Vote duls sabi X..
.
.
.
.
.Lidya tidak membalas pelukkan itu, Dia hanya diam tanpa membuka suaranya sama sekali. Matanya menatap ke arah lain tanpa ingin sedikitpun melirik orang yang baru saja memeluknya.
Yona yang merasa terkejutpun memilih pergi setelah mengangguk kepada Lidya. Menyuruh Lidya untuk menyelesaikan urusannya. Yona sempat membisikkan sesuatu.
' Semua keputusan ada sama lo, Jadi, Pilih yang menurut pilihan hati lo baik buat kedepannya.. Jangan dipaksa Lid, Daripada kembali dan berujung tanpa kejelasan?, Tapi gue lebih percaya kalo lo bisa balik sama dia.. Good Luck'
Setelah berbisisik cukup panjang Yonapun meninggalkan kedua orang yang masih setia pada posisi mereka. Dengan salah satunya Lidya, yang kini bersikap datar dan terkesan dingin saat Melody tiba-tiba datang dan memeluknya. Dia tidak ingin balas menyentuh kekasih dari orang lain yang hanya akan mebimbulkan masalah nantinya.
"Lepas.." katanya datar. Melody hanya menggeleng sebagai jawaban. Gadis itu malah semakin mengeratkan pelukkannya.
" Aku minta maaf, aku tau aku salah..maafin aku.." lirihnya pada Lidya yang kini masih tetap berwajah sama. Datar.
" Kamu gak ada salah apapun, jadi gak usah minta maaf" ujarnya kini mulai menerima keberadaan Melody. Dia membiarkan gadis itu memeluknya.
"Enggak! Aku udah bikin kamu sakit.. Aku tau kamu masih cinta sama aku Lid! Kamu gak usah bohong hikss..maafin aku Lids.." Melody kembali menangis, Dirinya sekarang memukul-mukul dada Lidya.
Lidya mendengar nada penyesalan dari bibir mungil orang yang masih memiliki hatinya ini.
Dimana pemilik hatinya masih tetap pada pendiriannya.yaitu masih ingin berusaha mendapatkan maaf darinya.
Dirinya menghentikan pukulan Melody lalu menariknya ke dalam pelukkannya. Lidya menjatuhkan rahangnya pada pundak itu sambil menatap lurus kedepan. Memikirkan sesuatu.
'Hangat.. Semuanya tetap sama, cuma mungkin sekarang keadaanlah yang membuat semuanya berubah'
'Kamu tetap orang spesial buat aku'
Lidya melepaskan pelukkannya, Membuat Melody tidak rela.
" Aku minta maaf Hikss.." Melody mengulangi ucapannya.
Tangannya yang bebas kini mengusap air mata Melody dengan ibu jarinya. Sambil sesekali beralih merapihkan anakkan rambut Melody.
"Kak ak-.."
"Jangan panggil aku kakak..hikss.. Aku gak suka." sentaknya.membuat Lidya tersenyum manis.lalu mengangguk mengiyakan keiinginan Melody. Membuat gadis itu sedikit tenang.
" Kamu mau apa?.." ujarnya lembut.
" kamu belum maafin aku.." balas Melody pelan, kepalanya menunduk. Tapi Lidya mengangkat wajah itu untuk melihatnya.
" aku bilang kamu gak salah apapun.. Aku yang salah, aku ini brengsek udah ninggalin kamu waktu itu..aku yang minta maaf" Lidya berucap dengan tatapan hangatnya.
Melody hanya menggeleng, dia tidak menerima ini. Bagaimana bisa Lidya masih tetap menyalahkan dirinya sendiri? Sedangkan yang membuat semuanya kacau adalah perbuatannya dengan orang yang dia jadikan singgahan sementaranya. Dia sangat menyesali apa yang dia lakukan.
" Kamu enggak brengsek, kamu orang yang selama ini aku cari.. Kesabaran kamu buat aku gak bisa dihitung.. Seberapapun kesalahan aku kamu tetep aja mau nerima orang kaya aku..disini hikss.. Aku yang udah nyakitin kamu.." Melody kembali memeluk Lidya. Kedua tangannya mencengkram jaket Lidya.