Hei...hei... jumpa lagi ama author
#dada2alaputriindonesiMaaf ya reader kalau cerita author agak gaje dan banyak typo, maklum author ini manusia yang kadang khilaf hehe...
Jangan lupa jejak and komennya!!!
******
BAB 7 BerdamaiSemua penonton tampak tegang karena ke dua tim sama-sama kuat. Waktu yang tersisa cuma 5 menit lagi, namun skor masih sama 20-20. Tak ada yang berniat untuk bersorak, semua tampak fokus bahkan terlihat cemas lalu menggit buku jarinya.
"SB la la la. SB semangat...!!" Tim cheliders memecah keheningan itu untuk memberi semangat, seakan tak mau kalah tim cherliders Sma Mekar Sari pun memberu semangat. Mendengar ke dua grup chers itu berteriak, penonton pun tak mau kalah mereka meneriaki tim unggulannya.
"Abi semangaa...ttt!!" Teriak Mutia.
"Rehan semangat!"Teriak Mita bersamaan dengan Mutia.
"Vica lo kasih Dani semangat juga dong! " pinta Ayuni pada gadis yag dari tadi hanya diam memperhatikan cowok yang duduk tak jauh darinya.
"Udah lepasin aja mending lo lihat ke depan aja beri tu pangeran kodok lo semangat."Tambah Ayuni lagi. Vica pasrah dengan omongan sahabatnya itu, dengan suara yang sedikit pelan gadis itu memberi semangat Dani sambil mengangkat kertas yang bertuliskan "hidup SB".
Semua tampak bersemangat meneriaki nama pemain unggulannya termasuk ke lima personi gado-gado itu. Tentu saja yang satunya lagi, Yugi lebih memilih untuk diam."Lo nggak ikutan teriak kayak sahabat lo itu?" Tanya seorang pria kepada Yugi.
"Sepertinya lo irit ngomong, ya." Tambah pria tadi, yang langsung diplototi Yugi.
"Ayuni!" Panggil Yugi.
"Ya." Jawab gadis itu.
"Gue balik dulu. Gendang telinga gue bisa pecah kalau disini lebih lama lagi." Ucap gadis itu yang masih menghujamkan pandangan tak suka ke arah lelaki di sampingnya.
Semua bersorak senang terutama siswa SNT karena tim mereka menang, dab masuk babak final melawan tim SB nanti.
"Wah selamat bro." Ucap kharel pada Jio selaku ketua tim Basket.
"Sama-sama, gue tunggu lo besok dilapangan ini."Uca Jio sambil melqkukqn pelukqn sahabat.
"Selamat ternyata lo nggak goblok amat mainnya."Ucap Ayuni pada Jio.
"Dari dulu gue udah jago juga kali, lo aja yang nggak nyadar."Ucap pria itu menaiki sedikit dagunya.
"Idih... nyesel gue mujinya." Gerutu Ayuni.
"Makasih ya my princess, kalau kamu nggak memberi semangat. Mungkin tim gue nggak bakalan menang." Ucapat Dani pada Vica.
"Jadi geng gado-gado sama geng alay udah berdamai ni?"Tanya Kharel menggoda.
"Kata siapa?" Tanya Rahmat dengan nada yang tak enak didengar.
"Siapa juga yang mau berdamai dengan lo." Jawab Ayuni.
"Udah kamu nggak usah ikutan gila kayak dia, dia lagi galau tu ditolak mulu." Ucap Wini yang diadiahi plototan oleh Rahmat.
"Kamu kenapa Mit?" Tanya Mutia saat menyadari perubahan raut wajah gadis itu. Seketika orang yang ditanya langsung mengubah raut mukanya kembali dan memasukan hpnya ke dalam saku.
"Nggak, guys aku permisi duluan ya." Mita pun meninggalkan para sahabatnya.
Gadis itu duduk disebuah taman, tempat yang selama ini menemaninya, mendengarkan keluh kesalnya.
"Apa yang harus aku lakukan, Tuhan? Kenapa semua ini begitu menyakitkan. Adakah setitik kebahagian untukku."
Seseorang menghentikan laju mobilnya saat melihat seorang gadis yang ia kenal tengah duduk di taman, tepat di bawah pohon cemara itu.
"Apa yang lo lakukan?" Ucap orang itu duduk disebelah Mita.
"Nggak cuma duduk aja."
"Lo habis nangis, kan?" Tanyanya lagi, Mita hanya diam menerawang kembali kenangan kenangan yang menggores hatinya itu.
"Lo sangat nggak cocok dengan wajah seperti itu. Gue mungkin nggak tau apa masalah lo, tapi gue yakin lo pasti bisa mengatasinya jadi sekarang tersenyumlah, dan berdamailah dengan hidup lo." Ucap Yugi, sebuah senyum yang tak pernah terlihat itu kini tengah bertengger di bibir gadis dingin itu. Semua aura dead devil diwajahnya kini nampak sirna, bahkan Mita sempatterpaku saat menyadarinya.
"Lo bener nggak mau pulang?" Tanya Yugi pada Mita, sekarang merka tengah berada di sebuah aparten yang diyakini Mita adalah tempat tonggal Yugi.
"Hmm... yaki, kamu tinggal disini sendiri ya Gi?"
"Kenapa tempatnya kecil?"
"Bukan gitu..."
"Udah lo istirahat aja, kalau makan ambil aja sendiri di dapur. Lo bisa pake baju gue kok, kalau kegedean ntu derita lo. Gue mau telepon rumah lo dulu biar mereka nggak khawatir."
"Makasih, hari ini kamu cerewet banget tau nggak?Tapi kamu nggak penasaran apa yang terjadi padaku?"
"Tidak, gue nggak sekepo lo. Kalau lo mau curhat mending sama Wini si penasehat handal."
"Kenapa gitu?"Tanya Mita polos.
"Gue nggak mau nambah masalah gue dengan masalah lo.Masalah gue aja udah banyak."Kata-kata itu membuat Mita menautkab ke dua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Akhir Sekolah (END)
Fiksi PenggemarSINOPSIS "Cinta diakhir Sekolah" Novel ini menceritakan tentang 6 gadis yang berbeda karakter berbeda kalangan, namun dipersatukan oleh jalinan takdir. Dengan bermacam-macam lika-liku kehidupan yang membuat mereka semakin dekat sehingga menjadi...