Warning!!
Typo dimana-mana.
Panggilan di sini gue terinspirasi dari ff nya @aingmaunggg .. orang gila yang suka protes di lapak gue, nyebelin yekan-_-. Tapi gapapa.. dia debes kok orangnya 😂Oke langsung ajee..
.
." Gue heran deh, semenjak Ama hamil lagi.. dia suka minta yang aneh-aneh masa.." ucap Kyla tiba-tiba pada Zara yang sedang bermain ponsel di sampingnya. Mereka berdua sedang duduk di ruang tengah dengan Kyla sendiri tengah menonton TV.
Adiknya itu menoleh, dahinya mengerut.
" Emang iya?? Eh tapi iya sih!' waktu itu gue pernah liat Appa pulang jam setengah dua pagi sambil tangannya megang kresek putih, pas gue tanya darimana, bilangnya abis beli Soto buat Ama. Tuh Lo bayangin bangun keluar cuma buat beli begituan!!" Ucap Zara yang mulanya sibuk dengan ponselnya, kini malah semangat membahas kelakuan sang Ama.
" Ck' baru itu.. gue nih waktu pulang sekolah di telpon sama Ama, gue kira penting pake banget!! Taunya cuma disuruh beli cireng di Mall, parah kan? ada gatuh!!" Balas Kyla berdecak malas.
Membuat Zara berdecak kagum pada sang Kakak. Matanya membulat lebar.
" Terus cirengnya ada??."
" Ya gaada lah kampret!."
" Ahh, sudah kuduga."
Ting.. tung..
Kepala kedua gadis itu dengan kompaknya menoleh pada sumber suara. Lalu terbukalah pintu rumah mereka dan memperlihatkan sang Appa yang berjalan dengan lemahnya sambil menenteng tas kerja miliknya.
" Baru jam 4 sore, kok udah pulang sih pa?." Tanya Zara bingung.
Lidya melirik anak keduanya itu sebentar.
" Disuruh nyonya besar, katanya kangen. Padahal Appa lagi rapat tadi sama klien." Jawab Lidya ikut bergabung bersama kedua anaknya di sofa panjang itu.
Kyla semakin tertarik untuk bertanya pada Lidya yang kini menatap layar Tv yang menampilkan iklan kecap bergambar burung berkaki panjang.
" Sekarang Ama udah berapa bulan emang pa?." Tanya Kyla.
" 3 jalan."
" Jalan-jalan kemana?."
" Heh! 3 jalan 4 maksudnya." Lidya membenarkan.
Kyla hanya menunjukkan cengiran lebarnya.
" Lidssss..."
Panggilan nyaring dari seseorang yang sedang menuruni anak tangga rumah itu membuat ketiga orang di depan televisi itu menegang di tempatnya. Mereka sangat cemas jika harus disuruh atau melakukan hal-hal aneh permintaan dari sang Ama.
Dengan penuh keterpaksaan akhirnya ketiga orang itu tersenyum seraya meringis pada wanita yang kini sudah memeluk suaminya manja.
" Kenapa sayang?." Tanya Lidya selembut mungkin. Sudut bibirnya tersenyum lebar.
" Kamu pulang bukannya ke kamar malah mangkal di sini!!." Ucap Melody cemberut.
Sementara Kyla dan Zara hanya bisa diam menonton adegan drama di depannya. Jarang sekali mereka melihat sang ibu yang begitu manja pada ayahnya. Biasanya hanya ada teriakan kecil dan mengesalkan dari mulut sang ibu karena kelakuan ayahnya yang sangat jahil dan menyebalkan. Mereka mengakui hal itu.
" Sekarang aku udah pulang nih, jangan cemberut gitu dong."
" Lagian ngeselin! Bukannya langsung nyamperin aku malah liat tv di sini bareng dua curut ini." Tunjuk Melody pada Zara dan Kyla yang sudah membelalakkan kedua mata mereka karena kaget dengan panggilan yang diberikan Ama mereka sendiri untuk mereka.