#10 Alasan Menikah [Y/n POV]

182 27 36
                                    

Bruk! Aku bersandar pada pintu kamar Mingyu yang tertutup di belakangku. "Hah..." aku tidak kuat ada di dalam sana. Tidak setelah apa yang Mingyu ucapkan.

Klik! Aku membuka ponselku dan melihat berberapa notifikasi chat dari Wonwoo.

from 원우 Wonwoo
bagaimana Mingyu?
kapan aku boleh ikut menjenguknya?
kenapa kau tidak pulang?
y/n
jangan lupa kabari aku ya

to 원우 Wonwoo
sudah sadar
kalau kau mau menjenguknya datang saja
aku akan pulang ke apartemen hari ini

Aku harus mencari udara segar dulu. Pembicaraanku dengan Mingyu tadi terasa begitu menyesakkan. Ku pikir perasaanku akan lebih baik setelah bertemu dengannya. Nyatanya kini yang ingin ku lakukan hanyalah diam dan menangis.

"Y/n-ah!" Aku sontak menoleh mendengar suara yang familiar, memanggilku.

"Eomma!"

Eomma segera memelukku erat lalu mengelus kepalaku lembut.

"Eomma! Kenapa tidak mengabariku mau datang ke rumah sakit?"tanyaku tanpa melepaskan pelukanku pada lengannya.

"Eomma tidak tahu kau akan masih ada di rumah sakit. Bahkan Eomma pikir kau sudah kembali ke Jeju untuk mengurus pernikahanmu."

"Mana mungkin bisa ku fokus mengurusnya kalau Mingyu sedang dalam kondisi seperti ini."sahutku. Sejak aku mendengar kabar Mingyu kecelakaan dan sampai di rawat, pikiranku hanya berisikan Mingyu bukan hal lain.

"Apa kau sudah makan?"

Aku menggelengkan kepalaku pelan. Sejak mendengar kabar Mingyu kecelakaan aku segera datang ke rumah sakit dan menemaninya sampai sadar tadi. Tentu saja aku belum sempat makan dari kemarin. Kalau Eomma tidak bertanya mungkin aku belum akan makan sampai perutku sakit.

"Untung aku bawa kotak makan lebih. Ayo kita makan bersama!"

"Ng.." Tanpa sadar aku menahan lengan Eomma.

"Wae?"tanya Eomma sambil menatapiku bingung.

Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Aku tidak mau makan bersama dengan Mingyu? Mana mungkin Eomma mau menerima alasan seperti itu. Yang ada nanti dia akan memarahiku karena berpikir aku sedang bertengkar dengan Mingyu. Tapi aku juga tidak mau masuk lagi kesana setelah momen tadi.

"Baiklah. Kau mau makan dimana?"

"Eh?"

Eomma menggenggam tanganku lalu menariknya ke arah berlawanan dari kamar Mingyu. "Ayo makan di taman. Sepertinya cuacanya sedang enak bukan untuk makan di taman?"

Untuk sesaat aku hanya memandangi Eomma yang menuntunku menuju taman rumah sakit. Eomma.. memang Eomma yang paling mengerti! Bruk!

"Ya, kenapa, Y/n-ah?"

"Ani..."jawabku sambil mengeratkan pelukanku pada lengan Eomma.

Eomma tidak bertanya atau apapun, hanya menepuk-nepuk tanganku yang memeluk lengannya erat. Eomma yang begitu hangat. Uri Eomma.

"Uwa! Pajeon!"seruku senang begitu melihat ada kimchi pajeon di dalam dosirak yang Eomma bawa. Aku rindu sekali memakan pajeon buatan Eomma!

"Ah benar juga! Uri Y/n juga menyukai pajeon seperti Mingyu."ucap Eomma yang langsung membuatku pura-pura merengut.

"Eomma! Anakmu itu aku lho bukan Kim Mingyu!"protesku.

"Ya, jangan bicara seperti itu! Kalian berdua itu sama-sama anakku."sahut Eomma.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku mendengarnya. Benar-benar memang Eomma sudah menganggap Mingyu seperti anaknya sendiri. Jangan-jangan melebihi aku?

Saranghae, Jeongmal. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang