Masih banyak siders, tapi okelah.. Gue masih bisa mentoleran..Hope you like it..:D
.
.
.
." Hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja.. Jadi, Hari berikutnya kamu sudah berhenti bekerja?" tanya Melody yang kini duduk di kasur sambil memperhatikan Lidya yang berdiri di depan cermin besar di depannya.
Lidya melihat ke arah Melody sebentar " Bukan berhenti, Tapi itu hari libur.." Dia meralat ucapan Gadis itu dengan wajah malasnya.
Sekarang tangannya beralih mengambil botol parfum dan menyemprotkannya ke beberapa bagian titik tubuhnya.
" Maksudku juga seperti itu.."
Tidak ada percakapan lagi. Hingga salah satu dari mereka kembali bertanya.
" Kalau gue tinggal kerja sekarang, Apa lo gak bakal bosen disini?"
" Tentu saja aku bosan, ohh.. Atau kamu ingin mengajakku ke tempat kerjamu?" tanya Melody antusias.
" Jelas enggak!" Lidya menjawabnya cepat.
"Ishh, " Gadis itu memberengut sebal dengan apa yang Lidya lakukan.
Diam-diam Lidya terkekeh dalam hatinya saat melihat ekspresi menggemaskan dari gadis yang sekarang memalingkan wajahnya.
" Apa lo marah?"
" Tidak!"
" Ohh, Itu bagus.."
" Kenapa kamu sangat tidak peka!! Seharusnya kamu ini mengerti perasaanku!" teriaknya lalu keluar dari kamar dan meninggalkan Lidya yang mengerjapkan matanya kaget.
" Kenapa dia bersikap seolah gue ini pacarnya, Ck!" Gumamnya berdecak. Dan kembali dengan kegiatannya.
...
Setelah keluar dari kamar Lidya berjalan ke arah meja makan. Saat matanya melihat meja itu ternyata disana kosong, Tidak ada tanda-tanda keberadaan Gadis aneh penyuka drama yang biasanya duduk menunggunya hanya untuk sarapan bersama.
Karena penasaran dengan keberadaan Melody. Lidya mengurungkan niatnya untuk sarapan dan lebih memilih mencari gadis itu ke segala penjuru ruangan. Sudah beberapa ruangan ia masuki, Tapi tak juga menemukannya. Sampai tujuan pecarian terakhir sekarang yaitu balkon. Dan benar saja, Lidya melihatnya disana, Sedang bediri menatap ke luar dengan kepalanya sesekali mendongak ke atas melihat langit pagi yang begitu cerah.
Dalam hatinya dia bertanya, apa sekirany yang sedang gadis itu lakukan.
Lalu dia berinisiatif untuk menghampirinya.
" Aku merindukan kalian, Aku ingin pulang.. " tiba-tiba saja gadis di depannya berbicara. Tidak menyadari keberadaan Lidya di belakangnya.
Lidya yang mendengar itu tertegun. Dia bisa merasakan apa yang gadis itu rasakan.
" Padahal baru beberapa hari, kenapa aku begitu mudah menangis.. Hikss.. "Lidya hanya diam tanpa berniat mengganggu Melody. Membiarkan gadis itu mengeluarkan isi hatinya.
" Tapi aku juga senang, Saat Ayah menghukumku Aku bisa bertemu dengan orang sebaik dia. Walaupun sangat menyebalkan.. Tapi aku tau dia orang yang sangat baik. Bayangkan saja, jika aku bertemu dengan orang jahat seperti apa yang kalian katakan di bumi ini? Aku tidak tau bagaimana jadinya aku hikss.. "
' di bumi ini?, sebenernya dia itu siapa? ' pertanyaan itupun mulai hadir di kepalanya.
" Aku kesepian, walaupun dia menerimaku dengan baik tapi dia selalu sibuk bekerja dan meninggalkanku sendirian.. Aku merasa bosan.. Aku ingin pulang.. Ayah hikss.. "