4

284 7 0
                                    

BAB 4 Siapa dia? 2

SNT merupakan salah satu sekolah terelit di kota ini setelah SB. Tidak hanya dibidang akademik sekolah ini juga terkenal akan prestasi siswanya dibidang atletis dan seni. Semua itu tentu didukung oleh fasilitasnya yang lengkap dari labor bahasa, computer, fisika, kimia dan biologi sekolah ini juga memiliki ruang seni tersendiri.

Namun yang lebih menakjubkan lagi gedung olahraganya yang sangat mengah dan luas, yang terbagi menjadi 4 ruang mualai dari ruang basket, futsal, kolam renang, dan ruang ganti.

Crkkk... ccrkk...

Bunyi percikkan air sungguh menggema di ruangan ini, seseorang nampak tengah asyik mengayunkan tangan dan kakinya. Bergerak seirama menyusuri bulir-bulir bening yang bergumpal disebuah kolam persegi panjang itu.

Segerombolan siswa tengah memasuki gedung olahraga.Pintu demi pintu mereka lalui, hingga berhenti disenuah pintu bertuliskan Basket Room. "Gimana, Bro? lumayan besarkan. Kalau lo mau gue bakal lapor sama kepsek hari inijuga." Rahmat menarik kenop pintu lalu berjalan melewatinya bak pemandu, ia menjelaskan setiap inci ruangan itu.

"Baiklah gue setuju, jadi pertandingan basket nanti akan diadaka didua tempat sekolah gue dan sekolah lo, masalah pembagian waktu pakainya nanti gue lapor panitia pelaksana dulu." jelas Kharel.

"ok, jadi kita deal." Ucap Rahmat menjabat tangan Kharel yang diikuti oleh ke empat temannya. "oh ya gue baru dapat sinyal ni, toilet dimana ya?" Jio pun mengiring Kharel ke toilet yang terletak di dalam Swimming Room.

"Gue denger fans lo udah banyak aja di sini." Tanya Jio memuji, membuat Kharel menaikkan sedikit alisnya.

"nggak sebanyak fans kalian lah." Ucap pria itu merndah.

"tapi lo hebat bisa deketi Rossi, Rahmat aja yang dari zaman purba hingga sekarang tu cewek masih jual mahal, bahkan cuek." Terang Jio.

"masa sih?" ucap Kharel tak percaya.

"Kharel gue ke sana dulu ya angkat telepon, lo masuk aja dulu gue nyusul.

Kharel menarik ganggang pintu itu, terlihat kolam renang yang begitu luas. Riak air membasahi pinggiran kolam menandakan bahwa ada seseorang didalam sana. Tak sampai beberapa langkah pria itu melihat seseorang tengah berenang didalam sana. Namun, sinyalnya kembali berbunyi pria itu pun segera berlari ke toilet pria.

"ahh... lepas juga." Ucap Krareh sambil mengibas-ngibaskan bajunya karena panas. "perasaan tadi ada yang berenang deh." Ucap pria itu celingak-celinguk memperhatikan seisi kolam.

Klikk...

Seorang siswi keluar dari toilet perempuan, dengan baju yang sedikit kusut dan rambut yang masih basah sepertinya gadis itu habis berenang. Mendengar suara pintu di buka membuat seseorang yang tengah berdiri di tepi kolam menatap ke sumber suara.

"Cantik." Satu kata lolos keluar dari mulut pria itu. Gadis yang tak lain adalah Yugi itu berjalan melewati Kharel, sesaat mata mereka saling bertemu. "hai" ucap pria itu, tetapi bukan dibalas Yugi malah diam dan terus berjalan yang meninggalkan pria yang sudah melongo "siapa dia?".

Tett... tet...(jam istirahat ke-2)

"mending gue jomblo karena pilihan, tapi lo jomblo karena keadaan. Sampai lebaran monyet pun lo nggak bakalan dapat Rossi, sebelum lo bonding tu rambut." Ejek Ayuni kepada ketua geng cowok tersebut.

Rahmat, Rehan, Jio, Abi dan Dani merupakan geng cowok yang sangat popular disekolahnya, selain sebagai pemain inti klub basket sekolah mereka juga aktif di oraganisasi lain seperti pramuka, dan PMR.

Kepopuleran mereka tak luput dari banyaknya prestasi yang mereka berikan,dari setiap perlombaan. Di tambah wajah mereka yang tampan-tampan membuat semua siswa perempuan klepek-klepek.

"Ni cewek nyeselin banget ya, untung lo cewek kalau nggak.auuhhhh..." balas Rahmat gemas.

"tapi sarannya bagus juga tu ,Mat." Tambah Rehan membuat Ayunidan Mita tertawa.

"lo pengen gu bacot, ya? Teman gue nggak ada yang setia." Ucap Rahmat memandang temannya. Bagai mana tidak sekarang Abi sedang asyik ngobrol dengan Mutia, dan Dani sedang menggoda Vica yang malu-malu. Dan Rehan tentu kalian sudah tau. mereka seakan lupa bahwa geng mereka adalah musuh bebuyutan.

"di perpus, sama kantin juga nggak ada." Wini datang menghampiri mereka.

"emang kalian lagi nyari siapa sih?" tanya Dani.

"kami lagi nyari Yugi, dari jam pelajaran ke 5 tadi dia nggak kelihatan." Jawab Vica.

"wah... udah rame, ya?" ucap Kharel berjalan beriringan dengan Jio mendekati segelombolan muda-mudi itu.

"nggak dikenalin, ni?" tanya Kharel ramah.

Mendengarkan pertanyaan itu, spontan Mita, Wini dan Ayuni pun menjabat tanga Kharel, yang disusul Mutia dan Vica.Wajah Vicaterlihat merona saat menjabat tangan pria itu.

"lo bisa panggil mereka geng gado-gado alay." Ejek Rahmat yang lasung diplototi ke lima siswi itu.
*****
Seorang gadis kini sedang terbaring di kasurnya dengan pandangan nanar ke atas langit-langit. Perlahan bulir bening itu mengalir membasahi pipinya semakin lama buliran itu semakin deras, ia menggigit ujung bibirnya menahan rasa perih dihatinya agar tak naik ke permungkaan. Tangannya merang
kul erat sebuah bingkai foto.

"Mita!Mita...!" teriakan ini membuyarkan pandangan gadis tadi.

"apa Ma?" tanyanya yang kini tengan menyeka bulir bulir permata bening itu, lalu berjalan ke luar kamar.

"itu, ada Vica maua ketmu kamu." Sebelum menghampiri Vica, gadis itu membasuh wajahnya agar bekas air mata tadi tidak terlihat.

"Ada angin apa ni, siang bolong udah nongol." Gadis bertubuh mungil, berkulit pucat itu kini tengah duduk di hadapan Vica.

"emang aku nggak boleh main ke sini?"
"bukan gitu aneh aja hari minggu kamu datang nemuin aku. Pasti ada apa-apanya.Oh ya kamu mau minum the, jus, dingin panas?" tawar Mita berbasa-basi.

"nggak usah, aku ke sini cuma mau ngajak kamu keg or lihat anak-anak tanding basket."

"bukannya di SB ya?" tanya Mita heran. "itu mah laen, ini pertandingan seru-seru aja yang diadain 2 minggu sekali."

"hmn... gitu ya tapi ngapain? palingan di sana ada si masia purba dengan geng alaynya. Nanti geng alay Geer lagikirain kita nyerah sama mereka."

"kalau Rehan geer kan nggak papa, lampu hijau buat mu. Udah jangan banyak piker lagi! Sana gih ganti baju."
"oh bener juga, tapi kamu kesana mau temuin Dani juga kan. Jadi sekarang udah terima ni." Goda Mita.

"Bukan!siapa juga yang mau lihat tu monyet, gue ke sana mau lihat Kharel tau."

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang