14

135 5 0
                                    

BAB 14 Pertikaian 2

“dari dulu kita memang berlima, dan sekarang masih berlima.” Ucap Vica yang dihadiahi tatapan tajam dari sahabatnya.

“apa maksud, lo?” tanya Kharel.

“Maksud Vica itu Yugi lagi ada urusan penting jadi tinggal kami berlim…” belum selesai Wini menjelaskan Vica kembali memotong.

“udah deh nggak usah di tutupin lagi,  Yugi udah putusi hubungan persahabatan kita, dia bahkan memblokir semua akunnya. Dia benar-benar menjauh dari kita. Bahkan gadis itu memaki kita dan tak menganggap kita sahabatnya selama ini. Pantas tu cewek nggak pernah terbuka sama kita. Alamat nya aja kita ng…”

“cukup Vica, Yugi nggak seperti yang lo bayangkan. Dia pasti punya alasannya.” Teriak Ayuni, gadis ini memang setia kawan walau cerewet ia selalu tau semua sifat sahabatnya.

“Apa alasanya, hah? emang kamu tau nggak, kan? itu karena dia nggak pernah nganggap kita.” Tambah Vica tak mau kalah.

“udah kenapa kalian berantem sih?” ucap Mutia mulai kesal.

“tunggu bukannya Yugi nggak sekolah karena di skors, ya? Tapi sepertinya lebih dari itu.” Terang Rahmat yang sekelas dengan Yugi. Apa gadis itu di skors apa yang dilakukan gadis itu hingga bisa di skors, batin Kharel.

“iya, itu karena dia menampar anak kelas dua. Saat kami menanyakan alasannya Yugi malah marah. Yah terjadilah dia marah dan memutuskan hubungan dengan kami.”

“itu karena Vica yang menyuruhnya untuk tidak mendekati kita atau pun menghubungi kita.” Terang Ayuni.

“kenapa kamu nyalahin aku sih, kamu kan juga bentak dia.”

“tapi aku tak menyurhnya ngejauhin kita.”

“STOP.” Paki Mita yang membuat semuanya terdiam.

“udah diam, semua ini salah kita. Seharusnya kita sebagai sahabat lebih bisa mengerti dia dan kepribadiaanya. Yugi gadis itu memang kasar,kejam dan dingin dengan orang lain bahkan kita. Tapi semua yang dia lakukan selalu memiliki alasannya. Dan kalian juga tau Yugi adalah sahabat yang perhatian namun ia tak bisa berkata lembut. Dan waktu kita menanyainya tentang insiden tampar itu seharusnya kita tunggu dulu dia tenang.” Terang Mita panjang lebar.

“tapi tetap saja dia menampar junior kita hingga mukanya lebam, buktinya dia bersalahkan karena di skors.” Terang Vica lagi.

“iya juga sih, kemaren sepupu gue bilang Yugi menyiram mereka dengan air bekas cucu piring juga.” Terang Jio.

“sekarang kamu mau bela apa lagi Yun? udah terbukti dia memang bersalah, bahkan dia juga membentak kita.” Ucap Vica.

“sekarang kamu mau kemana?” tanya Wini pada Ayuni yang sudah berdiri.

“gue muak disini, gue duluan.” Jawab Ayuni.

“kenapa? kamu malu karena udah ngebela dia hah?” bentak Vica.

“kenapa gue harus malu, yang gue bilang itu benar. Gue percaya sama sahabat gue. Nggak kayak lo, MUNAFIK.” Ucap Ayuni penuh penekanan.

“apa kamu bilang? MUNAFIK? Kamu sendiri apa, egois dan suka memaksakan kehendak. Ayuni! Ayuni! Aku belum selesai ngomong hyakkk!.” Vica sungguh emosi saat ini, kenapa semuarang selalu membela Yugi, Yugi Yugi dan Yugi.

“kamu apaan sih Vic, kita ini sahabat udah tiga tahun kenapa kenapa masih bersikap kekanakan kayak gini sih.” Ucap Mutia.

“apa sekarang kamu juga mau nyalahin aku, aku tahu aku adalah anggota baru diantara kalian jadi aku tak terlalu berharga.” Ucap Vica kecewa dan pergi meninggalkan yang lain.

“sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Mutia frustasi.
“kita ke tempat Yugi aja, aku khwatir sama dia.” Ucap Mita.

“emang lo tau rumahnya?” tanya Kharel yang langsung dianggukan Mita.

“sebenarnya aku udah pernah ke apartemen Yugi, waktu itu aku lagi ada masalah. Entah darimana Yugi tiba-tiba aja nongol dan mengajak ku ke apartemennya itu. Membayangkan dia tinggal sendiri aku jadi khwatir.”

“kenapa baru ngomong sekarang?” tanya Wini.

“habis Yugi nyuruh aku merahasiakannya, habis aku udah pernah ngecewain dia tentang mobil itu.” Terang Mita manyun.

     Wini, Rahmat, Kharel, Mita, Mutia berserta kekasihnyai itu memutuskan untuk pergi ke apartemen Yugi. Sedangkan Jio memilih pulang karena ada les. Lima belas menit akhirnya merekasampai di gedung apartemen itu. Tak seperti apartemen lain, apartemen ini sangat bersih dan bagus.

“lo yakin dia tinggal disini?” tanya Rahmat.

“yakinlah aku kan pernah bermalam disini, apartemennya sangat luas untuk ditinggali sendiri. Aku jadi pengen beli apartemen digedung ini.” Terang gadis itu. Mereka sampai dilantai 12 tempat Yugi tinggal. Beberapa kali mereka memencet bel sama sekali tak ada tanda-tanda keberadaan orang.

“mungkin dia nggak ada di rumah kali .” kata Abi.

“ya udah mending kita pulang aja, besok pulang sekolah ke sini lagi.” Ucap Wini.

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang