Pagi ini aku harus kembali ke sekolah, padahal seharusnya aku tengah bermalas-malasan di atas kasur sambil menstalker instagram orang lain. Liburan adalah hal yang paling membosankan, apalagi saat ketiga sahabatmu harus pergi berkencan secara bersamaan dan meninggalkan kamu sendirian.
Itu sangat menyebalkan.
Dan hari tersial.
Aku memasuki koridor sekolah yang sepi, tadi aku janjian dengan Jieun untuk mengambil pakaian olahragaku yang dipinjam olehnya. Gadis itu katanya menunggu di depan ruang musik, jadi aku dengan segera mempercepat jalan agar bisa kembali ke kamar. Aku sangat merindukan kasur, serindu aku dengan Joshua.
Oh, dia lagi.
Aku benci saat harus bertemu Eunwoo. Akhir-akhir ini dia selalu mendekatiku, padahal aku sudah memberi sinyal bahwa aku gak suka.
"Binnie-ya!" seruan Eunwoo membuat aku cepat-cepat berlari kecil menaiki tangga hingga sampai di ruang musik dan segera memasukinya. Aku mengatur napasku, Eunwoo sialan itu sudah pergi. Mungkin mencariku di ruangan lain.
Aku menoleh cepat saat bunyi tut ditekan kuat-kuat. Mataku terbelalak melihat ada Minghao yang tengah tersenyum di depan piano. Cowok itu berdiri dan menghampiriku dengan hoodie dan celana jeans hitam, dia tampak menarik.
Oh, ada apa dengan pikiranku di liburan ini?
"Ya!" katanya. "Sedang apa di sini?" tanya cowok itu ketika sudah berada di depanku.
Baru saja aku ingin menjawab, suara Eunwoo kembali terdengar. Dengan cepat aku membekap mulut Minghao dan menarik cowok itu untuk menunduk. Derap langkah kaki mulai mendekat, membuat keringatku merembas karena takut. Aku sudah mendengar dari beberapa teman bahwa Eunwoo menyukaiku. Tapi aku gak tau, bahwa dia adalah stalker yang selalu mengikutiku tiap saat.
Bahkan dia hampir mengikutiku sampai masuk ke toilet! Itu membuatku panik.
"Binnie-ya," bisik Minghao, membuat aku menoleh dan mataku kembali terbelalak. Ini terlalu dekat, napas Minghao terlalu terasa di wajahku. "Dia siapa?" tanya cowok itu.
Aku meneguk ludahku dengan susah payah. Kenapa jantungku berdebar dengan cepat?
"Ah, eum, dia cowok aneh," aku mengalihkan pandangan, mendengar bahwa langkah kaki Eunwoo sudah mulai menjauh dan aku sungguh bersyukur.
Minghao mengangguk pelan. "Oh, kalau begitu, apa teman yang kamu tunggu itu dia?"
"Bukan," jawabku, ingin berdiri namun Minghao menahan tanganku. Aku nggak mengerti sama sekali.
Bayangan tentang Joshua yang bertanya tentang Hyunwo yang mengantarku ke tempat di mana aku janjian dengan Joshua. Pada saat itu aku gak tau bahwa Joshua cemburu, jadi aku yang saat itu sudah resmi menjadi pacar Hyunwo sunbae hanya bisa mengernyit melihat wajah masam Joshua.
"Ku pikir Lisa yang mengantarmu," ucap cowok itu, nadanya sedikit sebal.
"Wae? Dia kan pacarku," balasku, tidak mengerti.
Jeda. Cowok itu mendesah dengan keras. "Baiklah, ayo belajar!"
"Ada apa?" Minghao bertanya lagi, wajahnya semakin dekat.
Aku bergerak gelisah, cowok ini makin aneh. "Aku yang harusnya bertanya, kamu kenapa?"
Badan Minghao langsung menegak, wajahnya memerah. Cowok itu berdiri kemudian mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Pada saat itu, aku baru sadar bahwa mata Minghao memerah. Apakah cowok itu sehabis menangis?
"Wae? Kenapa matamu memerah?" Aku memegang bahunya, dan cowok itu langsung menarikku mendekat.
Napasnya terasa hangat menyentuh leherku, dadanya seperti sesak. Tangisan Minghao membuat aku bingung sekaligus khawatir. Ada apa? Apa dia sakit?
YOU ARE READING
Spring and Goodbye First Love
FanfictionDi musim semi ini, aku mengucapkan selamat tinggal padamu, cinta pertamaku. ^^^ Pada awal semester di musim semi, Binnie bertemu dengan seorang laki-laki. Mereka berteman hingga percikan itu datang. Percikan yang disebut cinta. "Kadang manu...