Aku diam memandangi Y/n yang tampak hanya mengaduk-ngaduk kimchi jjigae-nya. Matanya selalu menunduk. Apa mood-nya berubah jelek?
"Jadi kenapa kau pindah ke Jeju, Wonwoo?"tanya Mina yang memecah perhatianku dari y/n.
Ah aku sampai lupa kalau ada Mina ikut makan bersama. "Di Jeju suasanya tenang."jawabku singkat.
"Oh ya?" Kini Mina tampak menopang dagunya lalu tersenyum. "Aku kira kau pindah ke sini karena y/n."
Ah... Aku melirik y/n yang tampak menegang di tempatnya. Pasti karena ucapan Mina. Aku harus bagaimana? Menyangkalnya? Tapi ucapan Mina kan tidak salah.
"Bagaimana denganmu? Kenapa kau ke Jeju?" Sepertinya lebih baik untuk mengalihkan topiknya dibanding harus menanggapi ucapannya.
"Aku ada pekerjaan. Lucunya aku bekerja dengan y/n di sini. Aku pikir kau sudah mendengarnya dari y/n."ucapnya kini beralih pada y/n yang masih saja menunduk di sampingku.
Melihat y/n yang hanya diam membuatku jadi merasa serba salah. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Kalau y/n memang tidak mau makan bersama dengan Mina harusnya dia bilang, tapi dia tadi hanya diam saja. Aku harus apa??
"Rasanya hmm... sepertinya aku sudah menganggu date kalian ya–" "Aku tidak date dengan Wonwoo!"seru y/n keras.
Setelah diam sekian lama lalu tiba-tiba berseru seperti itu, y/n langsung beralih menatapku. "Aku mau pulang."
Pulang? Ng...
Aku tidak pernah melihat ekspresinya ini. Kedua pipinya berubah memerah dengan bibir yang merengut. Matanyapun menatapku marah namun tampak berkaca. Ekspresi macam apa ini? Kenapa ekspresinya ini malah membuatku ingin sekali memeluknya saat ini juga? Ah aku sebaiknya menahan diriku.
"Tidak dengar apa?"tanyanya lagi, namun kini tangannya bergerak menarik lengan jaketku. "Aku... mau... pulang."
"A..." oh tidak. Tingkahnya benar-benar membuatku jadi kaku layaknya orang bodoh.
"Ahahaha..." tawa Mina membuatku dan y/n menoleh bersama.
"Benar-benar. Kalian ini lucu sekali ya."ucap Mina di saat tawanya mereda. "Aku sungguh minta maaf karena mengganggu date kalian."
"Aku kan sudah bilang aku tidak date dengan–" "Y/n." Mina tersenyum pada y/n. "Aku tahu kok."
Eh? Tahu apa?
"Lagipula aku sudah bertunangan."tambah Mina sambil mengangkat tangan kirinya yang dimana jari manisnya sudah berhiaskan sebuah cincin emas tipis. "Jadi kau tidak perlu khawatir, ne?"
Khawatir? Khawatir akan apa?
Ketika ku melihat y/n ku bisa melihat wajahnya yang tampak terkejut. Kenapa dia begitu terkejut? Karena Mina tunangan? Aku sungguh tidak mengerti!
"Baiklah kalau begitu, sepertinya sudah saatnya aku harus pulang." sambil memakai kembali jaketnya Mina berdiri dari tempat duduknya. "Aku ijin pulang duluan ya." Mina kini berjalan melalui y/n yang masih tak bergerak di tempatnya.
Namun ketika Mina melewatiku, ia sempat berhenti sejenak untuk membisikkan kata-kata yang tak akan mungkin ku lupakan.
"Y/n sangat menyukaimu. Jangan menyerah, Jeon Wonwoo."
—
Kata-kata Mina tadi terngiang terus dibenakku. Apa dia bercanda? Tapi Mina kan bukan tipe orang yang suka bercanda seperti itu. Jadi dia sungguhan dengan kata-katanya? Y/n menyukaiku. Lagi?
Aku mencuri pandang pada y/n yang berjalan dengan tatapan yang tak lepas dari hamparan lautan di samping kami.
"Hah..." aku jadi menghela napas. Mana mungkin dia menyukaiku. Adanya dia benar-benar muak denganku yang kini hanya sekedar gangguan baginya. Menyukaiku lagi? Bagus kalau memang iya, tapi nyatanya itu harapan yang terlalu muluk untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Jeongmal. [SEVENTEEN IMAGINE]
Fanfiction[FINAL SEASON of Gomawo, Annyeong Trilogy] "Aku hanya ingin kau tahu kalau aku benar, benar mencintaimu. Dan kau adalah pilihanku." Lalu bagaimana hatimu berkata? Ini adalah season terakhir dari trilogi Gomawo, Annyeong yaitu kisah cinta antara tiga...