21

52.6K 1K 18
                                    

Alarm berbunyi tepat pukul 03:00 am.
Anes lah orang yang selalu pertama bangun saat alarm sudah berteriak membangunkan.

"Gin bangun..." ucap Anes menggoyang-goyangkan tubuh suaminya itu.

"Iyaiya sebentar lagi." jawab Gino dengan suara paraunya dengan mata yang tetap tertutup rapat. Membuat Anes geregetan.

"Aaa-aw." teriak Gino saat lengannya digigit Anes.

"Sakit Nes.." ucapnya lagi mengelus bekas gigitan itu, namun kelopak matanya seperti di lem sampai sulit sekali dibuka.

"Tauah aku tidur lagi ajalah." ucap Anes langsung menyelimuti tubuhnya kembali. Tetapi ia tidak benar-benar tidur, matanya melirik lirik ke arah Gino untuk memastikan suaminya itu akan bangun setelah ia mengeluarkan jurus andalannya.

Benar saja, mendengar kalimat terakhir istrinya Gino pun bangun dengan setengah nyawa. Melirik ke arah istrinya dan mencium pucuk kepalanya.

"Ayo siap-siap.. Ngambek mulu kasian dedenya kangen sama daddy." ucap Gino merayu Anes.

"Gak." jawab Anes singkat jelas dan padat.

"Yaudah pergi ber-enam ajadeh. Kamu gamau ikut kan?biar nanti aku sama Sania aja."

"Ihh.. Kok sama Sania sih." Jawab Anes dengan memajukan Bibirnya seperti bebek.

"Biarin aja, emang kenapa?" Tanya Gino berharap istrinya itu cemburu dan segera bersiap-siap.

"Ya gapapasih emang kamu mau?sana gih kalo kuat sama tulalitnya mah." Jawab Anes.

"Iya jugasi. Kenapa gue jadi bawa namanya si oon." batin Gino menyesali kesalah ucapannya itu.

"Hmm.. Yaudah aku sama..." ucap Gino menggantung.

"Sama siapa?" Tanya Anes yang langsung menjewer telinga Gino.

"Ihh iyaiya ampun.." teriak Gino menahan sakit.

"Yaudah cepet mandi."

Cup. Sebuah ciuman kecil mendarat di bibir indah Anes.

-----------------------------------------------------------

Toktoktok...

Tak lama suara heboh dari depan pintu terdengar. Mereka berdua sudah terbiasa dengan makhluk-makhluk astral tidak tau adab ini.

Bagaimana tidak?langit masih sangat gelap dan penghuni apartment lain masih dalam mimpi malah terganggu dengan keramaian mereka. Sangat mengganggu.

"Udah gue bilang kalo ngetok pintu jangan rame. Susah banget dibilangin." ucap Anes yang langsung nyerocos seperti petasan mercon saat pintu terbuka. Empat makhluk itu tidak berani membantah perkataan nyonya iblis berparas cantik ini.

"Iyaiya maaf Nes..."

"Lah Tian mana?" tanya Anes setelsh meneliti satu persatu.

"Diparkiran, lo berdua udah siap belom?hampir telat nih kita." jawab Edo mencari sosok Gino dari depan pintu.

"Ngapa lo?nyariin gue?" ucap Gino tiba-tiba dari belakang Anes membawa 2 koper mereka berdua.

"Lelet lo kaya putri keraton." Ucap Edo yang langsung merebut satu koper dari tangan Gino dan berjalan ke parkiran.

Saat semuanya sudah lengkap, Tian menancapkan gas menuju bandara.

Kini mereka sudah didalam pesawat. Karna bangun sangat pagi, sekarang ketujuh orang itu sudah tertidur pulas dikursi masing-masing.

"Gaes bangun udah nyampe nih." ucap Putri membangunkan 3 sahabatnya.

"Do, bangun."

"Yatuhan ini pada teler apa mati si." keluhnya.

"Udah dimana nih?" ucap Edo setengah sadar.

"Atas awan." jawab Putri jengkel.

"Hah?kata lo udah sampe."

"Ya dikit lagi. Udahsi bangun aja susah amat lo." ucap putri membuang pandangan ke arah Anes.

"Nih lagi bumil satu, tidur susah banget dibanguninnya."

"Engggh." Geram Anes membuka matanya perlahan.

"Marah aja lo. Cape kali gue bawa-bawa perut gede gini." oceh Anes tak terima tidur cantiknya diganggu.

"Yatapi udah mau nyampe, nyet."

"Hmm yaudah deh." jawab Anes yang merapatkan matanya kembali.

-----------------------------------------------------------

Entah bagaimana caranya Putri bisa bangunin keenam kebo itu, sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju penginapan yg sudah disewa.

"Ahhh.. Sampe juga kita." ucap Edo langsung menjatuhkan tubuh diatas sofa empuk.

"Pinter juga lo Sya nyari tempat." ucap Gino memasuki penginapan yang bisa dibilang besar dan mewah. Dengan banyak furniture dari kayu jati yang dipahat indah dan dipasangkan dengan dinding berwarna soft membuat penginapan ini terasa nyaman dan sejuk.

"Iya dong, Dad." jawab Rasya cengengesan.

"Ohiya. Kamar Moms sama Daddy di lantai dua yang tengah, kirinya Edo sama Tian. Sebelah kanan kamar gue, Putri sama Sania ya." tambah Rasya.

"Okedeh, gue ngerapiin koper dulu." ucap Anes yang langsung memasuki kamar tengah itu diikuti Gino. Setelah itu diikuti mereka memasuki kamar masing-masing.

-----------------------------------------------------------

#TBC

Karna kemarin udah kepalang janji sama kalian jadi aku next nih walaupun ide lagi mentok😣😣

Segini dulu yaaa!❤

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang