Chapter 13~ [END]

66 7 4
                                    

For u, who always catches my attention
.
.
.

Choi Haneul pov.

"Haneul, bagaimana? Apa ada perkembangan?" Hyunki yang sedari tadi menyeruput yogurtnya akhirnya mengeluarkan pertanyaan.

Aku menatapnya bingung, namun sesaat kemudian aku mengerti ucapannya.

"Ah.. Bagaimana ya, chan masih begitu, bersikap biasa saja." Ujarku dengan senyum tipis.

Ya, sudah seminggu sejak kejadian itu, permainan tantangan yang membuat chan maupun aku menyatakan perasaan. Walaupun aku tak tahu itu dapat dihitung sebagai pernyataan perasaan atau tidak.

"Mwoyaa? Dia begitu?" Hyunki menunjukkan ekspresi kesalnya lalu menggigit rotinya dengan kasar.
"Padahal dia sering sekali mengomel di rumah jika dia melihatmu bersama woojin" gumamnya dengan cepat namun masih sempat ku dengar.

"Apa katamu tadi?"

"Ani.. Apa dia tidak pernah lagi menunjukkan rasa suka nya padamu?"

"Entahlah, dia aneh huh. Beberapa hari lalu, dia bilang ingin menemaniku ke perpustakaan, tapi saat kami di koridor dan bertemu woojin.." Aku menggantung kalimatku, tidak yakin dengan apa yang akan aku ceritakan.

"Apa? Selanjutnya apa?" Hyunki semakin penasaran dengan pembahasan ini.

"Woojin bilang dia juga ingin ikut ke perpustakaan. Tapi, tiba tiba chan menarik woojin dan bilang mereka harus ke tempat latihan." Aku menyelesaikan ceritaku.

Hyunki tertawa lepas setelah mendengarkanku.

"Apanya yang lucu? Dia aneh 'kan? Padahal sebelumnya dia memberitahuku bahwa jadwalnya sedang kosong, lalu kenapa saat woojin datang dia tiba tiba harus latihan dan meninggalkanku sendiri." Tak tahu mengapa aku kesal jika mengingat chan meninggalkanku sendiri.

"Jjinja? Astaga channiee hahaha, dia cemburu kau tahu?" dia masih tertawa dan gemas sendiri.

Apakah itu benar? Aih, tapi aku tak ingin berharap. Toh chan juga tidak bilang apa apa.

Hyunki lalu berdeham dan mengeluarkan ponselnya, memecahkan lamunanku.

"Yeoboseyo?" aku membulatkan mataku begitu suara itu keluar dari loudspeaker ponsel hyunki. Itu suara chan!

"Eoh, chan-ah, kau dimana?" Hyunki terus tersenyum melihat ekspresi terkejutku sambil bertanya keberadaan chan.

"Studio latihan, waeyo? Kau dimana?" Chan menjawab pertanyaan hyunki, dapat ku dengar suara napasnya yang terengah engah, dan alunan musik yang masih mengalun. Begini saja, aku sudah tahu, dia baru selesai dengan club dance nya.

"Kau tak perlu tahu haha" hyunki menjawabnya dan meletakkan jari telunjuknya di bibirnya, menyuruhku agar diam. Ya, aku memang tidak ingin bersuara apa apa, masih kesal bila mengingat seorang Lee Chan.

"Kau.. bersama dengan Haneul?" Aku mengerjabkan mataku terkejut mendengar namaku disebut.

"Eiii, kenapa? Kau merindukannya hmm?" Aku melemparkan sepotong kentang goreng ke kepala hyunki karena kesal dengan pertanyaannya ke chan.

"Ha? Apa? Ahh tidak. Aniyeoo." Kan, aku hanya berharap, toh dia juga biasa saja. Aku mencoba menikmati makananku saja, mencoba tidak peduli dengan percakapan mereka.

"Yasudah, untunglah, karena tadi aku melihatnya menemani woojin" aku membulatkan mataku, terkejut dengan apa yang dikatakan hyunki. Apa katanya? Astaga, aku bahkan belum bertemu woojin hari ini.

"Apa? Sial, woojin bilang dia tidak ikut latihan karna ada ujian susulan, kenapa justru bersama haneul huh." Dia menggerutu, lucu sekali.

"Oh oh oh, ada apa ini? Apa ada yang cemburu?"

"entahlah, aku takut, dia selalu bersama woojin"
Aku terbelalak mendengarnya, walaupun dia berkata begitu dengan pelan.

"Akui saja, kau cemburu, karna kau menyukainya hahaha" hyunki menahan tawanya sedari tadi.

"Iya iya, aku cemburu."

Beberapa detik.. Keadaan hening.

Hingga tawa hyunki terdengar, sangat menyebalkan.

Aku tertunduk, tersipu.

"Aigoo, channiee.. Kau tahu? kau membuat yeoja di depanku ini tersipu hahaha. Tenang, Haneul sedang bersamaku, kau bisa latihan dengan tenang sekarang." Hyunki masih dengan nada menyebalkannya.

"Ya!" Aku tanpa sadar ikut bersuara.

Dapat ku dengar suara chan yang tersedak di seberang sana.
"Ya! Hyunki-ya! Yaaa! Kauu... Argh, sungguh.." Aku hanya mendengar itu, lalu sambungan terputus, oleh Hyunki.

Dapat ku lihat senyum puas Hyunki sekarang. aku hanya menatapnya malas lalu melanjutkan makanku.

.
.

Author pov.

Haneul memasuki kelas dengan keadaan gugup. Setelah percakapan Hyunki dan Chan lewat telepon kemarin, ia tak tahu harus bagaimana saat bertemu Chan.

Tiba tiba ponselnya berdering tanda pesan masuk diterima. Haneul mengerjabkan matanya perlahan lalu membaca pesan singkat itu, dari Lee Chan.

"Kau kenapa? Sakit?"

Apa apaan dia? Mengirim pesan seperti itu. Haneul lalu menoleh dan mencari keberadaan Chan. Di belakang sana, Chan sedang duduk dan terus menatap Haneul. Ada raut wajah khawatir di sana.

Chan berjalan dan mendekat ke arah Haneul. Dan tanpa aba aba, dia meletakkan telapak tangannya di dahi Haneul seakan mengecek suhunya.

"Eum? Tidak panas, mengapa kau lemas sekali saat masuk kelas?"

Haneul tidak menjawab, melainkan ia tertunduk dan merasakan detak jantungnya yang sedang berpacu.

'Chan! Bagaimana bisa kau terus menatapku seperti itu?' batin Haneul. Kini ia sadar penuh bahwa perasaannya kepada Chan sudah lebih dalam.

"Haneul-ah? Kau kenapa?" Chan duduk dan mensejajarkan wajahnya dengan Haneul.

"Ais Chan! Berhenti menatapku seperti itu! Kau tahu berapa banyak yeoja yang akan luluh bila kau terus menatap seperti itu?" Haneul membulatkan matanya sesaat setelah mengatakan kalimat itu dengan cepat, sama terkejutnya dengan Chan.

Cukup lama sampai Chan dapat mencerna kata-kata Haneul itu.

"A-ah.. Ani, kau tenang saja, aku hanya khawatir padamu, bukan orang lain. Dan caraku menatapmu? Itu hanya ku tujukan ke matamu. Untukmu, yang selalu menarik perhatianku." Chan tertunduk, berujar pelan, dan menggaruk tengkuknya.

"Apa?" Haneul mendengarnya namun ia masih tidak percaya dengan pendengarannya.

"Ais kau ini, bagaimana mungkin aku mengulang perkataanku yang memalukan itu? Ini, tadi aku sempat membeli dua, minumlah." Chan berdeham lalu meletakkan susu vanilla yang sedari tadi berada di saku jaketnya.

Haneul tersenyum lalu mengangguk.
"Eum, baiklah. Oiya, aku tidak sakit, hanya kelelahan sedikit, mungkin." Haneul sebisa mungkin menutupi gugupnya sambil meminum susu pemberian Chan.

Tanpa ia duga, Chan mengusap pelan pucuk kepalanya lalu tersenyum.
"Jangan membuatku khawatir, aku menyukaimu, kau tahu itu."

.
.
.

~~

END

~~

HAII~~

Ini part terakhir hehe..
Ga jelas ya? Maaf :') udah lama banget ini work, miris juga liatnya huhuu..

Anyway, makasih yang udah mau baca book ini, dari awal yang tidak jelas hingga akhir cerita yang lebih tidak jelas ini :')))

Tengkyu so much juga bagi yang telah memberikan vomment nya 🧡

Luv you 999 thousand, dari ichan.
🧡🧡🧡

This Feeling [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang