Jungkook membuka mata saat berada di sebuah gereja tua yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Gereja itu dipenuhi hiasan-hiasan seakan ada pernikahan yang digelar di tempat itu. Beberapa temannya telah sibuk mempersiapkan semuanya dan salah satu diantara mereka ada yang menghampiri jungkook.
"Apa kau sudah siap jungkook-a?" Tanya teman yang juga sahabatnya itu.
"Siap untuk apa mingyu ya?" Tanya jungkook bingung.
"Ini bukan saatnya untuk hercanda babo." Mingyu menyikut lengan jungkook karena kesal. "Tentu saja siap untuk menjalani pernikahanmu. Apa kau sudah bertemu dengan eunha. Kudengar dia cantik sekali hari ini." Lanjut mingyu santai.
"Eunha? Apakah eunha yang akan menikah denganku?" Tanya jungkook sumringah.
"Kau berlagak amnesia atau.." mingyu mulai memperhatikan temannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Apa kau terluka? Apa ada sesuatu terjadi semalam?" Tanya mingyu khawatir.
"Aku tentu baik-baik saja. Aku akan menikah dengan eunha mana mungkin aku kenapa-kenapa." Canda jungkook antusias sambil memukul lengan tangan temannya.
"Syukurlah.." sebelum mingyu selesai menyelesaikan kalimatnya, suara lisa mengalihkan perhatian mereka.
"Jungkook-a, gawat!!" Teriak lisa dari kejauhan. Dia mulai berlari ke arag jungkook dengan sekuat tenaganya.
"Apa yang terjadi?" Tanya jungkook khawatir saat lisa sudah ada di depannya masih terengah-engah karena habis berlari.
Lisa mengatur nafas sebelum akhirnya berbicara. "Aku tidak menemukan eunha dimana pun. Dia kabur." Kata lisa panik.
Seketika kepala jungkook seakan berputar hebat dan membuatnya tak sadarkan diri.
***
Jungkook terbangun terengah-engah di kursi ruang kerjanya. Ternyata itu semua hanya mimpi. Keringat dingin masih mengalir dari pelipisnya. Nafasnya masih memburu.
Dia mencoba menenangkan diri dengan meminum air yang sudah disediakan untuknya di ruangannya. Hingga suara seseorang hampir membuatnya tersedak.
"Kau tak papa?"
Jungkook berbalik ke arah sumber suara dan menemukan eunha berdiri di pintu ruang kerjanya dengan wajah khawatir. Begitu terkejutnya dia hingga menabrak meja di belakangnya yang hampir membuat gelas-gelasnya jatuh dari mejanya.
Menyadari jungkook seperti hampir terjatuh, eunha segera menghampiri jungkook dan memeganginya. Tapi jungkook menangkis tangan eunha. "Aku tidak apa-apa." Kata jungkook cepat.
"Kau nampak pucat dokter jeon. Tidakkah kau sebaiknya pulang dan istirahat?" Eunha mencoba memberi saran.
"Aku bilang aku tak papa. Apa kau tak mengerti?" Jawab jungkook sedikit membentak.
Eunha mematung saat mendengar jungkook membentaknya.
Jungkook segera menghindar dari eunha dan mencoba duduk di kursi kerjanya. Entah kenapa kepalanya tiba-tiba pusing dan perutnya mual. Dia mulai mengusap usap kepalanya untuk mencoba mengurangi rasa sakitnya. "Apa maumu? Maksudku ada keperluan apa kau mencariku" jungkook mencoba merangkai kata-katanya tapi masih terdengar kasar di telinga eunha.
"Aku.. aku hanya.." eunha gelagapan. Baru kali ini ia dibentak oleh jungkook. "Ehm, aku hanya ingin menanyakan sesuatu hal tapi nampaknya kau sedang sibuk mungkin lain waktu saja" lanjut eunha setelah mencoba menenangkan diri.
"Jika tak ada lagi yang ingin kau katakan, pergilah." Balas jungkook.
"Ya, tentu saja aku akan pergi. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja sebelum aku pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold story 2 (eunkook series)
FanfictionJeon jungkook, seorang dokter yang kehilangan kepercayaan diri atas kemampuannya membedah pasien setelah kehilangan wanita yang paling ia sayangi lewat operasi yang telah ia pimpin sebelumnya. Jung eunha, seorang dokter lulusan universitas papan ata...