"Jeon jungkook"
Terdengar suara seorang gadis yang nyaris membuat pemuda berzodiak virgo itu tehentak karena kaget. Mata yang semula tertutup, langsung terbuka dan celingukan mencari sumber suara. Bayangan buram yang semula menutupi penglihatan jungkook perlahan memberikan pantulan yang lebih jelas dan membuat jungkook kembali mengucek matanya karena tidak percaya.
Seorang gadis berdiri di depannya masih mengenakan baju rumah sakit model lama yang hanya berwarna biru muda polos. Tanpa hiasan apapun. Rambut panjangnya terurai bergelombang dan sedikit berantakan, tapi hal itu tidak mengurangi kecantikan yang terpancar dari dirinya. Matanya yang lebar menatap mata jungkook disertai dengan senyum yang selalu jungkook rindukan. Tubuhnya tak lagi lemah seperti terakhir kali jungkook melihatnya. Dia nampak lebih sehat dan bersinar.
"Eunbi"
"Aku merindukanmu jungkook-a" balas gadis itu.
Menyadari gadis di depannya itu seolah nyata, jungkook reflek hendak menyentuhnya. Tapi gadis itu mundur menghindar.
"Aku tidak seharusnya melakukan ini. Tuhan akan menghukumku karena melanggar peraturan" senyum yang semula terkembang di bibirnya perlahan menhilang. "Tapi aku harus menemuimu bagaimanapun caranya. Aku tak ingin kau selalu merasa bersalah atas kepergianku" lanjutnya.
Jungkook hanya mematung melihat gadis yang seharusnya tidak bisa ia temui lagi, sekarang berada di depannya dan berbicara dengannya.
kemilau liontin yang tergantung di kalung yang eunbi kenakan tiba-tiba menyilaukan jungkook, dan membuat jungkook tidak bisa melihat sekitarnya. ia kehilangan sosok eunbi yang sebelumnya ada di depannya.
***
Hari dimana eunha akan pergi ke inggris telah tiba. Hari itu bertepatan dengan datangnya orang nomor satu korea untuk menghadiri konferensi sekaligus pemeriksaan yang telah dijadwalkan untuknya. Rumah sakit nampak lebih sibuk daripada biasa. Terlebih Jenny. Karena dia harus siap untuk mempresentasikan hasil pemerikasaan kesehatan orang penting itu. Hasil presentasi Jenny akan mempertaruhkan nama baik rumah sakit. Namjoon sudah berkali-kali menekannya dengan mengancam akan menutup kartu kreditnya jika ia tidak berhasil dalam presentasi kali ini.
Namun, segala rencana yang disusun, seketika ricuh karena tiba-tiba datang berbondong-bondong korban longsor dari tempat relawan eunha dahulu. Seluruhnya membutuhkan pertolongan pertama, atau nyawa mereka tidak akan tertolong. Beberapa diantara mereka sempat tertimbun, sehingga rumah sakit membutuhkan tabung oksigen untuk tetap membuat mereka hidup. Namun, tabung oksigen yang dimiliki rumah sakit tidak mencukupinya. Sehingga beberapa diantara mereka ditransfer ke rumah sakit lain.
Jenny kesal karena hanya dialah yang sekarang bekerja menangani pasien yang berbondong-bondong datang. Jungkook tidak menampakkan diri untuk membantunya. Padahal namjoon berjanji akan menyerahkan komando rumah sakit sementara pada jungkook hingga presentasi selesai. Tapi jungkook tidak segera memberi perintah. Jenny yang sebelumnya sedang berkutat dengan laptop di ruang kerjanya, tiba-tiba dipanggil oleh perawat dan diminta untuk menolong para pasien. Beruntung ada dokter-dokter lain. Tapi, karena memang rumah sakit kecil, kebanyakan dokter kurang berani dalam bertindak, sehingga mereka banyak bertanya kepada jenny tentang apa yang harus mereka lakukan.
Jenny gusar. Ia berlari menuju ruang kerja jungkook dan membanting pintunya. "Apa yang kau lakukan disini?!?! diluar sedang heboh tapi kau hanya duduk-duduk disini. cepat bantu aku" teriak jenny. Lalu dia kembali ke ruang UGD.
Jungkook yang semula melamun langsung berdiri tegak dan menyusul.
Betapa kagetnya jungkook saat melihat orang-orang yang sempat dilihatnya ketika di camp relawan sedang merintih kesakitan. Dengan segera jungkook memeriksa satu per satu pasien sambil terus mendengar penjelasan kondisi terakhir pasien dari perawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold story 2 (eunkook series)
FanfictionJeon jungkook, seorang dokter yang kehilangan kepercayaan diri atas kemampuannya membedah pasien setelah kehilangan wanita yang paling ia sayangi lewat operasi yang telah ia pimpin sebelumnya. Jung eunha, seorang dokter lulusan universitas papan ata...