Bab 11 - You don't believe me

418 44 2
                                    

Matahari memulai pekerjaannya di pagi hari, dan membuat gadis yang sedari tadi menunggu di mobil yang terparkir di depan rumah sakit mulai menampakkan siluetnya, meski kaca mobil sudah dilengkapi dengan kaca film yang membuatnya tidak tembus pandang. Gadis itu terus menggerak-gerakkan kakinya karena tidak sabar menunggu seseorang yang sudah diperintahnya untuk mencari informasi tentang sahabatnya yang terbaring di salah satu kamar di rumah sakit di depannya itu.

Setelah menunggu hampir 1 jam, orang yang ditunggu akhirnya datang juga.

"jadi, apa yang kau dapatkan?" tanya gadis itu saat seorang pemuda yang sedari tadi ditunggu sudah berada di dalam mobil.

Dalam diam, pemuda itu mengeluarkan se-map berkas dari dalam jaket kulitnya dan menyerahkannya pada gadis itu. Gadis bertubuh ramping itu meraih berkas itu dengan cepat dan membacanya.

"oh tuhan, aku tidak memahami apapun di berkas ini" gerutunya saat mulai membaca laporan kesehatan dengan nama "Jung Eunha" pada bagian paling atas berkas itu.

"Dia baru saja mengalami kecelakaan yang membuatnya terkilir dan lambungnya sobek. Dari data kadar oksigen diparu-parunya sepertinya dia habis tertimbun sesuatu dan kesulitan bernafas." Kata sang pemuda datar sambil mulai menyalakan mobilnya bersiap untuk pergi.

"mau kemana kita?" tanya sang gadis bingung mobilnya bergerak.

"suatu tempat, yang penting tidak disini. Ayahmu memintaku untuk menyembunyikanmu, rumah sakit ini akan semakin ramai di siang hari."

Gadis itu mengangangguk-angguk memahami maksud pemuda yang juga kawan lamanya itu dan tidak mengeluarkan kata-kata pemberontakan yang biasa ia ungkapkan. Dia kembali tenggelam dalam laporan kesehatan yang ada di tangannya itu.

"ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa membaca laporan kesehatan ini? kau pernah belajar kedokteran?" tanya gadis itu.

"aku hanya pernah merawat orang sakit. Jadi aku sedikit banyak tahu kondisi seseorang dengan hanya membaca laporan kesehatannya"

Gadis itu teringat bahwa ibu kawan lamanya itu sempat sakit saat terakhir kali mereka bertemu. Hati kecil gadis itu ingin bertanya tentang keaadan ibu kawannya, tapi mulutnya terkunci rapat.

"lalu, apa rencanamu?" tanya pemuda itu.

Gadis itu tiba-tiba memegang tangan pemuda itu dan membuat pemuda itu kaget dan tiba-tiba menginjak pedal rem secara mendadak. Beruntung lisa sudah mengenakan sabuk pengaman sedari dia menunggu di mobil, sehingga dia tidak terpental keluar mobil.

"apa yang kau lakukan lisa ya? Kau hampir mencelakakan kita berdua" bentak pemuda itu.

Lisa kemudian menggenggam kedua tangan pemuda itu sambil memohon. "bam-i, aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Raut muka lisa berubah sedih. Perlahan tangannya bergetar.

"lisa ya, kau tinggal bicara. Tak perlu mengagetiku begitu." Bambam melunak. Bambam melihat ke sekitar dan mendapati daerah pertanian terbentang di sekitarnya, dan tidak banyak mobil yang berlalu lalang. "baiklah. tunggu sebentar" bambam menarik tangannya dan kembali mengemudikan mobilnya ke pinggir jalan terdekat dan mematikan mesinnya. "sekarang bicaralah"

"kau selalu mendukung apapun keputusanku kan?" lisa membuka suara dengan pelan. Kepalanya masih menunduk.

"tentu saja, aku kan sahabatmu, mana mungkin aku menentangmu" bambam meraih tangan lisa dan menggenggamnya.

"salahkah aku jika menginginkan seseorang tidak bahagia" lanjut lisa. Hampir saja bambam melepaskan tangannya tapi lisa langsung mengeraskan pegangannya dan membuat bambam tidak bisa menarik tangannya lagi. "kau bilang, kau akan selalu memihakku" air mata lisa mulai mengalir.

Untold story 2 (eunkook series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang