"Awww."
"Kenapa sayang?" tanya Gino langsung mendekati Anes.
"Dedenya nendang-nendang yangg." Ucap Anes tersenyum kecil sambil memegangi perut buncitnya menahan sakit.
"Jangan nakal ya anak anak daddy. Kasian mami kesakitan.." Cup. Gino mencium perut Anes lembut. Melihat sikap manis Gino membuat hatinya merasa sangat bahagia.
Betapa beruntungnya ia menjadi wanita yang dicintai seorang Gino. Memiliki orangtua & mertua yang sangat menyayanginya dan materi yang dirasanya cukup sebagai modal keluarga kecilnya hidup mandiri.
"Kalo kamu ga kuat kita divilla aja yangg. Aku temenin kamu bobo deh, mau?" usul Gino. Anes hanya menggelengkan kepala.
'Yakali jauh jauh ke Raja Ampat cuma buat tidur.' batinnya.
"Yaudah.. Tapi kalo kamu cape bilang ya. Aku gamau kamu sama anak kita kenapa napa." ucap Gino langsung mencium kening istrinya.
"Ihh kamu bau asep bangetsih." ucap Anes menutup hidungnya. Ia sangat mual mencium bau asap roko atau vape baru Gino, sebab itu Anes meminta Gino untuk mandi sebelum mendekati dirinya.
"Iya sayang aku mandi dulu deh..." jawab Gino yang sudah sangat hafal sikap bumil muda itu.
Setelah ia selesai ternyata Anes sudah tertidur pulas. Mungkin karna terlalu lelah melakukan penerbangan dengan membawa calon 2 bayi mereka.
"Bilangnya tadi ga cape tapi sekarang udah pules aja." ucap Gino menggelengkan kepala.
Saat ingin beranjak membuka koper Anes menahan lengannya. Membuat Gino berjongkok dipinggir ranjang.
"Kenapa?" tanyanya.
"Gausah pake baju." jawab Anes dengan tatapan menggoda. Kode keras untuk Gino yang memang sedang menunggu-nunggu.
"Iya sayang.. Si kembar minta aku tengokin ya?" ucap Gino cengengesan. Anes hanya manggut manggut.
Gino hanya memakai boxer dan bertelanjang dada. Sedangkan Anes sudah hampir bersih dari sehelai benang pun, hanya bra hitam itupun sudah berantakan akibat ulah suami mesumnya.
Melihat Gino yang sedang sibuk membuka kemasan pengaman membuat Anes menatapnya dalam. Rambut berjambul, dada bidang dan wajahnya saat itu merupakan pemandangan yang sangat indah.
Menyadari istrinya yang sedaritadi terus tersenyum menatapnya membuat Gino semakin bergairah.
Istrinya ini sebenarnya malaikat kali ya. Cantik, sexy, bibirnya indah, hatinya lembut. Dan yang paling ia suka adalah kedua bukit kembar yang selalu memintanya untuk menjamah.
"Ahhh." desah Anes saat kejantanannya mulai memaksa masuk. Suara itu selalu membuat Gino semangat melancarkan aksinya.
"Sayanggh. Ahh."
"Pelan pelanhh.."
Mendengar rintihan istrinya Gino melambatkan gerakannya. Ia hampir lupa kalau didalam ada 2 buah cinta mereka.
Sedangkan didepan pintu 5 manusia ajaib sudah berebut untuk mendengar suara2 aneh.
"Anes kenapa?ko nangis sih. Jangan jangan dijahatin Gino." ucap Sania polos.
"Bukan nangis San, tapi lagi enaena." sahut Edo gemas dengan kepolosan Sania.
"Enaena kaya gimana sih Do? Sania gangerti ihh." Jawabnya sambil menghentakan kaki seperti anak kecil yang tidak dibelikan es krim.
"Sania mau tau?" tanya Edo dengan wajah iblisnya. Sania mengangguk dengan semangat.
"A-aww. Babi lo Put." teriak Edo saat Putri mencubit lengannya. Tanpa perlu disautin Edo sudah kikuk melihat sorotan ratu iblis itu.
"Anjir Gino sadis juga mainnya ya." ucap Rasya.
"Bukan sadis Sya tapi terlalu semangat." sahut Putri.
"Kita mau nguping disini sampe kapansi?pegel gue." ucap Tian.
