#2 Dia Tersenyum [Wonwoo POV]

1.1K 175 127
                                    

"Wonwoo-ya."

Aku yang sedang menatapi ombak, sontak menoleh akan panggilan Eomma.

"Kau baik-baik saja?"

Aku menganggukkan kepalaku pelan. "Tentu saja."jawabku kemudian.

Eomma merangkulku erat lalu menepuk-nepuk bahuku lembut. "Wonwoo, uri adeul, aku begitu bangga padamu dan Bohyuk."

"Gomawo, Eomma.."

"Maafkan Eomma, Wonwoo-ya. Membiarkanmu bekerja begitu keras dulu karena keadaan kita yang sulit."

"Aniyo... gwaenchanha, Eomma. Jangan berkata seperti itu."

"Bagaimana aku tidak berkata begitu? Aku tahu kau bukan anak yang ekspresif, tapi sejak keadaan berubah sulit, kau benar-benar seperti kehilangan kebahagiaanmu. Eomma benar-benar merasa bersalah."

"Eomma..."

"Sekarang semuanya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Kau pun sudah sangat sukses. Jadi ini juga waktunya untukmu mencari kebahagiaan yang sesungguhnya untuk dirimu sendiri, Wonwoo-ya."

Kebahagiaan. Lagi-lagi aku diingatkan akan hal ini.

"Jangan terlalu sibuk karena alasan lainnya hingga kau melupakan kebahagiaanmu sendiri. Jangan sampai kau mengejarnya ketika sudah terlambat."

"Aku akan bahagia kok, Eomma. Sekarang pun aku bahagia."

Eomma tampak menatapku dengan tatapan yang sarat akan kekhawatiran. "Benarkah?"

"Eung."

"Hah... baiklah. Aku hanya bisa berdoa untuk segala kebaikan dan kebahagiaanmu, Wonwoo-ya."

Untuk berberapa saat aku dan Eomma hanya diam menatapi ombak yang bergerak jauh di sana. Jujur, aku memang sudah banyak berbohong mengenai perasaanku yang sesungguhnya tidak bahagia. Tetapi mengetahui bahwa keluargaku peduli padaku dan menunjukkan sayang mereka padaku seperti saat ini, ku rasa itu cukup untuk menggantikan kebahagiaan yang benar-benar ku harapkan.

"Ngomong-ngomong, Wonwoo-ya, aku jadi merasa semakin tua mengingat sebentar lagi Bohyuk akan mengucapkan janji pernikahannya. Ah... aku kehilangan satu anakku." Eomma terdengar menghela napas panjang. "Bagaimana denganmu? Apa kau mau menyusulnya juga?"

"Menyusul Bohyuk?" Tanpa sadar aku ikut menghela napas. "Aniyo... aku tidak berpikir sampai ke sana."

"Baguslah. Jangan biarkan Eomma-mu ini kesepian."

Mendengar ucapan Eomma, membuatku tertawa kecil.

Mendengar ucapan Eomma, membuatku tertawa kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saranghae, Jeongmal. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang