tipis dan sebuah senyum manis yang menghiasi bibirnya cherry pink nya.
Sempat terpaku pada wanita itu,Lidya lalu memutuskan kontak mata dengannya.
" aku mau ambil ponsel aku..Kak.."
Gadis itu kembali menghela nafasnya panjang. Rasanya dia ingin sekali meralat panggilan menyebalkan dari Lidya.
" yaudah masuk dulu.." ucapnya, lalu berbalik dan masuk ke dalam.
Dengan berat hati dan mau tidak mau Lidya pun akhirnya menyeret kaki nya untuk masuk.
Beberapa menit kemudian sampailah kaki nya itu menuju ruang tamu, lalu dirinya mendudukan tubuh nya pada sofa berwarna krem lembut itu.
" ehh Lid..ada disini lo, ngapain??," tanya Frieska yang kebetulan lewat dan melihat Lidya berada di apartemennya.
"E..eh..kak Fries..gue mau ambil Hp gue di Kakak lo.."
"Ohh.." lalu gadis itu pun akhirnya menemani Lidya.
"Gimana sama mbak imel?? Mau balik lagi?,"tanya Frieska to the point.membuat Lidya terkejut.
"Ngg..gimana yaa kak, gue gak mau bikin dia nangis lagi di depan mata gue sendiri, kayaknya udah cukup dulu gue bikin dia sakit.."jawabnya ragu. Meskipun niatnya datang untuk mendapatkan sesuatu.
"Jujur aja sama perasaan lo sekarang.. Gue percaya kok lo bisa perbaiki semuanya ke dia..lo tau kan si mini itu gimana?."tanya Frieska.dirinya memang sangat mendukung hubungan kakaknya dan orang ini.
" Gue tanya sama lo, apa yang paling lo takutin dalam hidup lo selama ini.."tanya Frieska lagi.kali ini matanya menatap langsung mata Lidya.
Lidya yang ditatap seperti merasa campur aduk dengan perasaannya. Pikirannya sudah bercabang tak terarah kemana mana.
" Gue takut Melody ngerasa bosen dan pergi ninggalin gue.." jawab Lidya pada akhirnya.membuat sebuah senyuman terukir di bibir gadis itu.
" kenapa lo punya pikiran kaya gitu?,"
Lidya kembali terdiam dengan pertanyaan Dari Frieska untuknya. Semua ingatan lama yang dulu terlintas lagi di kepalanya.bagaimana seseorang yang dulu pernah membuat nya bahagia pergi meninggalkan dirinya begitu saja.