Sudah seminggu berlalu sejak kejadian eunha mengusir jungkook dari rumahnya, sejak hari itu dia tidak menemukan jungkook di rumah sakit. Sebagian egonya menyuruhnya untuk melupakan jungkook, karena memang laki-laki itu tidak pernah ada hubungannya dengan eunha sejak awal. Dia hanya dokter yang membantunya menyembuhkan adiknya. Tidak sepantasnya orang seperti itu menyita pikirannya, tegasnya dalam hati.
Itu awal rencananya. 3 hari yang lalu, eunha mendapatkan pasien yang juga memiliki penyakit jantung. Eunha hanyalah dokter bedah, dia tidak terlalu paham jika berhubungan dengan jantung. Ada gejala-gejala yang tidak biasa yang terjadi pada pasiennya. Selain jantungnya bengkak, denyut jantungnya tidak beraturan, dan pembuluh darahnya nampak muncul di beberapa tempat di tubuh pasien.. Tentu ini jadi ancaman khusus jika harus membedah dengan kondisi seperti ini. Eunha harus menyelesaikan masalah di jantungnya sebelum akhirnya membedah pasiennya itu.
Yang semakin membuat eunha khawatir adalah pasiennya seorang gadis kecil yang lemah. Sedikit saja eunha terlambat ataupun salah penanganan, nyawa gadis kecil itu akan melayang. Selama ini eunha hanya memberi gadis itu obat penghilang rasa sakit sebelum memutuskan diagnosanya. Tapi hingga 4 hari berlalu, dia tidak berhasil menemukan penyakit yang sesuai dengan gejala yang diderita gadis kecil bernama Haeun itu.
Dia sudah mencoba menanyai spesialis jantung di rumah sakit itu berakhir dengan kondisi ia di ping-pong antara 1 referensi ke referensi lain. Tidak ada yang tahu pasti dan berani mengatakan apa penyakit gadis itu. Pada akhirnya mereka malah menyarankan untuk bertanya kepada jungkook. Mendengar namanya saja dia sudah muak, apalagi harus berhadapan dan melakukan diskusi dengannya. Sungguh itu pilihan yang tidak akan pernah ia ambil, tekadnya pada awalnya.
Hari ke hari, keadaan Haeun melemah. Eunha akhirnya membuang egonya dan mencari jungkook di seantero rumah sakit, tapi tidak menemukan sosoknya sekali pun.
Jam makan siang tiba, dia mengambil makan siangnya seperti biasa dan kemudian duduk di tempat biasa. Tapi nafsu makannya benar-benar hilang hari itu. Ia ingin mencoba makan tapi pada akhirnya hanya memainkannya nasi di piringnya.
"Boleh aku duduk disini?" sapa ibu hamil yang berdiri di sebelah eunha sambil membawa baki makanannya.
"Yuna, kupikir kau sudah cuti" sapanya pada rekan kerjanya yang memang sebelumnya sudah cuti karena kehamilannya sudah mencapai usia akan melahirkan. "Duduklah"
Yuna meletakkan bakinya di meja dan menarik kursi pelan-pelan kemudian mendudukinya. "Kau nampak murung sekali. Dan kenapa kau tidak makan makananmu?" tanya yuna.
"Aku tidak nafsu makan" jawab eunha lemah. "Lalu, apa yang kau lakukan disini?"
"Aku memeriksakan keadaan kandunganku." Jawab yuna santai sambil mulai makan dengan lahap.
"Lalu mana suamimu?" tanya eunha sambil celingukan.
"seokmin sedang mengambil obat di apotik. Kita janjian bertemu disini"
"Ah, kau pasti bahagia mendapat suami sebaik seokmin" ada nada iri dalam suaranya. Tentu di usianya yang menginjak 25 tahun, ia juga ingin segera menikah. Tapi, jodoh belum berpihak padanya.
"ya semoga kau segera dipertemukan dengan jodohmu" kata yuna di sela-sela makannya.
Kata jodohmu yang dikatakan yuna malah mentriger eunha memikirkan jungkook. Ia segera menggerak-gerakkan kepalanya karena tidak mau menerima apa yang baru saja muncul dipikirannya.
"Kau kenapa?" tanya yuna bingung melihat lawan bicaranya menggeleng-geleng tanpa sebab." Oh iya, kudengar dokter jeon sedang sakit. Apa kau sudah mendengar berita itu? Kudengan banyak perawat yang membicarakannya tadi saat mengambil makanan. Dia benar-benar terkenal disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold story 2 (eunkook series)
FanficJeon jungkook, seorang dokter yang kehilangan kepercayaan diri atas kemampuannya membedah pasien setelah kehilangan wanita yang paling ia sayangi lewat operasi yang telah ia pimpin sebelumnya. Jung eunha, seorang dokter lulusan universitas papan ata...