Warning!!
Typo dimana-mana..
.
.Ceklek!
Pintu dengan kaca buram itu terbuka dan keluarlah dua orang anak perempuan yang hanya terpaut usia 1 tahun saja, kedua anak itu menghampiri Ayahnya yang sedang duduk pada kursi tunggu dengan wajah lemas. Lidya yang melihat eskpresi Zara dan Kyla itu mengangkat alisnya bingung.
" Loh, kalian kenapa?"
" Aku lemes, liat darah banyak banget!'' sahut Zara duduk di samping Lidya dan menyandarkan kepalanya di pundak sang Appa. Kedua matanya terpejam.
" Kamu kak?"
" Sama kali, kepala aku malah pusing banget nih, mana tadi pas pertama kali liat itu darah.. mata aku mendadak gelap tau Pa. Parah banget kan!" Kyla memijit pelipisnya.
Lidya terkekeh mendengar cerita dari anaknya itu.
" Ahh, Appa biasa aja kok tadi!" sombongnya bercanda.
Kakak beradik itu mendelik malas, menatap Ayahnya dengan tatapan Suka-suka Appa wae lah.
" Yakan Appa mah udah biasa, kalo kita kan pengalaman baru!"
" Iya bener!"
" Hmnn.. gimana? ngeliat muka Ama tadi, kasian gak?" Tanyanya lagi.
Lagi-lagi keduanya mengangguk. Jadi teringat tadi saat sang Ama melahirkan adiknya. Wajah sakit dari Ibunya itu tidak bisa mereka deskripsi kan.
" Hu'um.. kasian banget, aku jadi nyesel bandel terus sama Ama." Sendu Zara.
" Aku gak tega liatnya, aku juga gak mau lagi ngedumel kalo disuruh Ama nitip belanjaan." Kyla ikut menjawab dengan nada sesal.
Lidya mengangguk, senyuman terukir diwajahnya.
" Yaudah, sekarang liat dedek yuk?." Ajaknya mengelus pucuk kepala Zara yang masih betah bersandar padanya.
Kedua gadis itu mengangguk patuh, lalu mengikuti Lidya masuk ke dalam ruang perawatan dimana Istrinya itu berada.
.
." Ih, mirip aku ya?" Ucap Lidya melihat bayi laki-laki yang berada di gendongan tangannya. Sementara Melody hanya tersenyum tipis menanggapinya. Tubuhnya masih lemas rupanya.
" Lucu banget, jadi pengen gigit!" Girang Zara menciumi pipi adiknya itu.
Kyla memicingkan matanya menatap Zara.
" Jangan digigit lo lah, ntar rabies adek gue!"
" Dih! dia adek gue juga keles!" Ujar Zara dengan wajah malasnya.
" Berantem terus Kakak Adek! Appa pusing dengernya, kasian juga tuh Ama masih butuh istirahat, Kamu juga kak, yang lebih tua kasih contoh yang bener buat adeknya. Bukan malah ngajak bercanda yang ujungnya malah berantem" Lerai Lidya pada kedua anaknya. Terutama pada Kyla.
" Tuh dengerin, rese sih lo" ledek Zara memeletkan lidahnya pada Kyla.
Kyla lalu berjalan menuju sebuah kursi kecil yang berada di sebelah tempat tidur sang Ama. dan duduk di sana. Menyibukkan dirinya dengan ponsel.
" Ngambek?" Tanya Melody pada Kyla, anaknya itu menggeleng pelan.
" Kalo ngambek juga gapapa, kalo kaya gitu artinya Appa kamu beneran lagi pusing. Jangan dimasukin ke hati ya." Ujar Melody lembut.
Kyla membuang nafasnya perlahan, dan mengangguk.
" Iya Ma," sahutnya pelan dan tersenyum.
" Pa, nanti aku mau ngomong sama kamu!" Ucap Melody pada Lidya yang masih memeluk bayi mungil tersebut.