[💘] bogosipda

1.1K 100 35
                                    


"Kami turut berduka cita... atas kepergian pasien, Minatozaki Sana..."

"MWO?! Tidak! Tidak boleh! Sana tak mungkin meninggalkanku!" Mark mulai meraung. Nayeon dan yang lain langsung mencoba menenangkannya walau mereka sama sama sedih.

"Mianhae, tuan... kami tidak berhasil menyelamatkannya. Sekali lagi, kami turut berduka cita..." dokter dan para suster itu kemudian pergi meninggalkan Mark dan yang lainnya.

"Mark, hiks.. sudahlah! Hiks, kita harus mengikhlaskan Sana. Hiks..." Nayeon menghapus air matanya.

"Aku tak mau! Sana tak mungkin mati! Camkan itu!" Mark mulai berteriak seperti orang yang kerasukan roh halus.

"Aku tak percaya eonnie meninggalkanku." lirih Tzuyu.

Mark memandang kosong lantai rumah sakit. Mark beberapa kali  sesenggukan, tangannya mengepal keras.

Tiba tiba, seorang yeoja menghampiri Mark sambil tersenyum licik. Yeoja itu...


























Myoui Mina.

"Annyeong~ apa kabar?" Mina tersenyum seakan tak ada apapun yang terjadi pada Sana.

"Sedang apa kau disini?! Ingin mencari gara gara?!" Mark membentak Mina.

"Aku menagih hutangmu, Mark." Mina tersenyum licik.

"Oh, hutang gorengan sama teh pucuk waktu itu, kan? Btw, gorengannya enak banget! Apalagi tempenya." (jangan dibaca fix. Ini bukan yang Mark ucapin.)

"HUTANG?!" tanya Mark sambil berteriak kebingungan.

"Ne. Kau lupa? Kau telah berjanji padaku untuk menjadi namjachinguku jika Sana mati. Dan, Sana sekarang sudah mati." Mina masih tersenyum.

"Kapan aku berjanji, Mina?!" Mark menahan emosinya sekarang. Terlebih, karena Mina menagih hutang gorengannya, padahal gorengannya cuma 5 ribu *abaikan bagian ini*.

"Kau lupa, Mark? Baiklah, aku akan menunjukkan padamu buktinya." Mina mulai mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya.

Mina menunjukkan sebuah video yang ada diponselnya.

(Emmh? Video bokep kah?*plaak)

"Mark, kau harus berjanji." suara Mina terdengar divideo itu.

"Apapun untukmu, Mina sayang." jawab Mark sambil tersenyum.

"Kau harus menjadi namjachinguku jika Sana mati."

"Geurae. Aku janji, sayang."

Dan videopun berakhir.

Mark tercengang. Pasalnya, dia tak pernah berbicara seperti itu kepada Mina. Dan, lebih parahnya...

Aku memanggil psikopat dengan sebutan sayang?! Impossible!

"Aku tak pernah berjanji, Mina!" Mark berteriak.

"Aku mempunyai bukti, Mark." Mina tersenyum licik.

"TIDAKKKKKKKK!!!"











Mark terbangun, nafasnya tersenggal senggal. Mark berkeringat dingin.

Mark mengedarkan pandangannya. Dan pandangannya tertuju pada ranjang Sana.

Mark bangun dari sofa, dengan cepat Mark menghampiri ranjang Sana.

Mark meneliti keadaan Sana. Mark memastikan apakah Sana masih hidup atau tidak.

precious love | marksana✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang