2 bulan yang lalu
"Apapun yang kau pikirkan, hentikan, hmm, Jeon Wonwoo? Jebal..."
Aku tidak mengerti kenapa Wonwoo harus mengatakan hal seperti itu lagi. Jika aku mau, aku boleh pergi? Bukankah rasanya seperti dia mengusirku? Apa dia kembali menyerah? Kenapa selalu seperti ini? Kenapa jika menyangkut aku tidak ada lagi solusi yang dia pikirkan selain menyerah?!
"Tolong katakan sesuatu, Wonwoo-ya..."
Perlahan Wonwoo melepaskan pelukanku darinya. Untuk berberapa saat dia masih menunduk dalam sebelum akhirnya kembali menatapku. Meski tetap dia tidak mengatakan apapun.
"Jeon Wonwoo, jangan menyerah, hmm?" Ku mohon, Wonwoo-ya. Jangan buat ini lebih sulit lagi. Ku mohon.
"Y/n-ah." Wonwoo tersenyum dengan matanya yang masih tampak berkaca. Kalau dia akan terlihat seperti itu kenapa dia harus memaksakan diri untuk tersenyum? Bahkan dia tidak pernah menangis dihadapanku, sampai hari ini. "Orang yang pantas untuk kau nikahi bukanlah aku."
"Ne?"
"Orang yang ingin kau nikahi, bukanlah aku."ucapnya lagi.
"Jeon Wonwoo–" ucapanku terhenti oleh tangannya yang menghapus sisa air mataku dengan lembut.
"Y/n-ah. Aku juga ingin melihatmu bahagia, bagaimanapun caranya. Aku ingin juga bisa membuatmu bahagia, meski artinya tidak bersamaku."
Plak! Tanpa sadar ku menepis tangan Wonwoo dariku.
Aku tidak mengerti sebenarnya perasaan apa yang memenuhiku kini. Perasaan marah, sedih, kecewa, bingung, semuanya bercampur hingga aku tidak tahu harus bersikap bagaimana.
"Y/n–" Ku mengangkat tanganku pada Wonwoo. Tidak ingin mendengar apapun itu yang akan Wonwoo katakan lagi.
"Y/n-ah, sepertinya kau salah paham–" "Geumanhae."
Berhenti.
Ku mohon berhentilah.
Aku sudah muak dengan semua ini.
Aku muak dengan orang lain yang membicarakan tentang kebahagiaanku seolah-olah mereka lebih mengerti tentangnya. Lebih mengerti dari aku yang bahkan tidak tahu kebahagiaan seperti apa yang sebenarnya kuinginkan. 'Melihatmu bahagia.' 'Agar kau bahagia.' Bahagia yang bagaimana?! Apa yang orang harapkan dariku agar bisa dilihat bahwa aku cukup bahagia dengan apa yang kini kujalani? Kenapa tidak pernah cukup? Kenapa lagi-lagi aku akan ditinggalkan dengan alasan agar aku bahagia? Sebenarnya aku harus bagaimana???
"Ya, Jeon Wonwoo." Tanpa sadar ku menggigit bibirku keras, berusahan agar tidak ada lagi air mata yang keluar. Tidak hari ini. "Apa yang sebenarnya harus aku lakukan?"
"Y/n-ah..."
"Apa ini karena surat Mingyu?"
Melihat Wonwoo yang tampak kaku ditempatnya aku tahu kalau apa yang kutanyakan benar adanya. Ini semua karena surat Mingyu. Harusnya aku sadar, bahkan itu menjadi hal pertama yang dia tanyakan begitu kami bertemu hari ini.
"Y/n–" "Kenapa kau harus memberikannya padaku? Kenapa kau harus memberikannya padaku kalau ujungnya akan membuat semuanya hancur lagi? Kalau ujungnya hanya akan menjadi sekedar alasan untuk membuat Wonwoo kembali menyerah!"
"Apa Wonwoo tahu seperti apa rasanya ketika membacanya? Sesakit apa ketika membacanya, apa kau tahu?! Betapa sakitnya mengetahui kalau ada orang yang bisa mencintaiku seperti itu sementara aku bahkan tidak pernah benar-benar melihatnya sekalipun! Betapa sakitnya tahu kalau aku bisa melangkah maju karena dia yang... hah..." aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku. Aku benci karena di saat aku berusaha sekuat tenagaku untuk berjuang demi hubunganku dengan Wonwoo, seluruh kata-kata dan perasaan tertulis di surat Mingyu terngiang dan membuat hatiku terasa sakit.
"Y/n-ah."
Wonwoo meraih tanganku lalu mengelus cincin tunangan kami pada jari manisku. Ia tampak memandanginya sejenak, sebelum kembali beralih padaku.
"Sekarang kau sudah tahu jawabannya bukan?"
"Wonwoo-ya–" "Ku mohon jangan salah paham padaku."ucapnya.
"Bukannya aku tidak ingin berjuang. Bukannya aku menyerah. Tapi aku bisa melihatnya. Keraguanmu, kesedihanmu, hal-hal yang mungkin tidak bisa ucapkan atau mungkin kau sendiri tidak sadari, kini aku bisa melihatnya dengan jelas. Dan aku tidak mau membiarkanmu berjuang untuk sesuatu yang tidak kau yakini."
"Jeon Wonwoo, tapi kita–" "Y/n-ah."
Wonwoo menggenggam tanganku dengan begitu erat lalu berkata, "Aku bukanlah jawaban yang kau cari."
— to be continued —
sampai ketemu lagi di weekend ini
#menujusjtamat
![](https://img.wattpad.com/cover/110097890-288-k234446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Jeongmal. [SEVENTEEN IMAGINE]
Fanfiction[FINAL SEASON of Gomawo, Annyeong Trilogy] "Aku hanya ingin kau tahu kalau aku benar, benar mencintaimu. Dan kau adalah pilihanku." Lalu bagaimana hatimu berkata? Ini adalah season terakhir dari trilogi Gomawo, Annyeong yaitu kisah cinta antara tiga...