Prolog

66 3 0
                                    

Akhir musim semi.

Seoul, 31 Mei 2017.


Gadis itu menatap peron dengan pandangan kosong. Rasanya sudah lama dia tak menginjakkan kakinya di sini setelah kejadian itu. Dia tersenyum, miris.

Langkah kaki mungilnya bergerak maju untuk berdiri di samping tiang penyangga kokoh yang terbuat dari besi. Dia mengusap tangannya yang mulai dingin. Malam terakhir dari musim semi akan berakhir, tapi entah kenapa rasa dingin dari musim dingin yang akan berlangsung sudah mulai menjalar di setiap nadinya. Dingin yang menyiksa.

Meskipun sudah 16 tahun ia tinggal di Korea, tetap saja kulitnya akan merasa sensitif meski tak berlangsung lama. Lain halnya untuk para turis dari negara yang tidak pernah merasakan empat musim. Mungkin mereka akan memakai pakaian yang lebih tebal dari warga Korea asli saat musim salju mendatang, sekitar 4 bulan dari besok.

Mata gadis itu menangkap kereta yang bergerak memasuki peron. Desingan roda baja membuatnya meringis kecil, dia menghela napas setelahnya.

Lagi-lagi ingatan itu melintas. Seharusnya sudah ia buang, tapi nyatanya terlalu manis untuk sekadar dibuang. Kejadian itu adalah kejadian paling manis di hidupnya. Mungkin jika tidak ada momen itu, mereka tak pernah dekat.

Dekat?

Rasa-rasanya kalimat itu mulai terasa asing.

Sekilas, dia melihat wajah laki-laki itu. Dia tersenyum, "Hai, murid SMA Suwa juga, ya?"[]


a.n

Ini pertama kalinya aku bikin fanfic yang visualisasinya adalah negera Korea! Aish, jika ada salah penempatan tempat atau merasa aneh dengan penggambaranku, mohon dibantu ya!

Dann, jika kalian penyuka couple Binnie Joshua, ini dia! Semoga kalian suka dan menikmatinya. Juga, maaf sepertinya fanfic ku yang satu lagi akan aku berhentikan untuk sementara. Selain karena sibukk bangett, aku kehilangan feel cerita itu akibat digantung lebih dari tiga bulan.

Sekali lagi, mianhae~

Kalau begitu aku pamit ya,

Bye,

Biru.

Spring and Goodbye First LoveWhere stories live. Discover now