23

136 6 0
                                    

BAB 23 PESTA DANSA

     Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga, pesta dansa yang diadakan di sebuah aula gedung hotel berbintang lima itu sangat terlihat megah. Ornamen-ornamen di tata rapi, bunga beragam jenis menghiasi setiap sudut aula ini.
Bermacam bentuk balon yang berjejer membentuk pola sungguh terlihat indah. Semua meja tersusun rapi menyisakan ruang kosong di tengah-tengahnya tempat semua pasangan akan berdansa.

     Seorang pria dengan kemeja biru yang dilampisi tuksedo dan dasi kupu-kupunya terlihat sangat gelisah. Ia duduk di ruang tamu menunggu pujaan hatinya selesai menghias diri. Kerutan yangterukir di dahinya tak menghilangkan ketampanannya. Rambut keriting yang biasa tertata asal itu sudah kembali rapi.

Tuk..tuk.. tuk.. suara hak sepatu membuyarkan lamuna pria itu.
“kamu kok la… wah…cantink.” Kesalnya jadi hilang setelah melihat Wini keluar dengan gaun berwarna biru dengan sepatu senada dan rambut hitam lurusnya yang dibiarkan tergerai.

“ayo berangkat, Jio dan Ayuni pasti udah nunggu lama.” Ucap Wini.

     Mobil Rahmat sampai di depan rumah Ayuni, di teras sudah ada Jio yang sedang berbincang dengan kaka Ayuni. Tak beberapa menit saat Wini dan Rahmat menghampiri Jio dan kakak Ayuni, Ayuni pun keluar dengan gaun berbeda tetapi bewarna sama. Gaun yang Ayuni pakai lebih pendek dengan potongan selutut. Sedangkan gaun Wini memanjang hingga menutupi mata kakinya.

      Tak jauh berbeda seperti Ayuni dan Wini yang terlihat cantik dan anggun Vica pun tak mau kalah. Jam tiga siang gadis itu sudah bersiap untuk kesalon, ia ingin terlihat sempurna di pesta nanti. Dengan gau merah maronnya gadi itu berjalan menghampiri Kharel yang tengah duduk di bangku kemudinya. Khusus hari ini Kharel sengaja meminjam mobil bokapnya untuk pergi ke pesta dansa. Nggak mungkin udah dandan seperti ini naik moge apa kata dunia?

“kamu kenapa nggak nunggu di dalam aja sih?” tanya Vica.

“2 jam di salon bisa-bisa kepalaku ubanan.” Ucap Kharel memegang rambutnya.

“masa sih, kamu ada-ada aja.”

“oh ya anak-anak naik apaan?” tanya Kharel teringat dengan sahabatnya.

“Wini udah duluan sama Ayuni. Kalau Mita… mungkin saat ini Rehan sedang menjeputnya. Kalau Mutia nggak tau bisa saja mereka berangkat dengan Rehan.” Jelas Vica.

“lebih baik kita ajak Mutia dan Abi ikut kita. Biarka Mita menyelesaikan urusannya dengan Rehan. Mudah-mudahan mereka bisa berbaikan jiga kita beri mereka waktu untu berdua.” Ucap Kharel membuat Vica sedikit cemberut. padahal dia sudah sangat senang saat tau Kharel bawa mobil jadi mereka bisa berduaan, sekarang pupus sudah harapannya.

     Semua pasangan sudah mulai memasuki aula tempat diadakan pesta itu. Mereka terlihat tampan dan cantik dengan gaya mereka sendiri. Mereka sangat menikmati suasana dan juga makan yang tersaji di sana. Sayang hanya saja di sini tidak ada wine atau pun wiski karena mereka masih pelajar. Dan disini juga tidak ada kolam renang seperti di pesta-pesta orang kalangan atas di sinetro-sinetron.

    “aduh Dani mending gue pulang aja deh.” Gadis dengan gaun berwarna nila dan sepatu berwarna silfer ini tengah duduk di bangku penumpang mobil sport mewah itu. Satu tangannya terangkat karena ditari oleh lelaki yang kini menjadi pasangannya di pesta dansa. Sedangkan salah satu tangannya memegang sebuah tas kecil merek ternama yang tak bertali.

     “masa udah cantik gini lo nggak mau masuk sih.” Ucap Dani yang memperhatikan setiap jengkal tubuh gadis itu. Gaun panjang dibagian belakang dan didepannya sebatas lutut terlihat simple dengan sebuah pita melilit pinggangnya. Rambuatnya bagia atas dijalin membentuk sebuah bunga dan sebagian dibiarkan tergerai.

    “kaki gue bisa putus kalau pake sepatu ginian.” Runtuk gadis itu lagi memandangi sepatu berhak 10 cm itu.

“Yugi kau kah itu?” seseorang mengejutkan Dani dan Yugi. Mereka masih di parkiran seseorang bergaun biru itu sudah berdiri di belakang Dani.

“Mita.” Ucap Yugi terkejut lalu berdiri menghampiri sahabatnya itu.

“kamu kemana aja, kenapa susah sekali di hubungi bahakan aku sudah mencari mu di apartemen itu.” Ucap Mita.

“apartemen? Jadi setiap kali lo minggat ke apartemen itu.” Tanya Dani yang membuat Mita dan Yugi terkejut.

“Minggat?” ucap Mita tertahan.

“lo apaan sih Dan, gue kan memang tinggal disana.” Ucap Yugi tersenyum kaku.

“lo sama siapa ke sini? Mana Rehan?” tanya Dani.

    “hai bro gue di sini.” Teriak pria itu mengahampiri Dani. “Yugi lo…” Rehan menutup mulutnya yang ternga-nga melihat perubahan Yugi.

“jadi lo sepupunya Dani, wah benar-benar kejutan apa lagi gaya lo sekarang.” Ucap Rehan kagum yang langsung membuat Mita cemberut.

“tapi masih cantikan cewek gue.” Tambah Rehan meraih pundak Mita.

“apaan sih, kita itu nggak pacaran lagi.” Ucap Mita sinis.

     “udahlah Mita gue tau lo suka sama Rehan, nanti kalau Rehan pergi lo nyesel lagi.” Ucap Dani.

“emang dia mau kemana?” tanya Mita polos sok acuh.

“lo belum kasih tau dia ya bro?” tanya Dani pada Rehan.

     “Rehan mau sekolah bisnis ke London, dan sebagai sahabat gue sarani kalian buat berbaikan sebelum kalian beneran pisah dan menyesal.” Ucap Yugi kepada Mita dan Rehan.

“kok lo tau?” tanya Rehan pada Yugi.

“kami berdua juga mau kuliah ke sana, tapi si Yugi nggak jadi. Bokapnya takut dia bakal…” Yugi membekap mulut Dani dengan sebuah tisu.

“lo apaan sih.” Ucap Dani kesal.

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang