6 :: Sangat Menyebalkan

38.8K 4.4K 431
                                    

Milka mematung di depan cowok berhoodie navy itu. Matanya membulat sempurna, lidahnya kelu serta jantungnya berdegup kencang kala mata elang itu menatap tajam ke arahnya. Sedang apa seniornya itu di rumah Tante Bella? Apa dia keponakan Tante Bella? Atau Langga juga ternyata bekerja di rumah itu? Atau, Milka terkejut sampai mulutnya terbuka yang langsung ditutup oleh tangannya, jangan-jangan Langga anak dari Tante Bella?

''Eh, woy!'' Langga mengibaskan tangan di hadapan gadis itu. ''Kenapa muka lo asem begitu? Kayak liat setan aja.''

Milka masih pada ekspresinya, mata bulat itu mengerjap-ngerjap tak percaya. Sementara Langga yang melihat ekspresi Milka menggigit daging di balik bibir bawahnya, menahan diri agar tidak tersenyum karena jujur ekspresi itu malah membuat Milka terlihat gemas.

Langga berdecak. ''Bodo amat dah, gue nggak peduli lo ngapain di sini.'' Ketika cowok itu akan melangkah untuk pergi dari hadapan pintu, Milka malah merentangkan tangan, mencegah Langga pergi membuatnya mengernyit bingung. ''Heh, cupu! Lo ngapain sih?''

''Emm, itu Kak, ituan…''

''Apaan?'' potong Langga.

''Emm ituan, Tante Bella ada di rumah?''

''Ngapain lo nyari nyokap gue?'' Langga menaikkan sebelah alisnya.

''Tante Bella mamanya Kakak?'' Milka menunduk ketika Langga malah menatap tajam dengan wajah kepalang kesal, lalu cowok itu melangkah pergi tanpa menjawab pertanyaan Milka atau sekadar pamit. Milka menatap cowok yang sudah pergi dengan motor sportnya. ''Padahal Milka cuman nanya.''

''Permisi Dek, cari siapa ya?'' Suara itu membuat Milka menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya sedang menatap bingung ke arahnya.

Milka tersenyum sopan. ''Tante Bellanya ada?''

''Oh, nyari Nyonya toh. Silakan masuk Non.'' Wanita paruh baya itu menggeser tubuhnya ke samping, mempersilakan Milka masuk.

''Terima kasih.'' Milka mengangguk dan masuk ke dalam rumah.

Motor sport hitam itu melaju kencang membelah jalanan kota yang tidak macet seperti biasanya. Di balik helm full face Langga fokus pada jalan di depannya. Dia sedang menuju ke rumah Bianca, saat sebelumnya Langga mampir ke McD untuk membeli pesanan gadis itu. Sepanjang perjalanan dalam hati Langga terkekeh kecil ketika mengingat wajah konyol gadis itu, namun dibarengi rasa kesal ketika mengingat bahwa gadis itulah yang berani menghentikan aksinya saat membully Bobi.

Sebenarnya Langga tak habis pikir dengan gadis itu ketika dibully Bianca gemetar begitu ketakutan tapi tadi saat di sekolah gadis itu berlaku sok berani dengan menghentikan aksinya.

Motor Langga memasuki kompleks perumahan elit. Menyelusuri jalan menuju rumah Bianca hingga akhirnya motor itu berhenti tepat di depan pagar putih, Langga menyalakan klakson membuat satpam buru-buru membuka pagar. Motor itu di parkirkan di pekarangan rumah Bianca, Langga melepas helm lalu turun dari motornya dan melangkah menuju pintu.

Cowok itu menekan bel hingga seorang wanita membuka pintu. Langga tersenyum ramah, menyalami tangan wanita itu yang tak lain ibunda Bianca. ''Bianya ada, Tante?''

''Ada Lang, masuk aja. Bia di kamarnya.'' Wanita itu tersenyum mempersilakan Langga masuk. ''Kata Bia kamu nggak akan ke sini?''

''Tadinya sih gitu Tan, cuman katanya Bia lagi pengin McD jadi Langga beliin aja.''

Laila--ibunda Bianca terkekeh kecil. ''Aduh, Bia pake repotin Langga padahal Tante bisa beliin buat dia.''

''Nggak pa-pa, Tan. Lagian kalau buat Bia, Langga mah nggak pernah ngerasa direpotin.'' Langga menggaruk belakang kepalanya membuat Laila tertawa.

NepentheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang