Kondisi eunha semakin kritis. Tekanan darahnya turun drastis. Begitu pula dengan kadar oksigen yang mengalir di tubuhnya melalui darahnya. Keringat dinginnya muncul. Nafasnya mulai berat dan terputus-putus. Jaehyun sudah berusaha memberikan penekanan dada selagi menunggu alat kejut jantung dibawa ke kamar eunha.
"cepat hubungi jungkook sekarang" teriaknya pada perawat yang sedari tadi membantunya mengatur jalur infus yang masuk ke tubuh eunha.
"saya tidak mempunya nomor dokter jungkook" kata sang perawat.
"pakai saja ponselku. Ambil di kantongku. Pasword ponselku 0530. Cepat" teriak jaehyun sambil terus memberikan penekanan dada pada eunha.
Dengan segera perawat merogoh kantor jas jaehyun dan melakukan segala hal yang diperintahkan jaehyun padanya.
"dekatkan padaku ponselnya. Biar aku yang bicara" lanjut jaehyun sesaat sebelum sang perawat menekan nama jungkook yang tertera di salah satu buku kontak ponsel jaehyun. "jungkook-a, eunha terkena serangan jantung lagi. cepatlah kesini" teriak jaehyun saat terdengar teleponnya sudah tersambung, lalu kembali ke tugasnya lagi memberi penekanan dada pada eunha.
Beberapa saat kemudian, jungkook tiba di depan kamar eunha. tapi, bukannya menolong, dia justru mematung.
"dokter jeon, tekanan darah dokter jung sudah mencapai 50...." perawat segera memberi rincian kondisi eunha pada jungkook. tapi jungkook masih tidak bergeming.
"jungkook-a, apa yang kau lakukan. Cepat bantu aku!" teriak jaehyun membuyarkan lamunan jungkook. semula jungkook linglung, kemudian beberapa saat dia tau apa yang harus dia lakukan.
"naikkan kadar oksigen" perintah jungkook pada perawat, sambil berjalan menuju posisi jaehyun untuk menggantikan jaehyung memberi penekanan dada pada eunha. beberapa saat kemudia alat kejut jantung tiba. Dan akhirnya eunha bisa kembali stabil.
Meski kondisi eunha sudah stabil, jaehyun masih emosi karena jungkook tidak segera membantunya tadi. Dia merasa bingung dengan jungkook. 'bisa-bisa nya dia melihat eunha tersiksa terlalu lama' pikirnya. Bagi jaehyun, tiap kali melihat penyakit eunha kambuh saat masa kuliahnya dulu, dia seperti ingin pindah jurusan menjadi spesialis jantung agar bisa menyembuhkan eunha nantinya. Tapi eunha malah menentangnya dan memintanya terus berjuang bersama di spesial bedah umum sama sepertinya.
Emosinya kembali memuncak saat jungkook mulai menghindari untuk melihat kondisi eunha lebih jauh. dia keluar begitu saja, sesaat setelah eunha stabil. Jaehyun langsung berlari mengejar jungkook dan menyeretnya keluar dari gedung rumah sakit. Sesampainya di luar, ia mendorong jungkook di taman yang ada di depan rumah sakit.
"sebenarnya kau benar mencintai eunha atau tidak?" teriak jaehyun emosi. "jika memang kau tak mencintainya, lebih baik aku membawanya kembali ke inggris untuk diobati disana."
Jungkook yang terjatuh duduk di depan jaehyun kembali terdiam. matanya seakan tidak berani menatap mata jaehyun.
"aku kasihan kepada eunha, karena dia selalu berhubungan dengan pengecut seperti kita berdua." Jaehyun berusaha mengatur kambali emosinya. Dia tidak bisa terlalu marah kepada jungkook, karena memang dia juga pernah membuat eunha kecewa dengan mencuri hasil penelitiannya. Tapi itu bukan jadi masalah sekarang, yang diinginkannya sekarang adalah eunha bisa sembuh. Apapun akan dia lakukan asalkan bisa menyembuhkan eunha. "tapi itu sudah tak penting lagi. eunha butuh operasi jungkook-a. Aku rasa kau belum melihat hasil ct scan eunha bukan? Dan jika kau terus seperti ini, aku tidak akan membiarkanmu menyentuh eunha lagi"
Karena merasa tidak mendapat balasan yang diminta, jaehyun menarik kerah jungkook dan memaksanya berdiri. "eunha sangat mencintaimu." Geram jaehyun. Tenggorokannya seakan tiba-tiba kering karena hatinya sebenarnya tidak ingin mengatakannya pada pemuda lemah di depannya itu. "apapun yang dia lakukan, itu berarti untukmu. Kau harus mempercayainya" lanjutnya. Nafasnya berat karena masih emosi. Sesaat kemudian jaehyun mendorong jungkook dan meninggalkannya di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold story 2 (eunkook series)
FanficJeon jungkook, seorang dokter yang kehilangan kepercayaan diri atas kemampuannya membedah pasien setelah kehilangan wanita yang paling ia sayangi lewat operasi yang telah ia pimpin sebelumnya. Jung eunha, seorang dokter lulusan universitas papan ata...