15

132 4 0
                                    

BAB 15 Butuh kasih sayang

“Yugi jawab papa, kenapa kamu sampai diskors?” triak pria paruh baya itu. Ia sangat marah mengetahui anak bungsunya itu di skors selama seminggu. Baru 2 minggu dia pergi ke luar kota saat balik dia mendapat berita buruk ini.

“apa peduli papa Yugi di skors.” Paki gadis itu tak mau kalah, yang langsung mendapatkan tamparan dari papanya.

“kenapa kau menamparnya?” bela wanita paruh baya itu membawa Yugi dalam pelukannya namun segera ditepis gadis itu.

“mama nggak usah bela Yugi deh. Mama sama Papa itu sama, kalian begitu sibuk dengan urusan kalian sendiri. Kalian nggak pernah mikirin perasaan Yugi sama kak Ivan. Gara-gara kalian yang selalu bertengkar sekarang kak Ivan pergi dari rumah ninggalin Yugi.” Ucap gadis itu, air mata yang selama ini ia tutupi jatuh berderai membasahi pipinya.

“Yugi.” Ucap wanita itu lirih menyadari ke salahannya.

“semenjak kak Ivan pergi, Yugi merasa kesepian. Yugi ngerasa hampa, bahkan Yugi tidak tau apa rasanya kasih sayang itu.”

“Yugi maafkan mama, kamu tau mama keluar itu mencari ke tenangan. Mama merasa sesak di rumah ini. Karena itu mama lebih suka berpergian.”

“Yugi kamu tahu papa kerja dan semua itu nggak bisa di hendel. Kamukan bisa bermain game atau pergi ke tempat yang asyik. Jadi kamu nggak ke sepian.”

“Yugi nggak butuh uang papa, Yugi nggak butuh mobil papa, Yugi nggak butuh perhiasan mewah atau gaun-gaun indah mama itu. Yugi Cuma butuh kasih sayang dari kalian dan kak Ivan, sebuah ke hangtan dari keluarga. Asal mama dan papa tau Yugi selalu iri melihat teman-teman Yugi. Walau mereka hidup dengan kesederhanaan mereka memiliki keluarga yang harmonis, mereka selalu sarapan bareng makan malam bersama dan memulai hari dengan senyuman. Tetapi keluarga kita semuanya sendiri, bahakan papa dan mama selalu berantem setiam sudah berkumpul.”

“itu karena papa kamu yang selalu pulang marah-marah.”

“kenapa aku, itu kamu saat suami pulang itu bukan disuguhi kopi ke, apa kek. Malah pasang wajah cemberut.”

“salah kamu”

“salah kamu”

“BERHENTI!! mama sama papa pernah mikir nggak perasaan kami, jika kalian memang tak saling mencintai kenapa kalian hadirkan kami jika pada akhirnya kalian hanya mengabaikan kami, dan menyakiti kami.” Yugi berlari meninggalkan orang tuanya yang masih terdiam akibat kata-katanya.

   Semua anak lahir berkat hasil buah cinta dari orang tuanya, seperti yang pepatah katakan seorang bayi merupakan buah cinta dari ke dua orang tuanya. Namun kenapa ke dua orang tua Yugi bisa melahirkannya dengan kakaknya di saat mereka tidak saling mencintai. Apa keterpaksaan bisa menghasilkan dua permata berharga?

“Ini semua karena mu, mas. Andai saja waktu itu kamu tidak kembali pada mantan kekasih kamu itu. Keluarga kita tidak akan seperti ini, Yugi pasti akan tumbuh seperti gadis normal dan Ivan masih tinggal bersama kita.” Terang wanita paruh baya itu pada suaminya.

    “sudah berapa kali aku bilang, kamu itu cuma salah paham. Nengsih itu sedang bersedih karena suaminya baru saja kecelakaan, dia tidak tau harus minta tolong siapa? Jadi dia datang padaku untuk meminta bantuan.”

    “lalu kenapa pas aku pergoki mas bukan mengejar aku malah lebih memilih tinggal bersama perempuan itu.”

“karena aku yakin kamu itu adalah wanita cerdas. Kamu pasti bisa mengerti dengan stuasiku. Dan kamu tak akan mungkin berbuat hal yang berbahaya.” Terang pria itu lalu meminta maaf pada istrinya, dan membawanya dalam dekapannya.

“mengerti? Situasi apa maksud mas hah, Yugi benar lebih baik kita bercerai! Dari awal kita menikah memang tidak ada cinta.”

“terserah kamu.” Teriak pria paruh baya itu lalu pergi dengan penuh kemarahan.

****
     Seorang pria berparas Arabian itu baru saja selesai latihan basket. Di perjalanan ia sempat melihat mobil sedan berwarna putih itu tengah melaju dalam kecepatan tinggi. Seketika ia teringat dengan seorang gadis yang beberapa minggu ini mampu memporak porandakan hatinya. Apa mungkin dia? tanya Kharel pada didrinya.

     Kharel mengkuti mobil sedan itu hingga berhenti di sebuah klub. Benar saja gadis itu keluara dari mobil itu dan segera memasuki klub. Sejenak Kharel berpikir, apakah dia harus masuk menyusul gadis itu. Bagai mana kalu bodigard penjaga pintu itu menanya KTP nya. Ia kan baru proses pembuatan KTP, tapi gadis itu kenapa bisa masuk ke tempat itu. Saat Kharel berniat masuk ia melihat gadis itu berlari mengejar sepasang kekasih yang tengah berjalan.

    Apa yang dilakukan gadis itu tanya Kharel yang terus menatap ke arah Yugi. Matanya membulat lebar saat melihat gadis itu mengeluarkan sebuah pisau dari jaket kulitnya dan menyodorkan pisau itu ke arah pergelang tangannya. “Oh god, apa yang…” ucap Kharel tak percaya. Saat Kharel hendak menyusul seorang pria yang bergandengan dengan wanita sexi itu pun menghampiri Yugi lalu merebut pisau itu. Mereka terlihat sedang berdebat. Beberapa detik kemudian pria bertubuh tegap itu menampar Yugi keras.

“dasar bajingan beraninya dia menampar Yugi.” Ucap Kharel berjalan menghampiri Yugi.

“maaf… maaf..” ucap pria itu meraih tubuh Yugi dalam pelukannya.

“lo jahat, Van. Lo ninggalin gue hiksss.” Kharel menghentikan langkahnya tak jau dari Yugi sekarang ia dapat mendengar jelas percakapan mereka.

“lo tau gue sangat merindukan lo. Gue sangat merindukan kasihsayang lo van, hari-hari gue sepi tampa lo.” Ucap Yugi lagi.

      Kharel pulang dengan perasaan kecewa, gadis yang ia sukai ternyata sudah memiliki kekasih. Bahkan gadis itu rela mati demi mendapankan cinta pria itu. Seperti permainan catur dan Kharel sudah skak mat sebelum berperang.

“apa kau begitu mencintainya hingga seorang Dead Devil sepertimu rela mati deminya, apakah dia begitu berharga hingga bulir bening yang selama ini kau junjung tinggi terhempas begitu saja di dada bidang pria itu.”

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang