24

129 5 0
                                    

BAB 24 berdansalah denganku untuk yang terakhir kalinya!

     Alunan music romantic sudah menggema di aula itu. Saat ini Wini, Rahmat, Ayuni, Jio, Mutia, Abi, Vica dan Kharel, tengah duduk di sebuah meja bundar. Tak beberapa lama Mita memasuki aula itu yang disusul Rehan dan Dani yang memegang lengan Yugi. Gadis yang satu itu benar-benar membuat Dani jengkel.

“pelan-pelan dong lo nggak lihat gue pake sepatu apa?” ucap Yugi kesal saat Dani mempercepat jalannya, padahal gadis itu saja yang lambat dan takut jatuh.

“ini udah pelan Yugi, lo memang nggak ada hormon ceweknya ya.” Ejek Dani.

“YUGI LO…” spontan semua orang melirik kea rah Yugi yang mencekram erat lengan Dani. Ayuni yang pertama menyadari kehadiran Yugi berjalan ke arah sahabat yang sudah lama ia rindukan.

“lo kemana aja sih, gara-gara lo berat badan gue turun. Karena nggak ada yang temanin gue makan.” Ucap Ayuni mendorong bahu Yugi pelan.

“dan nggak ada lagi yang ngomelin aku kalau nonton video BTS.” Tambah Mutia.

“dan juga nggak ada cewek tengil yang harus gue nasehati.” Wini tak mau kalah. Sedangkan Vica hanya diam di belakang Wini, ia takut kalau Yugi bakal membalasnya.

“udah jangan lebay deh, kaki gue sakit ni gara-gara sepatu sialan ini. Mending kalian nunjukin gue tempat duduk yang nyaman.” Bentak Yugi yang risih dengan perhatian sahabatnya.

“kamu nggak marah sama kita kan? Soal insiden itu?” tanya Mutia saat mereka sudah duduk di meja bundar itu.

“nggak.” ucap Yugi meyakinkan.

“mungkin yang marah itu si putri malu. Dari tadi diam aja kayak batu.” Sindir Yugi yang langsung membuat Vica menatapnya.

“aku nggak marah kok, malah aku piker kamu yang marah. Karena aku udah bentak kamu karena menampar anak itu.” Kata Vica kepada Yugi.

    “aku dengar kamu juga nyiram mereka sebelum menampanya. Jadi apa alasan kamu menampar mereka? aku hanya ingin tau kebenarannya. Aku yakin kamu menampar mereka karena mereka bersalah bukan. jadi sekarang pless cobalah untuk terbuka dengan kami. Kamu tahukan kita udah sahabatan udah lama dari jama SMP. Tapi sampai sekarang jangankan keluarga kamu alamat kamu aja kami nggak tau. bahkan Dani sepupu kamu saja kami baru tau sekarang.” Jelas Wini mencoba member pemahaman kepada Yugi. Wini piker ini adalh waktu yang tepa untuk memulai semuanya dari awal tampa kebohongan atau ketertutupan.

    “Mita juga kamu kenapa selalu menyimpan semuanya sendiri, kenapa kami selalu yang terakhir tahu setiap masalah mu.”

“kok aku yang kena?” tanya Mita tak terima.

“habis kamu nangis sendirian di bawah pohon kayak kutilanak.” Ejek Yugi

“Yugi kamu ya…” bentak Mita kesal.

“jadi Yugi apa yang sebenarnya terjadi.”

“oh ayolah haruskah kita bahas itu sekarang. Saat ini waktunya bersenang-senang.” Ucap Yugi mengalihkan pembicaraan.

“udah biar gue yang ngomong, sepupu gue yang satu ini emang rada sakit jiwa.” Ucap Dani sambil mengucek kepala Yugi. Membuata Yugi kesal dan memukulnya dengan tas.

  “makan tu sakit jiwa.” Tampa mereka sadari ada perasaan kesal di hati Vica saat melihat ke akraban Yugi dengan Dani. Selama ini cowok itu tidak pernah mendekati cewek lain selain dirinya. Bahka bertingkah konyol seperti saat ini, pria itu terus saja mengejek Yugi. Sikap yang selama ini tak pernah mereka tunjukan di hadapannya. Apa mereka benar-benar sepupu? Tanya Vica pada diri sendiri.

  “wah.. gue baru sadar kalau kalian kompakan, tapi kenapa Vica dan Kharel berbeda?” tanya Dani membuat semua melirik ke arah ke pasangan itu. Bahkan sekarang dia tidak memanggil aku ‘myprincess’ lagi, oh tuhan kenapa aku jadi sensitive gini oleh perubahannya ucap Vica mencoba mengerti tentang perasaan yang kini tengah mengganggunya.

     Mc pun mulai membuka acara, terdengar suara teriakan dan tepuk tangan setelah panitia menyampaikan pidatonya. Dan sekarang waktunya berpesta di mulai. Para pasangan sudah siap dengan posisinya, music klasik era 90-an pun mulai mengalun mengiringi setiaplangkah pasangan itu. Pasangan Wini dan Rahmat terlebi dahulu memasuki ruanga berdansa yang disusul Ayuni dan Jio, Mutia dengan Abi, Vica dan Kharel. Dan di deretan meja masih ada Rehan yang sedang membujuk Mita.

     “tak bisakah untuk yang terakhir kalinya, berdansalah dengan ku. Mungki ini satu-satunya kenangan yang bisa aku bawa ke London nanti.” Ucap Rehan berlutuh di depan Mita. Mita meraih tangan Rehan, baiklah untuk yang terakhir kalinya aku ingin merasakan kenyamanan lagi saat di dekatmua, batin Mita.

“lo mau berdansa?” tanya Dani pada Yugi, mencoba untuk mengalihkan perhatiannya dari Vica.

“ogah gue nggak suka dansa, gue mau ke toilet dulu mending lo ajak cewek lain.” Ucap Yugi lalu berjalan meninggalkan Dani.

      Yugi berjalan menaiki tangga memasuki rooftop room. Baru saja ia mendapat telepon dari Ivan kalau orang tuanya benar-benar akan bercerai dan besok adalah siding pertama. Sebagai anak ia hanya pasrah toh tak ada bedanya mereka cerai atau tidak, kedua orang tuanya tak pernah memikirkan perasaannya.

     Gadis itu berdiri menyandar di beton pembatas gedung dengan tinggi 20 lantai itu. Matanya menerawang ke atas memperhatikan bintang, namun bukan itu yang menariknya untuk memandang ke atas. Tapi air mata yang berusaha ia tahan untuk tidak jatuh membasahi pipinya.

“apa menangis adalah tindakan paling buruk?”

Cinta Akhir Sekolah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang