"I don't know this feeling"
.
.Chan pov.
Aku terbangun dari tidurku. Mematikan alarm lalu melakukan rutinitas seperti biasa, sebelum ke sekolah.
Saat aku turun ke ruang keluarga, aku melihat banyak barang di atas meja. Lebih tepatnya, oleh-oleh, kemarin eomma dan orangtua hyunki pergi ke Jeju.
"Ini, untuk Haneul." Eomma memberikan sebuah gelang berwarna coklat kepadaku. Gelang yang terbuat dari kayu, sederhana, tapi indah.
Aku mengangguk lalu mengambil beberapa benda lain, di sisi kiri meja.
"Untuk siapa?" Itu hyunki.
Aku melempar dua jeruk Jeju itu kepada Hyunki.
"Hansol dan Woojin." Aku lalu meninggalkannya dan berjalan ke arah dapur.
"Seungkwan? Tidak dikasih?" Dia teriak sambil menyusulku yang sudah ada di dapur.
"Tidak usah. Dia kan asli Jeju."
Dia hanya mengangguk namun tetap menambah satu lagi jeruk.
"Tapi mungkin dia merindukan kampung halamannya. Lagipula dia sudah jarang ke Jeju."Aku hanya menatapnya sebentar lalu meneguk air yang baru saja kuambil.
__
Author pov.
"Chan!!"
"Seungkwan!!"
Kebiasaan itu lagi. Mereka berteriak dengan jarak yang hanya lima meter. Dan, tiga detik kemudian, sebuah botol kosong mengenai kepala Seungkwan. Yang melempar botol hanya menatap mereka datar.
"Jangan teriak, bodoh." Sebelum kata-kata itu keluar dari mulut Hansol, ada seseorang yang datang dan mengatakan itu.
Dia, Haneul.
Mereka lalu terdiam lalu meminta maaf.
"Ah iya apa kalian ingin bermain sesuatu? Ssaem akan rapat jadi nanti kita bisa bermain." Hansol mengambil kursi lalu duduk di samping Haneul.
"Baiklah ajak Woojin dan Hyunki juga." Seungkwan juga menyetujui.
Chan? Hanya mengangguk.
Tentu tidak keberatan.Dua minggu terakhir ia jadi lebih dekat dengan Woojin, karna Woojin bergabung bersama teamnya dan soonyoung, dalam kompetisi dance beberapa minggu lalu.
Mengenai Haneul, sebulan lalu, saat acara keluarga Choi, mereka sama-sama tahu. Mereka sudah berteman saat masih kecil. Dan saat Haneul di Jepang, Chan juga masih sering berkunjung ke rumah keluarga Choi.
Dan, Chan kini mulai percaya pada kata-kata Hyunki.
"menurut fanfiction yang selalu kubaca, kau menyukainya. Karena kau tidak nyaman saat ia menjauhimu. Tapi kau belum menyadarinya."__
Disini mereka sekarang tengah sibuk dengan permainan mereka. Mencoba segala macam permainan. Sampai akhirnya,
"Dare or dare, karena aku sudah bosan dengan truth or dare." Kata Hyunki.Mereka sudah bermain dengan bahagia, membiarkan tawa mereka keluar begitu saja melihat teman mereka yang rela melakukan apa saja. Dari Seungkwan yang guling-gulingan di bawah meja, Hansol yang bernyanyi lagu sedih, sampai woojin yang melakukan aegyo.
"Akhirnya!!" Teriak mereka serempak, saat kini giliran Chan. Orang yang sedari tadi memberi tantangan aneh kepada teman-temannya.
Chan hanya dapat tersenyum, menatap takut teman-temannya yang saat ini sedang berdiskusi tentang hukuman untuk Chan.
"Baiklah, yang harus kau lakukan. Kirim pesan singkat tentang perasaanmu, ungkapkan isi hatimu, kepada seseorang yang kau sukai." Ujar Hyunki bersemangat.
Chan hanya mengerjabkan matanya. Terkejut.
Ia tidak yakin.
Semua temannya tertawa kecil saat ia mulai mengambil handphone dari sakunya.
Ia mulai mengetik, cukup lama. Sampai ia menghirup udara dengan perlahan, lalu menekan kata 'send'.
Teman-temannya tersenyum puas saat sebuah dering ponsel terdengar. Dering tanda pesan baru tiba.
Haneul yang menyadari bahwa dering itu berasal dari handphone nya, mengeceknya sambil tertunduk.
'tidak mungkin' batin Haneul, saat melihat nama pengirim pesan tersebut.
Namun ia tidak sempat membacanya saat tiba-tiba Chan berdeham.
"Ayo lanjutkan permainan."
Mereka lalu melanjutkan permainan walau keadaan sudah agak canggung. Dan disertai dengan Seungkwan dan Hyunki yang sesekali pura-pura terbatuk.
Beberapa saat, sampai kini giliran Haneul.
Dengan percaya diri, Seungkwan bertanya "Dare or dare?"
Hansol memukul kepalanya pelan lalu mulai berbicara.
"Langsung saja. Nona Choi. Baca pesan yang tadi, dan balas pesannya. Mudah kan?"Singkat, padat, dan jelas. Namun mampu membuat Haneul terkejut. Begitu pula Chan.
"eh. Tapi kalau itu sebuah pernyataan? Haneul harus menjawabnya bagaimana?" Woojin bertanya.
"Yasudah, aku saja yang bertanya, tapi kau harus jawab di pesan balasanmu itu. Apa kau memiliki perasaan pada orang yang mengirimu pesan itu?" Dan itu, Hyunki.
Yakinlah, walau mereka belum membaca pesan tadi, mereka sudah tau siapa pengirimnya, dan apa isi pesannya.
.
.
"Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi aku memiliki perasaan ini sejak pertama melihat senyummu."
-L.C-Begitulah isi pesan yang baru saja dibaca Haneul. cukup untuk membuat yeoja itu tersipu.
.
.
[TBC]
.
.
Makin amburadul 😭😭
Baru mulai nulis lagi :' setelah beberapa bulan ga nulis cerita..Vomment kalian bakal buat gw semangat lanjutin ff ini. Yg mungkin tinggal 1 atau 2 chapter 😘😉
Makasih yg masih dukung tulisan gw yg blm ada apa apanya ini :')
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling [Completed✔]
Fanfiction"Perasaan? Entahlah.. Aku merasa senang setiap kau menatapku dengan mata indahmu" -Choi Haneul . "Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi aku memiliki perasaan ini sejak pertama melihat senyummu" -Lee Chan . . Ori title : I don't know this feeling C...