#1 Ketakutanku [Mingyu POV]

1K 171 51
                                    

"Kalau kita... kapan kita menikah?"

"Ehehe..." Tanpa sadar benakku terus memutar pertanyaan y/n tadi. Aku yang harusnya sudah selesai packing, malah hanya termenung dengan senyum cengengesan. Habisnya aku senang sekali mendengarnya.

Senang sekaligus cemas.

Aku tidak tahu apakah dia sungguh-sungguh mengatakannya. Apa dia benar-benar memang menungguku untuk melanjutkan hubunganku dengannya ke jenjang yang lebih serius atau hanya karena terbawa suasana Bohyuk yang akan segera menikah. Ku harap bukan karena itu. Ku harap dia benar-benar berharap padaku.

Tetapi sudah lima tahun sejak terakhir kali dia melihat Wonwoo. Dan tak kurang dari enam jam dari sekarang dia akan bertemu dengan Jeon Wonwoo.

Ah jinjja! Aku tidak ingin membayangkan. Aku takut sekali.

Seharusnya aku tidak merasa seperti ini. Tapi aku belum yakin akan perasaan y/n padaku. Aku takut bahwa dia memang bersamaku karena terbiasa, bukan karena dia memilihku.

Ah, ottokhae?

"Haaah..."

Ku hela napasku pelan. Tanganku kini meraih sebuah kotak beludru yang tersimpan di kantong blazerku lalu membukanya.

 Tanganku kini meraih sebuah kotak beludru yang tersimpan di kantong blazerku lalu membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagus kan ya?"tanyaku pada diri sendiri. Berusaha meyakinkan diriku bahwa y/n akan menyukainya. Ah pasti cantik sekali kalau cincin ini ada di jari manisnya.

"Y/n-ah, jebal, jangan berubah..."

--

"Woaaahhm..."

Sudah kesekian kalinya y/n terdengar menguap disampingku.

"Kau tidak tidur tadi?"

Y/n tampak menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak bisa tidur sebentar seperti itu. Nanti kepalaku pusing. Jadi lebih mending mengantuk seperti sekarang."

Aku paham sih dia pasti setengah mati menahan kantuk. Dia tiba dari Jepang saja sudah jam 12 tengah malam, mengobrol denganku saja sampai jam 3 pagi. Dan kini pun, jam 6 aku dan dia sudah sampai di bandara. Bagus sekali kalau dia tidak sampai ketiduran saat Bohyuk mengucapkan janji pernikahannya nanti.

"Memangnya Mingyu sempat tidur?"

Aku ikut menggelengkan kepalaku padanya. "Aku belum packing jadi tidak sempat tidur."

Puk! Puk! Puk! "Mari tidur di pesawat nanti, hmm?"

Aku tertawa melihatnya dengan mata yang terlihat berat. "Adanya kau tuh yang tidur. Mata mu sudah seperti panda."

Y/n tampak mengibaskan tangannya padaku. "Gwaenchanha..." Kini dia mengambil kaca mata hitam dari tasnya lalu segera memakainya. "Mata mengantuk ku ini bisa kusembunyikan dengan cantik."

"Aigoo..."sahutku, geleng-geleng kepala melihatnya. "Geunde, haruskah aku ikutan memakai kacamata sepertimu?"

"Tidak perlu, tidak perlu. Kau masih terlihat ganteng."

"Aigoo. Kau jadi gampang sekali memujiku. Aku jadi curiga."

Y/n hanya memberikan cengirannya padaku. Dasar anak ini!

"Kau baik-baik saja?"

Sontak aku menatapnya bingung. "Kenapa bertanya begitu?"

"Entahlah..."ucapnya sambil mengangkat bahu. "Kau sering melamun dari sejak berangkat tadi. Apa kau merasa takut karena akan naik pesawat ke Jeju, Mingyu-ya?"

Ah... benar juga. Pesawat dan Jeju adalah dua hal yang sempurna untuk menggambarkan kenangan traumatisku akan kematian Eomma dan Appa. Tapi rasanya aku tidak sempat memikirkan itu. Aku bahkan lupa. Justru pikiranku penuh akan y/n dan Wonwoo.

"Ani. Aku tidak memikirkan itu." Maafkan aku Eomma, Appa, malah melupakan kalian karena ketakutan bodoh ini.

"Geurae?" Tetap saja y/n menarik tanganku lalu menggenggamnya erat. Lalu ia hanya tersenyum padaku dengan tatapannya yang sarat akan simpati. Melihat tatapannya yang begitu aku jadi merasa lemah.

"Yah, selama kau ada di sampingku, aku akan baik-baik saja."ucapku membalas genggaman tangannya. "Jadi jangan tinggalkan aku ya." Ah aku jadi benar-benar terdengar lemah begini.

"Jangan bicara seperti itu ah. Aku tidak akan kemana-mana."

"Berani janji?"

Y/n tampak mengangguk cepat. "Beranilah! Janji, aku janji!"

"Ahahaha..."

Lagi-lagi ku tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi ku tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil.

"Araseo, araseo. Aku percaya padamu."

Molla.

Semoga itu bukan hanya sekedar omong kosong.

Mian, y/n-ah.

Karena aku ragu.

-- to be continued --

Hi! Ini short update aja kok :3 buat share ke kamu gimana galaunya Mingming gara-gara kamu!!! HHAHAHAHAHA!
Ayo tanggung jawab sama Mingyu!
Canda deng... hahahahaha.

Anyway share pendapat kamu di comment dan votenya jangan lupaaa :3
Anyway, jadwal update pasti yang ku tentuin untuk Saranghae, Jeongmal itu di hari Rabu malam yaaaa!
Tapi kalo ada update2 colongan slain Rabu gapapa kan? :3 hohoho
Stay tune slaluuuu!

Love,
Aemi.

Kamus:
Geundae = tetapi
Geurae = begitu, oh begitu, intinya penggunaan geurae ini luas banget
Araseo = aku mengerti, atau mengungkapkan baiklah
Jinjja = sungguh
Jebal = ku mohon
Ottohke = bagaimana?
Mian = maaf

Saranghae, Jeongmal. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang