Chapter 6~ [Daeson family]

128 14 2
                                    

Ramai. Masih ramai. Walaupun sudah setengah jam semenjak acara ini selesai. Bukan tanpa alasan aku masih duduk di kursi ini. Aku menunggu teman-temanku.

"Choi Haneul!" Aku tersenyum kepada mereka.

"Bagaimana penampilan kami?" Tanya Seungkwan antusias sambil menaikkan alisnya.

Aku hanya mengangguk lalu berkata "seperti biasa."

"Kami akan menunggu sampai kau tampil bersama kami." kata Hyunki, temanku di club musik sekolah. Lalu ia memberikan sebotol yogurt kepadaku.

"Aku akan berlatih lagi untuk itu." aku tertawa kecil lalu meneguk yogurt itu.

"Oh.. Dino dimana?" Tanyaku pada mereka.

"Masih mengurus sesuatu." kata Seungkwan lalu mengambil cemilan yang ada di genggaman Hyunki dan memakannya.

Hyunki hanya menatap Seungkwan dengan tatapan datar.

---

Dino dan Chan orang yang sama. Tapi mereka berbeda.

Awalnya aku bingung, tapi lambat laun aku mengerti. Ya, sudah sebulan aku bersekolah di Daeson, dan tentu saja aku sudah mengetahui banyak tentang sekolah ini dan siswa-siswinya.

---

Author pov.

"Haneul-ah.. Kajja!" Seru Hyunki seraya menarik tangan Haneul saat Chan datang dan memanggil mereka.

"Oh? Arra."

"Jadi? Apa kalian ingin langsung ke sekolah?" Tanya Chan saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Seungkwan hanya berdeham mengiyakan.

"Hansol!" teriakan Seungkwan sontak mengejutkan semua temannya. Bagaimana tidak, Chan yang sedang fokus menyetir, Hyunki yang mungkin sudah hampir mencapai mimpinya, dan Haneul yang sibuk berlatih dengan piano digital di ponselnya.

Mereka semua berbalik menghadap Seungkwan dan menatapnya tajam sampai mereka mendengar suara Hansol di seberang sana.

"Yo annyeong!!"

"Hansol-ah.. apa kabar? Lama tak bertemu." ujar Chan sambil tetap menatap jalan di depannya.

"Dino? Are you there?! Oh ayolah Chan!! Aku bahkan baru sehari di sini." Kata Hansol membuat mereka semua tertawa.

"Hansol-ah.. kuharap adikmu segera sembuh. Sampaikan salam dariku. Namja tertampan di daeson."

"Arra Boo Seungkwan. Bagaimana dengan penampilan kalian tadi?"

"Seperti biasa. Mereka sangat bagus." kata Haneul mencoba ikut bergabung dalam percakapan mereka.

"As expected."

Belum selesai mereka bercakap, ponsel Chan bergetar tanda telepon masuk.

Seungkwan menoleh ke arah Chan "nugu?"
Chan hanya mengisyaratkan bahwa itu adalah ayahnya.

"Hansol-ah. Sudah dulu ya, ayah Chan menelpon." ujar Seungkwan kepada hansol yang masih dapat mendengarnya.

"Mwo?! Uri big boss?" Teriak Hansol.

"Hyunki-ya! Lee Hyunki! Kau mendengarku kan? Beritahu pamanmu untuk menghukum anaknya yang nakal itu" Hansol melanjutkan teriakannya dan diakhiri dengan memutuskan sambungan telponnya.

Hyunki yang terkejut mendengar namanya disebut pun bangun walaupun seluruh jiwa raganya belum terkumpul sempurna.

"Oh? Oh? Wae? Ohh ne! Aku akan memberitahunya!" kata Hyunki cepat.

"Apa kalian sudah selesai? Dua panggilan tak terjawab dari pamanmu Hyunki-ya. Aish." Kata Chan yang sedari tadi tidak mengangkat telepon ayahnya.

"Telepon lagi, pabo!" Kata Hyunki dengan nada malas. Lalu turun dari mobil.

"Eh?! Sejak kapan kita sampai?" Tanya Seungkwan bingung melihat kedua temannya sudah turun.

"Lima menit yang lalu" kata Chan singkat sambil kembali mengambil ponselnya. Seungkwan yang menyadari bahwa Chan akan menghubungi ayahnya pun keluar dari mobil.

...

Lee Chan pov.

"Yeoboseyo? Oh wae appa?" Tanyaku begitu terhubung dengan appa.

"Mengapa kau tak menerima panggilanku?"

"Aku baru sampai di sekolah. Aku tidak boleh menerima telepon saat sedang menyetir, bukan?" Jelasku.

Aku tidak berbohong kan? Selain karna tadi mereka sangat berisik, aku tidak mengangkat telepon karena sedang menyetir.

"Baiklah. Apa kau masih sibuk? Apa Hyunki bersamamu? Orang tuanya datang jadi pulanglah cepat."

"Aku tidak latihan hari ini. Tapi Hyunki masih memiliki jadwal latihan di club musiknya."

"Kalau begitu kau pulang dulu. Aku akan menyuruh supir untuk menjemput Hyunki sejam lagi."

Setelah sambungan terputus, aku segera menghubungi Hyunki yang sudah pergi bersama Seungkwan dan Haneul.

"Hyunki-ya. Appa menyuruhku untuk segera pulang. Orang tuamu sudah datang."

"Jadi?" Pertanyaan singkat dari Hyunki.

"Aku akan pulang sekarang. Sejam lagi supir datang menjemputmu."

"Baiklah. Aku tutup dulu ya. Latihanku sudah dimulai."

Pip.

Aish. Bahkan dia tidak begitu antusias mengetahui bahwa orang tuanya datang.

Orang tua Hyunki bekerja di Amerika. Dan menyuruh Hyunki untuk tinggal bersama pamannya di Korea. Pamannya adalah ayahku. Itu artinya dia adalah sepupuku.

Aku menjalankan mobilku dan pergi meninggalkan sekolah.

.
.
.

[TBC]

Ekhem..
Ku kambek.. sesuai janji, tepat ultah Chan yekan 😆😆
HAPPY BIRTHDAY MY BELOVED BIAS!!
LEE CHAN AKA DINO.
hope makin gans yekan. Makin banyak partnya :'))
#HappyDINODay

Makasih yg udh mau nunggu, baca, apalagi vomment.
See u in next chap.
Ur feedback will make me so happy 😚😚

This Feeling [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang