2

480 8 0
                                    

BAB 2 Musuh Bebuyutan

     Di sebuah gazebo sekolah terdengar suara sekumpulan siswi yang sedang bercanda, tanpa mereka sadari semua siswa yang berlalu lalang menatap mereka dengan pandangan yang berbeda-beda ada yang sambil senyum-senyum dan tak jarang mereka hanya berlalu saja tanpa ambil pusing dengan tingkah siswi-siswi itu.

    Tapi tidak dengan segerombolan cowok ini mereka malah mendatangi gazebo tersebut menatap lurus ke enam sahabat itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Hei…! Hei… ke sini, dech!” ajak seorang siswa kepada temannya.

“ada apaan?”

“ada pasukan gado-gado tu, lo mau menonton sesuatu yang menarik nggak?” tawar cowok itu kepada teman-temannya. Cowok itu tak lain adalah lider mereka, Rahmat.

“nonton apa emangnya?” tanya Abi, cowok yang satu ini memang lola pake banget. Tapi walau begitu dia adalah salah satu dari lima cowok terkeren di sekolah ini, kulit putih dan mata sipitnya mampu menghinoptis semua kaum hawa termasuk Mutia yang sangat menyukai pria korea.

“lo mah nggak peka amat dech, no lihat! perang dunia ke tiga udah dimulai tu.” Jawab Rehan menunjuk ke tiga sahabtnya yang lebih dulu menghampiri segerombolan siswi itu.

“Wah… wah… wah… udah pada ngumpul nih anggota gado-gado” ejek Rahmat selaku lider.

     Sontak 6 gadis melotot tajam ke sumber suara, alis mereka semakin menyatu saat melihat segerombolan cowok itu tengah berdiri menatap mereka denga intens. Bukannya melunak karena ditatap tajam, cowok-cowok dengan beraninya mengibarkan bendera perang kepada mereka.

“Maaf di sini nggak ada makanan.” Ucap Ayuni yang mulai geram dengan tingkah cowok-cowok itu.

“apa lo bilang? Lo kira kami ini pengemis.”Tanya Rahmat balik denga sakartis.

“emang bukan, ya? Uppss sorry.” Balas Ayuni lagi. “waduh ni cewek bikin gue naik pitam aja, ni mah bukan RPP lagi tapi Ratu Bibir Toa.” Ejek Jio dengan senyum sinisnya yang disuguhi tawa oleh teman-temannya.

“lo bilang apa barusan.” Balas Ayuni lagi dengan memerah karena menahan amarah.

“ohh… kurang jelas ya?” ungkap pria itu lagi dengan berlagak pinggang.

“wah selain anggota gado-gado mereka juga budek, Bro… hahaha…” kini giliran Dani unjuk gigi.

“kalian ngata-ngatain anak orang budek, emang di rumah kalian nggak ada kaca ya? Perlu aku kasih kalian kaca biar kalian bisa bercemin. Biar kalian tau kalian itu pantas pake celana apa rok.”Kini giliran Mita yang maju.

“bukan rok Mita, tapi daster hahaha….” Tambah Mutia mengundang gelak tawa, bahkan Abi pun ikut tertawa membuat semua mata cowok itu mengarah padanya.

“lo teman apa lawan sih?” tanya Ivan pada Abi. “sorry bro habis lucu sih.” Kata-kata Abi itu semakin membuat hati Mutia berbunga.

    Sepuluh menit sudah berlalu kedua kubu itu masih asyik berseteru, dibandingkan dengan kubu cowok kubu cewek setengah dari anggotanya lebih banyak diam siapa lagi kalau si cuek Wini yang berpikir jika bertemu orang gila gak usah di lawan nanti ke bawa gila.

      Lain dengan Vica dia sangat pemalu, setiap kata-katanya hanya bisa tertahan di ujung lidah tampa mengeluarkan bunyi sedikit pun karena tubuhnya lebih cepat gemetar dari pada bibirnya. Sedangkan Yugi gadis dingin itu hanya menunggu waktu yang tepat agar semua emosi yang ia tahan itu meledak.

Teett… teettt…

     “Brengsek…! Udah bel.”

BRAKK

      Bersamaan dengan bunyi hantaman keras Yugi berdiri keluar dari gazebo menghampiri ke empat sahabatnya yang sedari tadi berdiri di hadapan ke lima sahabat itu.

      Semua orang sangat terkejut dengan suara hantaman itu, reflek semua mata pun tertuju kepada gadis yang kini sudah berdiri di tengah sahabatnya antara Mita dan Ayuni.Tak mau ketinggalan Wini pun menyusul setelah lama sibuk dengan hpnya.

     “kalian ngapain sih ladenin geng cowok alayers ini, bikin stress aja tau nggak mending kita ke kelas udah bel tu!” Ungkap Wini memberi nasehat pada temannya.

“Wah parah ni cewek-cewek, auhhh… sitthh.” Gumam Rahmat sambil mengepal tangannya menahan amarah.

“apa lo mau nonjok gue?” tanya Ayuni menyadari tingkah Rahmat.

“ohh.. Bitch…!! Dasar banci-banci kaleng. Lo mau adu bacot oke, tapi mending lo ke mak lo sana minta susu setelah itu baru temui gue.” Ucap Yugi dengan nada mengejek membuat semua cowok-cowok itu mati kutu.

     Lalu berjalan meninggalkan para cowok itu yang disusul oleh para sahabatnya. Senyum kemenangan terukir jelas di wajah Ayuni, Mita, Vica, Mutia dan Wini. Sedangkan Yugi kembali dengan wajah datarnya.

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang