Warning!!
typo dimana-mana..
.
.Kyla berjalan dengan riang menuju kamarnya, gadis itu tersenyum sambil mengotak-atik ponselnya. Sang adik yang masih anteng duduk di sofa itu bahkan heran melihat kelakuan aneh kakaknya itu, alisnya terangkat, lalu menggeleng pelan.
Aneh emang, kaya tikus baru dapet sekotak keju aja
" Eh, bilangin Ama ya kalo gue keluar bentar." Ucap Kyla setelah keluar dari kamarnya, ia kini terlihat cantik dengan outfit feminimnya.
Zara menoleh dan semakin heran ketika melihat Kyla sudah rapih dan keren. " Mau kemana emang Lo?" Ucap Zara kepo.
" Diajakin jalan dong sama Appa. Dah ah gue udah telat, jagain Ama sama dedek ya adikku." Kyla melesat keluar dengan bahagianya. Tidak mempedulikan sang adik yang membelalakkan matanya karena ingin ikut pergi bersamanya.
" Kyla!! Appa kok gak ngajakin gue sih?" Teriak Zara kesal. Bibirnya mengerucut, tak lupa kini matanya sudah memerah menahan tangis.
Dengan sisa tenaganya, Zara berjalan ke arah kamar kedua orangtuanya di atas. ia berjanji akan mengaduhkan hal ini pada Ama nya.
****
Di tempat lain, Lidya sedang menunggu anaknya yang mungkin sedang di perjalanan. Ia ingin mengajak anak pertamanya itu keluar dan menyenangkannya. Ucapan dari Melody tentang Kyla yang takut padanya itu membuatnya merasa bersalah.
Ketika melihat sebuah taksi mendekati dirinya. Ia tersenyum karena melihat gadis yang sekilas mirip dengan istrinya itu berjalan menghampirinya. Lidya turun dari atas kap mobilnya dan mengusap rambut Kyla penuh sayang. Anaknya tersenyum lebar padanya.
" Cantik banget sih, maaf ya udah nyuruh kamu yang ke sini harusnya kan Appa yang jemput kamu kak." Ucap Lidya.
Kyla mengangguk. " Gapapa lah, aku juga jarang ke kantor Appa. Terus kita jadi pergi kan?" Tanya Kyla.
" Jadi dong yuk!"
" Iyah."
Keduanya masuk ke dalam mobil berwarna putih yang nampak elegan itu. Lalu pergi melesat meninggalkan halaman kantor.
****
" Masa Kyla doang yang diajak, aku enggak! Apaa jahat banget sih, Ma. Hikss.."
Zara menangis dalam pelukan Melody. Gadis SMP itu meletakkan kepalanya pada perut ibunya dengan manja. Tangisannya semakin menjadi saat terdengar senggukan darinya. " Udah dong jangan nangis, gak kasian sama dedek lagi tidur tuh. Gini deh, nanti Appa bakal Ama marahin kalo pulang. " Ucap Melody.
" Gak mau hikss, aku maunya ikut sama mereka."
" Ya terus kamu mau gitu Ama samperin Appa kamu ke sana." Mendengar nada ibunya yang sepertinya kesal membuat Zara menggeleng. " Ya enggak lah Ma, tap..tapi hikss.."
" Hahh.. Ama jadi pusing dengerin kamu, udah mending kamu tidur aja di sini."
Zara berdecak kesal sambil menangis. " Tau ahh," gadis itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang kebetulan berada di sebelahnya.
****
Lidya dan Kyla duduk di sebuah kursi panjang tempat makan di dalam mall. Mereka baru saja selesai bermain Time Zone dengan Kyla yang membawa boneka beruang besar berwarna coklat muda hasil permainan sang Appa. Di tangan kirinya memegang sebuah cup besar minuman cokelat kesukaannya.
" Seneng gak?" Tanya Lidya sambil meminum milk shake miliknya.
Kyla menoleh, " seneng lah, makasih ya pa." Jawabnya.