"Sampe mereka selesai Yan." jawab Rasya yang sangat konsentrasi menempelkan telinganya dipintu kamar suami istri itu.
"Emmh.." Desah Rasya membuat Putri menengok padanya.
Siapa lagi kalau bukan kelakuan bejat Edo yang gila. Suara dari dalam kamar berhasil membuat orang-orang itu salah fokus.
Edo yang posisinya di belakan Rasya berhasil membuat benda dalam celananya bergesekan. Hanya Putri yang menyadari itu, ia segera mendorong keempat temannya kembali ke kamar masing masing.
Pukul 03.00 sore mereka sudah berencana untuk berkeliling. Putri, Sania dan Tian sudah menunggu di ruang keluarga villa itu.
"Lah?Rasya sama Edo mana?" tanya Anes mencari cari dua sosok yang hilang.
"Aduh mati gue digantung maminya!" Ucap Putri heboh.
"Apaansi lo Put?" Tanya Gino.
"Tadi kita denger Anes nangis.. Anes kenapasi?" Tanya Sania tanpa basa basi. Membuat Anes dan Gino melempar tatap.
"Lo nguping San?"
"Engga, tadi kita dengerin bareng bareng." Jawaban Sania membuat Anes membulatkan matanya ke arah Putri yang hanya membalas cengiran.
"Yaudah coba cari si Rasya sebelom abis sama Edo." sahut Tian yang ikutan panik. Masalahnya itu anak orang woyy!!
Saat mereka hampir sampai dilantai 2 Rasya sudah keluar dengan pakaian yang berantakan. Wajahnya kaget karna sahabat sahabatnya menatap seperti menciduk maling.
"Biar gue jelasin ya..." Ucap rasya dengan nyengir terpaksanya.
"Edo nya mana?" Tanya Tian. Rasya hanya menunjuk kearah kamar dengan jarinya.
"Ahhh gila." Ucap Gino kewalahan dengan sikap satu anak biawak itu.
"Tenang aja ih. Keluarnya di luar ko.." Ucap Rasya ragu-ragu. Kelima sahabatnya itu hanya menatap meminta penjelasannya diteruskan.
"Ada apaaa-an nih..." ucap Edo yang kaget ternyata sudah ramai.
"Ya abisnya gue ga tahan. Si Rasya juga pasrah aja gue ajak kekamar." jelas Edo di ruang keluarga.
"Enak aja. Kan lo yang maksa-maksa ngebuka baju gue." Sahut Rasya membela diri.
"Sssttt.. Enak berdua masih aja salah salahan." ucap Gino pusing mendengar perdebatan mereka.
"Lo sih pake acara enaena segala. Mana desahnya kenceng bgt lagi sampe kekamar kita. Gabisa ditahan dulu apa sampe balik." Ucap Rasya. Sania yang belum paham hanya menyimak mereka berargumen.
"Gabisa!" Ucap Anes jelas dan padat. Tidak ada yang berani bersuara lagi, Anes hanya tersenyum bangga.
"Jadi gimana nih?gue tuh khawatir Sya takut lo bunting diluar nikah." tambah Anes.
"Gue cuma takut digantung sama mami lo Sya." sahut Putri.
"Yaudah gini aja. Gue bakal tanggung jawab ko sama lo Sya. Kalo lo hamil beneran gua bakal langsung nikahin lo. Tapi kalo engga..." ucap Edo diputus.
"Kalo engga apa?!" Ucap Rasya yang sudah menjambak jambulnya.
"Ka-kalo engga ya gue nikahinnya ntar ntaran tunggu gue dapet kerja anjir... Lepas Sya."
"Awas lo boong! Gue aduin ke papi!"
"Dasar ngaduan!" ucap Edo tepat didepan wajah Rasya.
"Yah.. Udah mau magrib nih. Gajadi jalan jalannya ya?" ucap Sania membuka suara.
"Ohiya yaallah sampe lupa San. Yaudah kita makan malem aja direstaurant depan." Ucap Anes yang disetujui oleh yang lain.
-----------------------------------------------------------
#TBC
maaf kalo tidak jelas😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Любовные романы[17+] Vanesha talita dan Giorgino malik, siswa SMA kelas 3 yang sejak kecil menjadi musuh bebuyutan itu tak menyangka kalau kedua orangtua mereka telah menjodohkan sejak mereka masih bayi. Bagaimanakah perjodohan itu berlanjut?kebahagiaan apa yang t...