10

170 5 0
                                    

BAB 10 Sebaran Aneh 2

      Cinta bagai jelangkung datang tak di jemput pulang tak diantar. Cinta itu sangat indah membuat orang canduakan debarannya, membuat orang senang akan rasanya hingga tak peduli waktu dan tempatnya. Namun cinta dapat begitu menyakitkan, berisi  kepedihan dan kesengsaraan. Saat cinta itu datang mampukah kita meraihnya? saat cinta itubpergi mampukah kita melepaskanny?

"Pakunya!" Seorang gadis mengadahkan tangan meminta paku yag ia titip pada sahabatnya itu.

"Gue pengen kasih tu cowok pelajaran."Gadis itu menusukan paku ke dalam ban motor berwarna hijau itu.

"Kenapa nggak lo bakar aja, biar hangus sekalian." Ucap siswi yang berdiri dwngan tangan bersedekap.

"Selesai... YugiYugi cukup lo aja yang bergelar dead devil, jangan sertakan gue, ok." Ucap Ayuni berdiriyang langsung dihadiahi tatapanematikan oleh Yugi, lalu gadis itu menarikYugi pergi tanpa memperdulikan raut wajah sahabatnya tengah menatapnya dg hawamebunuh. Karena orang-orang mulai berdatangan ke parkiran.

     Kini Ayuni dan kelima sahabatnya tengah berda di kelas 12C, di sana hanya ada mereka berenam karena siswa yang lain lebih memilih pulang ke rumahnya. Sebenarnya mereka sufah mau pergi saat Ayuni sadari sepatunya yang basah tertinggal didalam loker.

"Kamu ini baru 17 udah pelupa kayak nenek aku aja." Ucap Wini.

"Bahkan tu nenek lebih pintar dari dia." Tambah Yugi.

"Lo berdua kenapa mojpkin gue sih. Di bandingin sama nenek-nenek lagi." Ucap Ayuni manyun.

"AYUNI!!!" Teriak seseorang dari luar. Membuat semua mata melihat ke arah pintu. Ayuni yang menyadari namanya diteriakki malah memasang wajah sangar penuh intimidasi.

"Napa lo teriak-teriakin nama gue?kangen?" Ucap gadis itu berlagak pinggang.

"Seharusnya gue yang nanya. Kenapa lo kempesin, hah? "

"Ada bukti apa lo nuduh gue ngempesin ban buntut lo itu." Ucap Ayuni menaikan nada suaranya.

"Omongan lo buktinya. Gue cuma bilang kempesin nggak pake ban motor."

"Gu..gue cuma nebak aja. Biasanya kalau kemps, kan ban." Ucap Ayuni gugup.

"Udah jangan ngeles deh. Gara-gara lo gue nggak bisa les hari ini. Lo harus tanggung jawab." Perintah pria itu.

"Enak aja lo nyuruh gue tanggung jawab. Lo sendiri udah cipratin air penuh lumpur ke sepatu gue, dan sekarang warnanya jadi coklat gara-gara lo."Bela gadis itu menunjukkan sepatu kets putih yang telah menjelma menjadi coklat.

“Palingan di cuci tu warna balik lagi sedangkan ban gue udah bocor dan bengkel sangat jauh dari sini.”

"Hello masih lamakah? Kalau begitu Ayuni kami tinggal dulu selesaikan urusan lo dengan Jio gue sama yanglain pulang duluan, ok." Ucap Wini lalu mengajak sahabatnya pergi.

"Bye Ayuni." Ucap Mita melambaikan tangan dengan senyum diwajahnya.

"Yakkk kalian sahabat gue apa nggak sih tega amat. Yugi lo belain gue dong! Kan lo juga ikutan bantuin gue cari paku."Teriak gadis itu tak rela.

"Gue kan ngga tau kalau tu paku buat bocorin ban." Ucap Yugi sok poloslku pergi menyusul Wini, Vica, Mutia dan Mita yang sudah terlebih dahulubpergi.

"Yaak Yugi! Sumpah ya nggak salah lagi lo memang iblis. Lo bahkan nyaranin gue buat bakar tu motor. Yakk YUGI!!!!!" teriak Ayuni murka.
****

"Masih jauh nggak sih, bengkelnya?" Ucap gadis yang tengah mendorongmotor ninja hijau itu.

"Lo jadi cowok sadis amat tau nggak?"

"Pantes lo nggak punya pacar, karena lo itu nggak adalembutnya kalau bersikap sama cewek. Masa lo nyiruh cewek selemah gue buat dorong ni motor buntut."

"Kalau sama cewek kayak lo nggak perlu lembut. Di tabok aja langsung." Ucap pria itu yang mulai berbicara.

"Dan satu lagi, lebih baik lo diam. Dorong aja tu motor nggak usah banyak tikah."

     Sudah hampir setengah jam Ayuni mendorong motor berwarna hijau itu. Sedang siempunya hanya berjalan melenggang kangkung menatap gadis itu dari belakang.Sampai akhirnya mereka melihat sebuah bengkel tambal ban.

"Wahh.. akhirnya disana ada bengkel tambal ban." Ucap Ayuni riangsambil mempercepat jalannya.

"Sekarang tugas gue udah selesai nganter motor lo ke bengkel. Sekarang giliran lo bersihin ni, sepatu gue sampai mengkilat. Harus benar-benar bersih nggak boleh ada setitik pun debu." Ucapa gaadis itu melempar sepatunyake dekapan cowok itu lalu melangkah pergi.

"Mau kemana lo?" Tanya Jio.

"Ya pulanglah tugas gue kan udah selesai." Ucapa gadis iu.

"Siapa bilang? Lo harus nungguin ni ban selesai seperti sedia kala.

"TerangJio membuat Ayuni tak melanjutkan perjalanannya.

"Rumah lo dimana biar gue anter?" Ucap pria itu yang sudah duduk di motor hijaunya.

"Nggak usah gue bisa pulang sendiri." Balas Ayuni berjalan mendahului Jio.

"Lo yakin nggak mau dianter, nanti kalau terjadi sesuatu atau lo diculik genderuwo jangan sahin gue, ya. Apa lagi sekarang malan jumat kliwon pasti banyak hantunya."Uacap pria itu melajukan sepeda motornya dwngan pelan menyamai langkahvkaki gadis itu.

"Gue nggak takut bahkan muka lo lebih seram dari dedemit."

"Enak aja lo, gue yang setampan ini lo samai sama dedemit lo tu dedemitnya."

"Setan mapan maksud lo?"Tanya Ayuni yangnlebih merip ejekan.

"A..Ay..yu..ni di belakang lo." Ucap pria itu terbata-bata dngan ekspresi ketakutan.

"MEONG..." Refleks gadis itu melompat ke motor Jio dan membenamkan matanya ke punggung pria itu.

"Hahahaha.... ternyata lo takut ama kucing ya." Ejek pria itu yang langsung menancap gas.

"Dasar brengsek lo, hampir aja gue jantungan.Kalaubenaran setan bisa mampus ditempat gue."

"Sorri habis lo kekeh sih nggak mau gue anter." Ucap pria tu masih dengan tawanya.

     Sesaat suasana hening saat mereka menyadari bahwa kini mereka begitu dekat. Tangan Ayuni yang teflek memeluk Jio tadi kini mulai melonggar. Kepalanya yqng sempat bersembunyi di punggung itu mulai menjauh. Sebuah debaran aneh mulai bertabuh dalam dada gadis itu, hawa panas mulai merasuki sendi-sendi tubuhnya bahkan jika hari ini masih siang mungkin warnah merah dipipinya akan sangat ketara terlihat. Tak jauh dari yangdirasakan Ayuni, cowok berperawakan tinggi berkulithitam manis dengansenyuman menawan itu juga memegangidadanya yang bergemuruh lalu kembali bersikap biasa, memperhatikan jalan.

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang